Melalui akun twitternya, Dea mengungkapkan semua uneg-unegnya. Mulai dari kemarahannya kepada Eel, sampai kekecewaannya kepada pihak kepolisian yang menurutnya tidak melindungi dirinya sebagai masyarakat awam.
Menurut Dea, polisi terkesan menutupi kasus ini darinya. Bahkan, ia baru mendapatkan surat panggilan setelah berita ia resmi jadi tersangka ramai di media.
"Dan surat panggilan pun baru sampai setelah pemberitaan gencar di media. Dan anehnya, kemarin saya tanya Pak penyidik malah ditutup-tutupi. Katanya status saya masih saksi. Kenapa orang-orang awam lebih dulu tahu daripada saya? Kenapa pak penyidik tidak kasih tahu saya keadaan yang sebenarnya waktu saya cari tahu tentang status saya?," tulis mantan personel grup Warna itu di Instagram.
Menurut Dea, bukan dirinya yang menjual mobil. Bahkan sejak awal ia tidak punya ide untuk menjualnya. Ia hanya menerima kebaikan hati seseorang, tapi ia yang mendapatkan getahnya.
Namun ia menerima semua itu sebagai resiko perjuangannya untuk sang buah hati, Melody. Hanya saja, Dea menyayangkan, mengapa kasus ini merebak saat Melody sedang menghadapi ujian kenaikan kelas.
Wooiiiii...!!! Anak gue lagi ujian kenaikan Kelas ya!!! Please ga udah cari sensasi pake ngadain Pers conference pingin muncul di tv!!! — dea mirella (@deamirella) May 29, 2014
Kecewanya sih bukan krn jadi tersangka, tp kecewa krn polisi yg harusnya jd pelindung masyarakat tp malah menutup2i ketika saya cari info. — dea mirella (@deamirella) May 30, 2014
Bkn sy yg jual mobil dan bukan ide saya utk jual mobil, sy hny terima kebaikan hati seseorang yg prihatin dgn anak sy,skr malah jd tersangka — dea mirella (@deamirella) May 30, 2014
Namun ternyata Eel tidak terima mobil itu dijual tanpa persetujuannya. Meski BPKB atas nama Ninda, Eel tetap melaporkan Dea ke polisi dengan pasal penggelapan, dan kini ia ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman 4 tahun penjara.
Bagaimana kasus rebutan harta gono-gini antara Dea dan Eel akan berakhir? Kita tunggu saja kabar berikutnya.
(kpl/phi)