Kurang Hoki, NuKla Balik Ke Nama Asal

Kapanlagi.com - Pendiri NuKla, mengharapkan nama baru itu membawa hoki. Namun nyatanya nama itu kurang dikenal memasyarakat untuk itu mereka sepakat kembali pada nama lama yang sebenarnya sudah jadi ikon grup, KLA Project.

Awalnya dengan beralasan ingin mendapat suasana baru, karena personilnya juga baru, KLA Project sempat dengan nama NuKLa. Personilnya, Katon Bagaskara (vokal), Adi Adrian (kibor), Harry Goro (drum), Yoel (gitar), dan Erwin Prasetya (bas) ingin memberi napas baru pada band ini.

Mereka malah sempat merilis album NuKLa New Chapter. Sayangnya, setelah dievaluasi oleh perpsonil dan manajemen, ternyata nama NuKla tidak serta merata diterima oleh Klanis (sebutan fans KLA Project-red). "Benar, kita memang kembali memakai nama KLA Project," terang Adi dan Katon yang dikontak via telepon.

Memang, secara gaung, album NuKla kurang "nyaring' terdengar. Apakah album tersebut juga gagal dipasaran? "Tidak juga, karena kita masih terima royalti yang lumayan dari album tersebut," kilah Adi.

KLa Project memang menorehkan 'romantisme baru' di dunia musik tanah air. Musiknya yang enak didengar dengan lirik ala Katon yang penuh bertutur soal cinta, membuat band ini cukup sukses di kancah musik tanah air.

Di tahun 1988, empat orang anak muda memulai debutnya dalam musik dalam negeri, dengan membawa nuansa baru pada warna musik Indonesia. Empat orang ini adalah : Katon Bagaskara (bass-lead vocal), Lilo (gitar-lead vocal), Adi Adrian (keyboard) dan Ari Burhani (drum) dan menyebut dirinya sebagai KLa Project.

Nama ini terdiri atas dua kata KLa dan Project. Untuk kata KLa ditulis dengan huruf kapital 'K' , 'L' sedangkan 'a' dengan huruf kecil, yang berarti nama dari personilnya yaitu : K = Katon Bagaskara, L = Lilo dan a = Adi Adrian dan Ari Burhani. Sedangkan untuk kata Project berarti bahwa kelompok musik ini terbuka untuk vokalis dan musisi lain untuk bergabung dalam mendukung KLa Project.

Di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, KLa Project kemudian mulai menghasilkan karya-karya agung bagi musik Indonesia dengan membawa gaya melodi baru dengan berisi syair-syair lirik lagu yang puitis penuh makna dengan memasukan sastra Indonesia dan tradisional, sehingga membedakan dan menjadikannya khas dibandingkan gaya grup musik lain.

Adalah Jan Djuhana, dari Team Record (sekarang Pak Janadalah salah satu petinggi Sony Music Indonesia -red) yang pertama menggarap KLa, lewat album "10 Bintang Nusantara", berisi kumpulan lagu artis nusantara, yang melejitkan lagu Tentang Kita, dan terjual dengan 200 ribu album.

Album pertama dan kedua KLa Project, mendapat sambutan baik, dan keduanya mendapat sukses. Bahkan di album kedua dengan hits Yogyakarta melambungkan nama KLa, yang membuat warga Yogyakarta merasa tersanjung.

Lagu-lagu yang ditampilkan KLa Project umumnya bertemakan manis pahitnya cinta (dalam lagu Yogyakarta, Tak Bisa Ke Lain Hati dan Waktu Tersisa), lingkungan sekitar (Pasir Putih dan Hidup Seputarku), renungan (Hey dan Tinggal Sehari) dan tanah air (Hingga Memutih Tulang dan Saujana).

Namun rupanya KLa Project, harus kehilangan drumer mereka, Ari Burhani, yang memilih untuk keluar. Album KLa yang ke-4 yang diberi nama Ungu mereka tampil tanpa Ari.

Sejak saat itu, KLa Project hanya tampil bertiga namun dalam konser-konser mereka banyak didukung oleh musisi lain bahkan sampai musisi luar negeri pun ikut membantu mereka.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(*/erl)

Rekomendasi
Trending