Inilah 6 Fakta di Balik Pembuatan 'JOKOWI ADALAH KITA'

Penulis: Angga S Priyono

Diperbarui: Diterbitkan:

Inilah 6 Fakta di Balik Pembuatan 'JOKOWI ADALAH KITA'
Joko Widodo © KapanLagi.com®/Muhammad Rasyad
Kapanlagi.com - Apa jadinya jika ada dua film menceritakan satu tokoh yang sama akan tetapi tidak memiliki kesinambungan satu sama lain. Mungkin saja tidak laku, karena akan sangat terlihat aneh, mungkin juga malah menuai kesuksesan lebih daripada edisi pertamanya. Kita belum bisa memastikan, karena KK Dheraaj saat ini baru dalam tahap pembuatan project kedua mereka tentang Joko Widodo.


K2K Pictures kembali membuat film tentang Jokowi, presiden ke-7 Republik Indonesia. Sebelumnya rumah produksi yang digawangi KK Dheraaj ini sudah membuat film JOKOWI. Kini tim produksi studio tersebut sudah siap membuat film berjudul JOKOWI ADALAH KITA. Apa yang membuat Dheraaj begitu percaya diri kali ini?


Ada beberapa hal yang membuatnya menjadi begitu mantap akan memproduksi film dengan tokoh yang sama. Hal ini terungkap saat wawancara KapanLagi.com® dengan sang produser sendiri. Ia menceritakan 6 hal yang membuatnya yakin dirinya beserta para pembuat film akan meraih sukses di project kedua.


Penasaran apa saja keenam hal yang menjadikan Dheraaj begitu percaya diri? Simak daftar lengkapnya  di halaman selanjutnya.


1. Disetujui Jokowi

Saat syukuran di TIM, Jakpus, Senin (1/9) Dheraaj mengaku film JOKOWI ADALAH KITA sudah mendapat restu dari Jokowi. Hal ini ia sampaikan langsung kepada presiden ketujuh pilihan rakyat tersebut.

Berbeda dengan film yang pertama, saat itu Joko Widodo masih sedikit ragu karena merasa belum pantas difilmkan. "Kali ini Pak Jokowi membalas dengan senyuman ketika saya sampaikan akan memproduksi film JOKOWI lagi," katanya.

Film pertama produksi KK Dheraaj tentang mantan gubernur Surakarta ini berjudul JOKOWI, ketika rilis berhasil menuai tanggapan positif dari berbagai pihak. Hal inilah yang membuatnya percaya diri untuk membuat karya sejenis. Sinema tersebut dibintangi oleh Teuku Rifnu Wikana dan Prisia Nasution.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Lebih Ringan

Meskipun sama-sama tentang Jokowi, film kedua ini bukanlah sekuel dari film pertama. Jika film pertama mengisahkan masa kecil Jokowi sampai sukses berbisnis, film kedua hanya menceritakan kehidupan Jokowi sebagai Gubernur DKI plus langkahnya menjadi Presiden RI.

Walau banyak perubahan terjadi, akan tetapi menurut sang produser film kali ini lebih mudah untuk dikerjakan. Karena hanya mengambil lokasi syuting di Jakarta. "Lebih mudah saya rasa ya, karena syutingnya di sini saja," paparnya.

Selain itu, pengembangan ceritanya juga tidak terlalu rumit. Karena hanya menampilkan rentang waktu tidak sampai dua tahun. Sehingga tidak perlu melakukan riset yang sangat mendalam terhadap kehidupan Jokowi sebenarnya.

3. Didukung Hilman Mutasi, penulis skenario 5 CM

Hilman Mutasi, penulis naskah 5CM, bergabung dalam tim penulis skenario JOKOWI ADALAH KITA bersama Joko Nugroho dan Binsar Sihombing. Dengan mengandalkan nama-nama berpengalaman dalam penulisan naskah, mereka mengharapkan hasil yang maksimal.

KK Dheraaj tidak ingin hanya mendompleng nama Joko Widodo dan tidak menghasilkan karya yang berkualitas. "Dari awal saya tidak mau setengah-setengah hanya mengandalkan kepopuleran nama Bapak Jokowi. Saya ingin yang terbaik dengan meminta salah satu penulis yang karyanya banyak mencetak box office ikut menyiapkan naskah film ini," jelasnya.

Pengembangan cerita menjadi salah satu faktor penting dalam project ini. Hal itu disebabkan karena jika hanya berkisah tentang apa yang dilakukan Jokowi ketika beraktivitas sebagai gubernur, maka akan terlihat sebagai film dokumenter saja.

4. Rating TV yang Terus Naik

Film JOKOWI sudah 4 kali diputar di SCTV. Sepanjang pemutaran, Dheraaj mengaku mendapat rating cukup tinggi. Saat lebaran, film ini diputar berbarengan dengan film lain di stasiun TV yang berbeda. "Film saya masih dapat rating kedua. Artinya yang suka banyak. Jadi kenapa tidak saya bikin film kedua?" tanyanya.

Hal ini memang miris jika dilihat dari sisi perfilman tanah air. Karena antusias masyarakat untuk datang ke bioskop sangat rendah. Akan tetapi sebaliknya dengan tayang di televisi maka saluran promosinya akan lebih mengena.

Dengan populernya film pertama di masyarakat, tentu saja akan membawa dampak positif tersendiri bagi edisi keduanya. Diharapkan penonton yang datang ke bioskop akan lebih banyak daripada sebelumnya. 

5. Kepopuleran Jokowi Semakin Tinggi

Dibandingkan dengan nama artis, nama Jokowi saat ini jelas lebih populer. Tentu ini menjadi perhitungan sendiri untuk mendapatkan penonton. "Semua ada hitungannya, sebagai produser tentu ingin penontonnya banyak," katanya.

Apalagi jika dilihat bahwa saat ini sang tokoh adalah seorang presiden terpilih, maka apapun yang menyangkut namanya pasti mendapat perhatian khusus dari masyarakat. Terlepas dari keputusan menonton atau tidak itu urusan nanti, hal terpenting bagi mereka adalah film ini banyak diketahui oleh khalayak luas.

Oleh sebab itulah Dheraaj sangat serius dalam mengembangkan ceritanya menjadi lebih menarik, sehingga mendapatkan ulasan positif dan para penontonnya. Hal inilah sesungguhnya yang menjadi tulang punggung promosi film di Indonesia saat ini.

Promosi dari mulut ke mulut akan sangat lebih efektif, karena tipikal orang Indonesia yang percaya dengan orang terdekatnya. Sehingga jika para penontonnya puas, maka selanjutnya jumlah pengunjung bioskop akan bertambah untuk menyaksikan film tersebut.

6. Didukung Bara JP

Bara JP (Barisan Rakyat Jokowi for Presiden) adalah salah satu relawan pemenangan Jokowi saat pilpres. Mereka menyatakan dukungan penuh untuk film ini. "Dengan BaRa JP sudah ketemu. Hadir juga di perskon. Relawan sangat mendukung, jadi saya terima dukungan ini dengan baik. Banyak kan relawan lain bikin musik untuk dukung Jokowi, dan kebetulan saya bikin film dan didukung oleh Bara JP," pungkas KK Dheraaj.

Dengan adanya dukungan dari pendukung sang tokoh maka ini akan bermakna ganda bagi JOKOWI ADALAH KITA. Pertama, tentu saja mereka akan mendapatkan jumlah penonton pasti yang akan menyaksikan film ini.

Hal yang kedua adalah, beban bagi produser untuk mempromosikan film ini menjadi lebih mudah. Dukungan dari para pendukung Jokowi tidak hanya akan menontonnya saja sendirian, tapi mereka juga akan mengajak orang-orang terdekat untuk ikut menonton.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending