Cara Memilih Singkong yang Empuk, Tidak Pahit dan Pulen

Cara Memilih Singkong yang Empuk, Tidak Pahit dan Pulen
Cara Menyimpan Singkong agar Tetap Segar

Kapanlagi.com - Singkong merupakan salah satu umbi akar yang kaya karbohidrat dan telah menjadi bagian penting dari kuliner Indonesia. Memilih singkong yang tepat adalah kunci utama untuk menghasilkan olahan yang lezat, baik untuk direbus, digoreng, maupun diolah menjadi berbagai kudapan tradisional.

Tidak semua singkong memiliki kualitas yang sama untuk diolah menjadi makanan. Cara memilih singkong yang empuk, tidak pahit dan punel sangat menentukan hasil akhir masakan Anda, mulai dari tekstur hingga cita rasanya.

Kesalahan dalam memilih singkong sering menyebabkan hasil olahan menjadi keras, berserat, bahkan pahit meskipun sudah direbus dalam waktu lama. Dengan mengenali ciri-ciri singkong berkualitas, Anda dapat menghindari kekecewaan dan menghasilkan hidangan yang sempurna setiap kali memasak.

1. Mengenal Karakteristik Singkong Berkualitas

Mengenal Karakteristik Singkong Berkualitas (c) Ilustrasi AI

Singkong yang berkualitas baik memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari singkong yang sudah tua atau tidak segar. Pemahaman tentang karakteristik ini menjadi dasar penting sebelum Anda memutuskan untuk membeli singkong di pasar.

Menurut eprints.undip.ac.id, singkong merupakan umbi akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Kualitas singkong sangat dipengaruhi oleh usia panen, jenis varietas, dan cara penyimpanannya setelah dipanen.

Singkong yang empuk dan pulen biasanya berasal dari tanaman yang dipanen pada usia yang tepat, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Singkong yang terlalu muda cenderung berair dan kurang bertepung, sedangkan yang terlalu tua akan berserat kasar dan keras meskipun sudah direbus lama.

Tekstur pulen pada singkong menandakan kandungan pati yang tinggi dan serat yang halus. Singkong dengan tekstur seperti ini akan menghasilkan olahan yang lembut, mudah dikunyah, dan memiliki rasa yang lebih manis alami tanpa rasa pahit yang mengganggu.

2. Cara Memilih Singkong yang Empuk, Tidak Pahit dan Punel Berdasarkan Penampilan Fisik

Cara Memilih Singkong yang Empuk, Tidak Pahit dan Punel Berdasarkan Penampilan Fisik (c) Ilustrasi AI

Langkah pertama dalam memilih singkong berkualitas adalah dengan mengamati penampilan fisiknya secara teliti. Berikut adalah panduan lengkap yang dapat Anda terapkan saat berbelanja singkong:

1. Perhatikan Kondisi Kulit Luar

Pilih singkong dengan kulit luar yang masih terlihat segar dan tidak terlalu kering. Kulit yang masih baru menandakan singkong baru dipanen dan belum lama disimpan. Hindari singkong dengan kulit yang sudah kering, keriput, atau retak-retak karena ini menandakan singkong sudah lama dan kualitasnya menurun.

2. Cek Warna Kulit Singkong

Singkong yang bagus biasanya memiliki kulit luar berwarna kecoklatan dengan sedikit kemerahan. Menurut buku "Seri Penganan Jadul tetap Favorit: Jajan Pasar dari Ubi, Singkong, & Talas" oleh Tim Ide Masak terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, warna kulit yang kemerahan menandakan singkong masih segar dan akan menghasilkan tekstur yang empuk saat diolah.

3. Pilih Kulit yang Mulai Mengelupas

Singkong dengan kulit luar yang sudah mulai mengelupas secara alami adalah tanda kematangan yang baik. Kulit yang mudah terkelupas menandakan singkong tidak terlalu tua dan memiliki kadar air yang cukup, sehingga teksturnya akan lebih empuk saat dimasak.

4. Periksa Ujung Potongan Singkong

Perhatikan bagian ujung singkong yang telah dipotong. Pilih singkong yang ujungnya masih terlihat basah dan segar, bukan yang sudah mengering atau menghitam. Ujung yang kering menandakan singkong sudah lama dipotong dan disimpan, sehingga kesegarannya berkurang.

5. Hindari Singkong dengan Luka atau Bercak

Singkong berkualitas memiliki kulit yang mulus tanpa banyak luka, bercak hitam, atau bagian yang busuk. Luka pada kulit dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri dan jamur yang akan mempercepat pembusukan serta mempengaruhi rasa singkong.

6. Bentuk Batang yang Ideal

Pilih singkong dengan batang yang gendut dan lurus. Singkong dengan bentuk seperti ini biasanya memiliki daging yang lebih tebal dan tekstur yang lebih empuk serta tidak berserat saat diolah.

7. Tes Kelenturan Batang

Cobalah memegang dan sedikit melekukkan batang singkong. Singkong yang berkualitas akan terasa agak lentur dan mudah dipatahkan, bukan keras dan kaku. Ini menandakan singkong masih segar dan akan menghasilkan tekstur yang empuk saat dimasak.

3. Memeriksa Kulit Ari dan Daging Singkong

Setelah mengamati bagian luar, langkah selanjutnya adalah memeriksa kulit ari dan daging singkong. Bagian ini sangat menentukan kualitas akhir dari singkong yang akan Anda beli.

Mintalah izin kepada penjual untuk mengupas sedikit kulit luar singkong agar Anda bisa melihat kondisi kulit ari dan dagingnya. Singkong yang bagus memiliki kulit ari berwarna merah muda atau pink yang mudah dikupas. Jika kulit arinya berwarna pucat dan sulit dikelupas, kemungkinan singkong sudah tua atau tidak segar.

Daging singkong yang berkualitas berwarna putih bersih atau putih kekuningan tanpa ada noda kebiruan atau kehitaman. Noda biru atau hitam pada daging singkong menandakan singkong sudah mulai rusak dan akan menghasilkan rasa pahit serta tekstur keras saat dimasak. Hindari singkong dengan ciri-ciri seperti ini.

Perhatikan juga tekstur daging singkong saat diraba. Singkong yang empuk memiliki tekstur daging yang agak lembut dan tidak terlalu berserat kasar. Anda bisa merasakan perbedaannya dengan membandingkan beberapa batang singkong yang berbeda.

4. Mengenali Jenis Singkong yang Tepat

Tidak semua jenis singkong cocok untuk semua jenis olahan. Memahami karakteristik berbagai jenis singkong akan membantu Anda memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan masakan.

Singkong mentega adalah pilihan terbaik untuk direbus atau dikukus karena teksturnya yang pulen dan rasanya yang manis. Jenis ini memiliki daging berwarna kekuningan seperti mentega dan mengandung lebih banyak pati, sehingga hasil olahannya lebih lembut dan tidak berserat.

Singkong kayu memiliki daging berwarna putih pucat dan cenderung lebih banyak serat. Jenis ini lebih cocok untuk diolah menjadi keripik atau tepung tapioka karena teksturnya yang lebih padat dan tidak mudah hancur saat digoreng.

Singkong emas memiliki kandungan beta karoten yang tinggi sehingga dagingnya berwarna kuning cerah. Jenis ini memiliki nilai gizi lebih tinggi dan rasa yang lebih manis, cocok untuk berbagai olahan seperti kolak, kue talam, atau direbus sebagai camilan.

Varietas unggul seperti Singkong Adira 1 dan Adira 4 yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan memiliki kadar sianida rendah dan produktivitas tinggi. Kedua varietas ini aman dikonsumsi dan menghasilkan tekstur yang pulen saat diolah.

5. Tips Tambahan Memastikan Singkong Berkualitas

Tips Tambahan Memastikan Singkong Berkualitas (c) Ilustrasi AI

Selain cara-cara di atas, ada beberapa tips tambahan yang dapat membantu Anda memastikan singkong yang dipilih benar-benar berkualitas dan akan menghasilkan olahan yang sempurna.

Perhatikan getah yang keluar saat singkong dipotong. Singkong yang empuk dan manis biasanya memiliki getah yang cukup banyak dan berwarna putih bersih. Jika getahnya sedikit atau berwarna kekuningan, singkong kemungkinan akan terasa pahit dan teksturnya keras.

Hindari singkong yang memiliki bekas sayatan pisau pada batangnya. Sayatan pada singkong akan membuat bagian dalamnya tidak segar lagi dan menurunkan kualitasnya saat diolah. Pilih singkong yang masih utuh tanpa sayatan di bagian tengah batangnya.

Perhatikan juga tanah yang menempel pada singkong. Singkong yang baru dipanen biasanya masih memiliki tanah yang agak basah menempel di kulitnya. Ini menandakan kesegaran yang baik dibandingkan singkong yang tanahnya sudah kering atau bahkan sudah dibersihkan sepenuhnya.

Jangan ragu untuk bertanya kepada penjual tentang jenis singkong dan kapan singkong tersebut dipanen. Penjual yang berpengalaman biasanya dapat memberikan informasi yang membantu Anda memilih singkong terbaik sesuai kebutuhan olahan Anda.

6. Cara Menyimpan Singkong agar Tetap Segar

Cara Menyimpan Singkong agar Tetap Segar (c) Ilustrasi AI

Setelah berhasil memilih singkong yang empuk, tidak pahit dan punel, langkah selanjutnya adalah menyimpannya dengan benar agar kualitasnya tetap terjaga hingga saat diolah.

Singkong yang belum dikupas dapat disimpan di tempat sejuk dan kering selama 2-3 hari. Hindari menyimpan singkong di tempat yang lembap karena dapat mempercepat pembusukan dan pertumbuhan jamur pada kulitnya.

Jika singkong sudah dikupas, segera rendam dalam air bersih dan simpan di dalam kulkas. Cara ini dapat mempertahankan kesegaran singkong hingga 2-3 hari. Ganti air rendaman setiap hari untuk menjaga kebersihan dan mencegah pertumbuhan bakteri.

Untuk penyimpanan jangka panjang, Anda dapat memotong singkong sesuai ukuran yang diinginkan, kemudian simpan dalam freezer. Singkong beku dapat bertahan hingga beberapa bulan dan bahkan proses pembekuan dapat membantu memecah dinding sel singkong sehingga teksturnya menjadi lebih empuk saat dimasak.

7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Apa perbedaan singkong mentega dan singkong kayu?

Singkong mentega memiliki daging berwarna kekuningan, tekstur lebih pulen, dan rasa lebih manis sehingga cocok untuk direbus atau dikukus. Sementara singkong kayu berdaging putih pucat, lebih berserat, dan cocok untuk keripik atau tepung tapioka karena teksturnya lebih padat.

2. Kenapa singkong kadang terasa pahit meskipun sudah direbus lama?

Rasa pahit pada singkong disebabkan oleh kandungan glikosida sianogenik yang tinggi, biasanya terjadi pada singkong yang sudah tidak segar atau jenis tertentu. Untuk mengurangi rasa pahit, pastikan singkong dikupas bersih, direndam cukup lama, dan direbus dalam air yang banyak.

3. Bagaimana cara mengetahui singkong sudah terlalu tua?

Singkong yang terlalu tua memiliki ciri-ciri kulit yang sangat kering dan retak, kulit ari sulit dikupas dan berwarna pucat, serta daging yang berserat kasar. Singkong tua akan tetap keras meskipun direbus lama dan cenderung tidak pulen.

4. Apakah singkong dengan bintik biru masih aman dikonsumsi?

Sebaiknya hindari singkong dengan bintik atau garis biru kehitaman karena ini menandakan singkong sudah mulai rusak. Meskipun tidak selalu beracun, bagian ini akan terasa pahit dan teksturnya sangat keras. Untuk keamanan dan rasa terbaik, buang bagian yang berwarna biru atau pilih singkong lain.

5. Berapa lama waktu ideal merebus singkong agar empuk?

Waktu merebus singkong yang ideal adalah sekitar 20-30 menit setelah air mendidih, tergantung ukuran potongan dan jenis singkongnya. Cara terbaik untuk memeriksanya adalah dengan menusuk singkong menggunakan garpu, jika mudah menancap dan terasa lembut berarti sudah matang sempurna.

6. Apakah merendam singkong sebelum direbus benar-benar penting?

Ya, merendam singkong selama 30-60 menit sebelum direbus sangat penting karena membantu menghidrasi sel-sel singkong, melunakkan seratnya, dan menghilangkan getah serta sebagian kandungan sianida. Proses ini membuat singkong lebih empuk dan tidak pahit saat dimasak.

7. Bisakah singkong beku langsung direbus tanpa dicairkan dulu?

Boleh, singkong beku dapat langsung direbus tanpa proses pencairan terlebih dahulu. Masukkan singkong beku ke dalam panci berisi air dingin, kemudian rebus seperti biasa. Proses pembekuan justru dapat membantu memecah dinding sel singkong sehingga hasilnya lebih empuk, meskipun waktu merebusnya mungkin sedikit lebih lama.

(kpl/fed)

Rekomendasi
Trending