Kapanlagi.com - Proses hukum tentang perseteruan yang terjadi dalam tubuh PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) mulai bergulir. Hari ini, Jenny Rachman menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Bagian Kriminal Umum, berkaitan dengan pelaporan yang dilakukannya atas kasus keanggotaan Aa Gatot Brajamusti yang dinilai oleh Ketua Umum PARFI itu sebagai sebuah rekayasa.

"Yang jelas hari ini menindaklanjuti laporan saya tentang Aa Gatot yang kemarin. Hari ini di buat BAP (Berkas Acara Pemeriksaan), saya dan teman-teman semata-mata ingin menegakkan kebenaran," ujar Jenny dengan ditemani kuasa hukumnya, Kartika Yosodiningrat, SH, di Polda Metro Jaya, Rabu (8/6), usai menjalani pemeriksaan.

"Saya hanya menjalankan amanah yang ada di AD/ART organisasi PARFI. Kalau ada orang yang mencalonkan terbukti tidak memenuhi persyaratan itu tentu tidak sesuai tentu itu kan melanggar AD/ART PARFI," imbuhnya.

Pada kesempatan itu ada sekitar 24 pertanyaan yang diajukan pada Jenny, seputar pelaporannya. Jenny menegaskan bahwa seharusnya calon itu mengerti wawasan tentang perfilman dan tentang organisasi perfilman.

"Bagaimana mungkin orang bisa memimpin PARFI jika dia sendiri tidak dari latar belakang perfilman?" tanyanya.

Aa Gatot telah ditunjuk dan dipercaya oleh anggota PARFI sebagai Ketua Panitia Penyelenggara Kongres PARFI. Tapi kenyataannya, papar Jenny, Aa tak menjalankan amanah, sehingga sangat disayangkan Kongres PARFI yang telah dilakukan beberapa waktu lalu seolah-olah menjadi ajang premanisme.

"Ada ambisi-ambisi dia untuk menggunakan hak suaranya, yaitu untuk memanipulasi keanggotaan untuk tujuan dipilih. Tentang film yang dikatakannya pernah diperankan itu tidak benar. Saya kira orang awam pun tidak pernah tahu dia pernah main film apa. Hal ini jadi menutup peluang bagi teman-teman artis lain yang ingin mencalonkan diri," tegasnya.