Lika Liku Industri Musik Nasional (2)

Mati Suri Akibat Pembajakan dan Dilema Mimpi Go Internasional

Penulis: Adhib Mujaddid

Diperbarui: Diterbitkan:

Mati Suri Akibat Pembajakan dan Dilema Mimpi Go Internasional @foto: KapanLagi.com®

Kapanlagi.com - Mesti tiap tahun hari Musik Nasional selalu diperingati, namun kondisi perindustrian musik tanah air hingga sekarang masih tiarap. Di sisi lain, beberapa penyanyi mencoba peruntungan melebarkan sayap ke mancanegara. Seperti diketahui Anggun C Sasmi telah terlebih dulu meniti karir di luar negeri sendiri dan sukses. Belakangan Agnes Monica mengikuti jejak pelantun Tua Tua Keladi itu. Bahkan dia menggandeng penyanyi Amerika Timbaland di single Coke Bottle.
Momen Hari Musik Nasional sepertinya dapat dijadikan batu loncatan penyanyi tanah air yang berniat go internasional walau hal tersebut kembali lagi pada diri biduan.

Agnezmo, sedang berjuang di Amerika @foto: KapanLagi.com®Agnezmo, sedang berjuang di Amerika @foto: KapanLagi.com®


Pengamat musik, Denny Sakrie menilai niat para penyanyi atau musisi yang hendak berkarir secara internasional bisa saja terjadi. Malah menjadi artis internasional. Tetapi hal ini tergantung dari siap tidaknya si biduan atau musisi tersebut.
"Go international seperti apa? Kalau mau jadi artis internasional konsekuensinya ya harus pindah ke negara yang jadi barometer industri musik dunia seperti Amerika Serikat atau UK. Apa yang dilakukan Anggun itu udah benar. Dia bukan go international lagi tapi jadi artis internasional," katanya, Senin (10/3).
Pasalnya, saat ini perkembangan teknologi yang terus berjalan sangat mendukung seseorang untuk berkarir tidak cuma di dalam negeri. Apalagi dorongan sosial media guna menempatkan karya kian kuat sehingga lebih mudah dikenal.
"Kalau menurut saya, di zaman teknologi IT semakin canggih, istilah go internasional itu sudah basi. Karena sekarang siapa saja bisa mempublikasikan karya-karyanya lewat sosial media secara utuh," lanjutnya.
Langkah demikian, kata Denny, sebenarnya telah dijalankan musisi - musisi di luar label. Bahkan karya mereka yang telah dikenal lebih dulu dibandingkan musisi berlabel.

WSATCC, lebih dulu ngetop di Amerika @foto: KapanLagi.com®WSATCC, lebih dulu ngetop di Amerika @foto: KapanLagi.com®


"Band-band indie sudah banyak melakukan hal itu kok. Karya-karya mereka ditemukan dalam pasar musik internasional tanpa banyak gembar gembor. Grup seperti White Shoes and Couples Company sejak tahun 2010 karyanya telah dirilis oleh label Minty Fresh di AS dan masih banyak lagi," urainya.
Namun tetap harus diingat bahwa untuk go internasional itu tidak mudah serta butuh proses. Yang tak kalah penting adalah kekuatan diri kuat dari penyanyi atau musisi itu dan sesuatu yang membedakan dari biduan sebelumnya yang sudah berhasil menancapkan kuku di musik internasional.
"Kendala paling utama adalah kemasan, jati diri atau karakter dari si artis. Kalau mereka hanya sekedar bayangan dari artis-artis yang udah punya nama, sampai kapanpun gak akan tembus internasional. Ingat, para penikmat musik lebih menginginkan sebuah sosok atau karya yang orisinil bukan epigon," terangnya.
Selain itu tolak ukur bagi artis yang go internasional dapat dilihat dari karya yang diputar atau ditayangkan media luar negeri. Pun telah melakukan tur di sejumlah negara.
"Artis yang bisa dianggap go international adalah bahwa lagu-lagunya di putar di radio/TV di seluruh dunia. Karya–karya mereka bisa ditemukan di toko-toko CD mana pun di seluruh dunia. Juga telah melakukan tur konser ke seluruh dunia. Itu tolok ukurnya," tegas Denny.
Sementara di sisi lain, pembajakan hingga saat ini masih saja terus berjalan. Padahal tak sedikit musisi atau penyanyi tanah air yang berusaha berkarir di dunia internasional. Denny pun memiliki kiat  agar pembajakan dapat musnah dari bumi pertiwi asalkan dijalankan dengan sepenuh hati.
"Hanya satu, ketegasan secara hukum dari pemerintah yang absolut dan tak bisa ditawar. Itu merupakan cara tegas memberantas pembajakan,” tuturnya.
Karenanya pembasmian pembajakan seharusnya dilakukan bukan dari atas melainkan dimulai dari. Pun dengan aturan mesti benar-benar tegas dijalankan.
"Pembajakan harus dituntaskan dari biangnya bukan dari para pelaku yang berada di tingkat bawah. Piranti hukum sudah ada dan jelas, Tinggal pemerintah dan aparat mampu nggak menjalankannya secara tegas," jelasnya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/dis/adb)

Editor:

Adhib Mujaddid

Rekomendasi
Trending