Cara Menanam Apel di Tanah Terbuka, dari Biji, dari Batang, dari Akar

Cara Menanam Apel di Tanah Terbuka, dari Biji, dari Batang, dari Akar
cara menanam apel di tanah terbuka (credit:Image by AI)

Kapanlagi.com - Menanam apel memerlukan pemahaman yang baik tentang berbagai metode perbanyakan tanaman. Cara menanam apel di tanah terbuka dapat dilakukan melalui beberapa teknik seperti dari biji, dari batang, maupun dari akar yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda.

Teknik perbanyakan vegetatif seperti okulasi dan stek batang lebih direkomendasikan dibandingkan menanam dari biji. Hal ini karena biji apel memiliki variasi genetik yang sangat besar sehingga hasil buahnya sering tidak sesuai dengan pohon induknya.

Melansir dari diperpa.badungkab.go.id, tanaman apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim subtropis dan telah ditanam di Indonesia sejak tahun 1934. Pembudidayaan apel memerlukan syarat tumbuh khusus seperti ketinggian 700-1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu optimal 16-27 derajat Celcius.

1. Pengertian dan Metode Perbanyakan Tanaman Apel

Pengertian dan Metode Perbanyakan Tanaman Apel (c) Ilustrasi AI

Perbanyakan tanaman apel dapat dilakukan secara generatif menggunakan biji dan secara vegetatif melalui okulasi, stek batang, serta rundukan atau cangkok. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami sebelum memulai budidaya.

Menurut sistematika botani, apel termasuk dalam famili Rosaceae dengan nama ilmiah Malus sylvestris Mill. Tanaman ini memiliki berbagai varietas unggulan seperti Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble, dan Wangli yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.

Perbanyakan vegetatif lebih umum dilakukan karena menghasilkan tanaman dengan sifat yang sama dengan induknya. Sementara perbanyakan generatif dari biji memakan waktu lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari pohon induknya, bahkan bisa menghasilkan buah dengan rasa yang berbeda atau kualitas yang lebih rendah.

Pemilihan metode perbanyakan sangat bergantung pada tujuan penanaman, apakah untuk keperluan komersial yang membutuhkan keseragaman kualitas buah atau untuk penelitian varietas baru. Untuk tujuan komersial, metode vegetatif menjadi pilihan utama para petani apel profesional.

2. Cara Menanam Apel dari Biji di Tanah Terbuka

Cara Menanam Apel dari Biji di Tanah Terbuka (c) Ilustrasi AI

Menanam apel dari biji merupakan tantangan tersendiri karena biji apel termasuk tipe recalcitrant yang memiliki kulit lunak dengan kandungan air tinggi. Biji apel juga bukan termasuk benih yang dapat langsung ditanam untuk menghasilkan pohon produktif.

  1. Persiapan Biji Apel - Ambil biji dari buah apel yang matang dan sehat. Bersihkan biji dari sisa daging buah kemudian keringkan selama beberapa hari di tempat teduh. Pastikan biji yang dipilih tidak cacat atau rusak.
  2. Stratifikasi Dingin - Bungkus biji dengan tisu basah dan masukkan ke dalam wadah tertutup seperti kantong plastik atau toples. Simpan dalam lemari es bersuhu 4,4-10 derajat Celcius selama 8 minggu untuk merangsang perkecambahan.
  3. Penyemaian Biji - Setelah biji berkecambah, siapkan media tanam berupa campuran tanah, kompos, dan pasir dengan perbandingan 2:1:1. Tanam biji pada kedalaman 2-3 kali ukuran biji dengan posisi tunas menghadap ke atas.
  4. Perawatan Bibit - Siram secara teratur agar media tetap lembab namun tidak tergenang. Letakkan di tempat yang mendapat cahaya matahari cukup sekitar 50-60% setiap harinya. Tunggu hingga bibit mencapai tinggi 25 cm sebelum dipindah ke tanah terbuka.
  5. Pemindahan ke Tanah Terbuka - Buat lubang tanam berukuran 50x50x50 cm hingga 1x1x1 meter. Campur tanah galian dengan pupuk kandang minimal 20 kg. Tanam bibit dengan hati-hati agar akar tidak rusak, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal batang.

Perlu diketahui bahwa cara menanam apel dari biji jarang menghasilkan buah yang sama dengan induknya. Menurut penulis buku Apple: A Global History Erika Janik, hanya satu dari jutaan benih biji apel yang mungkin dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah berkualitas. Oleh karena itu, metode ini lebih cocok untuk keperluan penelitian atau eksperimen varietas baru.

3. Cara Menanam Apel dari Batang dengan Teknik Stek

Cara Menanam Apel dari Batang dengan Teknik Stek (c) Ilustrasi AI

Teknik stek batang merupakan salah satu metode vegetatif yang efektif untuk memperbanyak tanaman apel. Metode ini menggunakan potongan batang atau cabang pohon apel yang kemudian ditanam hingga menghasilkan akar dan tunas baru.

  1. Pemilihan Batang Stek - Pilih batang atau cabang apel yang sehat dengan diameter seragam dan lurus. Potong sepanjang 15-20 cm dari pohon induk yang produktif. Pastikan batang berwarna hijau segar, bukan hijau muda atau terlalu tua.
  2. Persiapan Stek - Buat potongan miring pada bagian bawah stek untuk memperluas area penyerapan air dan hormon. Celupkan bagian bawah stek ke dalam larutan hormon perangsang akar seperti Rootone F untuk mempercepat pertumbuhan akar.
  3. Penanaman Stek - Siapkan bedengan dengan lebar 60 cm dan kedalaman parit 40 cm. Tanam stek dengan jarak 30x25 cm, setiap bedengan dapat ditanami dua baris. Tancapkan stek sedalam 5-7 cm ke dalam media tanam.
  4. Media Tanam untuk Stek - Gunakan campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1 untuk memastikan drainase yang baik. Media harus gembur dan memiliki aerasi optimal agar akar mudah berkembang.
  5. Perawatan Stek - Siram secara teratur untuk menjaga kelembaban media. Lindungi dari sinar matahari langsung dengan naungan 50-60%. Stek siap diokulasi setelah berumur 5 bulan dengan diameter batang minimal 1 cm dan perakaran yang cukup kuat.
  6. Pemindahan ke Lapangan - Setelah stek menghasilkan akar yang kuat, lakukan okulasi atau sambungan dengan batang atas dari varietas unggul. Bibit hasil okulasi dapat dipindahkan ke tanah terbuka setelah berumur minimal 6 bulan dengan tinggi 80-100 cm.

Melansir dari diperpa.badungkab.go.id, cara menanam apel dari batang dengan teknik stek memerlukan perhatian khusus pada pemilihan batang dan perawatan intensif. Keberhasilan stek sangat bergantung pada kondisi kelembaban, suhu, dan pemberian hormon perangsang akar yang tepat.

4. Cara Menanam Apel dari Akar dengan Metode Rundukan

Cara Menanam Apel dari Akar dengan Metode Rundukan (c) Ilustrasi AI

Metode rundukan atau layering merupakan teknik perbanyakan apel yang memanfaatkan kemampuan batang untuk menghasilkan akar ketika ditimbun tanah. Cara menanam apel dari akar ini menghasilkan bibit dengan sistem perakaran yang kuat.

  1. Rundukan dari Anakan Pohon Induk - Pilih anakan pohon apel liar yang agak panjang dan rebahkan hingga melekat dengan tanah. Jepit cabang dengan kayu pada setiap 2 mata tunas, kemudian timbun dengan tanah. Tunggu hingga tunas cukup kuat sebelum memisahkan dengan memotong cabangnya.
  2. Rundukan Tempelan Batang Bawah - Lakukan pada saat tempelan dibuka sekitar 2 minggu setelah okulasi. Potong 2/3 bagian penampang batang bawah sekitar 2 cm di atas tempelan. Benamkan bagian atas keratan ke dalam tanah kemudian tekuk ke atas dengan diberi penjepit kayu atau bambu.
  3. Perawatan Rundukan - Jaga kelembaban tanah di sekitar rundukan dengan penyiraman teratur. Pastikan bagian yang ditimbun tanah tetap lembab namun tidak tergenang air. Berikan pupuk organik secukupnya untuk merangsang pertumbuhan akar.
  4. Pemisahan Bibit - Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, lakukan pemisahan bakal bibit dengan memotong miring batang di bawah keratan atau tekukan. Oleskan defolatan atau fungisida pada bekas luka untuk mencegah infeksi penyakit.
  5. Aklimatisasi Bibit - Pindahkan bibit hasil rundukan ke polybag atau bedengan pembibitan. Biarkan selama 2-3 bulan untuk aklimatisasi sebelum dipindahkan ke lokasi penanaman permanen di tanah terbuka.
  6. Penanaman di Tanah Terbuka - Buat lubang tanam dengan ukuran yang sesuai, campur tanah galian dengan pupuk kandang 20 kg per lubang. Tanam bibit dengan hati-hati, pastikan akar tidak terlipat atau rusak, kemudian siram hingga tanah memadat dengan baik.

Teknik rundukan memiliki keunggulan karena bibit tetap mendapat nutrisi dari pohon induk selama proses pembentukan akar. Hal ini membuat tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan stek yang langsung dipisahkan dari pohon induk.

5. Teknik Okulasi untuk Menghasilkan Bibit Apel Berkualitas

Teknik Okulasi untuk Menghasilkan Bibit Apel Berkualitas (c) Ilustrasi AI

Okulasi atau penempelan merupakan teknik perbanyakan vegetatif yang paling populer dalam budidaya apel komersial. Metode ini menggabungkan sifat unggul dari batang atas dan batang bawah untuk menghasilkan tanaman dengan kualitas optimal.

Batang bawah yang digunakan harus memiliki sistem perakaran yang luas dan kuat, bentuk pohon yang kokoh, serta daya adaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan. Sementara batang atas atau mata tunas harus berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti produktivitasnya.

  1. Persiapan Batang Bawah - Pilih batang bawah yang telah berumur 5 bulan dengan diameter minimal 1 cm dan kulit batang yang mudah dikelupas dari kayu. Batang bawah dapat berasal dari anakan, stek, atau rundukan yang telah memiliki perakaran kuat.
  2. Pengambilan Mata Tunas - Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat pohon apel varietas unggul. Sayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm dengan posisi mata di tengah-tengah. Buang lapisan kayu dengan hati-hati agar mata tidak rusak.
  3. Pembuatan Lidah pada Batang Bawah - Buat sayatan berbentuk T atau lidah pada kulit batang bawah setinggi 20 cm dari pangkal batang. Ukuran disesuaikan dengan mata tempel. Ungkit lidah dari kayunya dan potong setengahnya untuk tempat menyisipkan mata tunas.
  4. Penempelan Mata Tunas - Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah hingga menempel dengan sempurna. Pastikan kambium mata tempel dan batang bawah bertemu dengan baik. Ikat tempelan dengan pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan secara rapat.
  5. Perawatan Setelah Okulasi - Setelah 2-3 minggu, buka ikatan tempelan dan semprot atau kompres dengan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). Tempelan yang berhasil ditandai dengan mata tempel berwarna hijau segar dan melekat kuat pada batang bawah.
  6. Keratan Batang Bawah - Pada okulasi yang berhasil, kerat batang sekitar 2 cm di atas okulasi dengan posisi melintang sedikit condong ke atas sedalam 2/3 bagian penampang. Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan dan memacu pertumbuhan mata tunas.
  7. Pemindahan ke Lapangan - Bibit hasil okulasi dapat dipindahkan ke lapangan pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi. Potong batang hingga tinggi 80-100 cm dan rompes daunnya sebelum penanaman untuk mengurangi penguapan.

Cara menanam apel di tanah terbuka dengan bibit hasil okulasi memberikan jaminan kualitas buah yang seragam. Teknik ini telah digunakan secara luas oleh petani apel profesional karena tingkat keberhasilannya yang tinggi dan waktu panen yang lebih cepat dibandingkan penanaman dari biji.

6. Persiapan Lahan dan Penanaman Apel di Tanah Terbuka

Persiapan Lahan dan Penanaman Apel di Tanah Terbuka (c) Ilustrasi AI

Persiapan lahan yang baik merupakan kunci keberhasilan budidaya apel. Tanah terbuka harus diolah dengan benar agar tanaman dapat tumbuh optimal dan menghasilkan buah berkualitas tinggi.

Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, memiliki lapisan organik tinggi, dan struktur tanah yang remah serta gembur. Jenis tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol, dan Regosol dengan pH 6-7 dan kandungan air tanah yang cukup.

  1. Survei dan Persiapan Lahan - Lakukan survei untuk mengetahui jenis tanah, kemiringan lahan, dan kondisi lingkungan. Tentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan, peralatan, dan biaya yang diperlukan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman dan gulma yang dapat menjadi inang hama penyakit.
  2. Pengolahan Tanah - Cangkul tanah hingga gembur dengan kedalaman 30-40 cm. Buat terasering pada lahan dengan kelerengan tajam untuk memudahkan perawatan dan mencegah erosi. Biarkan tanah terpapar sinar matahari selama 1-2 minggu untuk membunuh patogen.
  3. Pengapuran - Lakukan pengapuran jika pH tanah kurang dari 6 untuk menjaga keseimbangan keasaman tanah. Taburkan kapur pertanian secara merata kemudian aduk dengan tanah. Dosis pengapuran disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.
  4. Pembuatan Lubang Tanam - Buat lubang tanam berukuran 50x50x50 cm hingga 1x1x1 meter tergantung ukuran bibit. Pisahkan tanah lapisan atas dan bawah. Jarak tanam untuk varietas Manalagi dan Princess Noble adalah 3-3,5 x 3,5 meter, sedangkan Rome Beauty dan Anna dapat lebih rapat yaitu 2-3 x 2,5-3 meter.
  5. Pemupukan Dasar - Campur tanah galian dengan pupuk kandang minimal 20 kg per lubang tanam. Tambahkan pupuk TSP 200 gram dan KCl 100 gram untuk meningkatkan ketersediaan hara. Biarkan selama 2 minggu sebelum penanaman agar pupuk terdekomposisi sempurna.
  6. Penanaman Bibit - Masukkan tanah bagian bawah ke dalam lubang tanam terlebih dahulu. Letakkan bibit di tengah lubang sambil mengatur perakaran agar menyebar dengan baik. Timbun dengan tanah bagian atas hingga sebatas leher akar, padatkan perlahan agar tidak ada rongga udara.
  7. Penyiraman Awal - Siram bibit yang baru ditanam hingga tanah benar-benar basah untuk membantu akar beradaptasi dengan lingkungan baru. Buat parit atau cekungan di sekeliling batang untuk menampung air siraman. Pasang ajir atau penopang untuk menjaga bibit tetap tegak.

Melansir dari diperpa.badungkab.go.id, sentra produksi apel di Indonesia berada di Malang (Batu dan Poncokusumo) serta Pasuruan (Nongkojajar) di Jawa Timur. Daerah-daerah ini memiliki ketinggian optimal 1000-1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan apel.

7. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Apel

Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Apel (c) Ilustrasi AI

Perawatan intensif diperlukan agar tanaman apel dapat tumbuh sehat dan menghasilkan buah berkualitas. Pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiraman, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit.

  1. Pemupukan Berkala - Lakukan pemupukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP masing-masing 5 gram per tanaman untuk bibit muda. Untuk tanaman produktif, berikan pupuk kandang 20 kg, urea 300 gram, TSP 250 gram, dan KCl 200 gram per pohon setiap 6 bulan. Sebar pupuk mengelilingi tajuk pohon kemudian aduk dengan tanah.
  2. Penyiraman Teratur - Siram tanaman seminggu sekali pada musim kemarau atau bila tidak ada hujan. Tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup namun tidak tergenang. Kurangi penyiraman saat musim hujan untuk menghindari kelembaban berlebih yang dapat memicu penyakit.
  3. Penyiangan Gulma - Bersihkan gulma di sekitar tanaman secara berkala tergantung kecepatan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi kompetitor dalam penyerapan nutrisi dan air serta menjadi inang hama penyakit. Lakukan penyiangan dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman.
  4. Pemangkasan Bentuk - Pangkas ranting-ranting yang mengganggu, tumbuh ke dalam, atau saling bersilangan. Lakukan pemangkasan dengan posisi miring agar air hujan tidak masuk ke luka bekas pangkasan. Oleskan fungisida atau ter pada bekas pangkasan untuk mencegah infeksi.
  5. Pemangkasan Produksi - Lakukan pemangkasan cabang-cabang yang tidak produktif untuk mengkonsentrasikan energi pada pembentukan buah. Pangkas cabang yang terlalu lebat untuk meningkatkan sirkulasi udara dan penetrasi cahaya matahari. Waktu pemangkasan terbaik adalah setelah panen atau menjelang musim berbunga.
  6. Pengendalian Hama dan Penyakit - Semprot pestisida 2 kali setiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Gunakan fungisida seperti Antracol atau Dithane untuk penyakit jamur, dan insektisida seperti Supracide atau Decis untuk hama serangga. Tambahkan pupuk daun dan perekat Agristic untuk meningkatkan efektivitas.
  7. Pemberian Hormon Perangsang - Aplikasikan hormon perangsang bunga dan buah untuk mempercepat masa produktif. Hormon dapat disuntikkan ke batang atau disemprotkan pada tajuk tanaman. Pemberian hormon dilakukan saat tanaman memasuki fase generatif atau menjelang pembungaan.
  8. Teknik Penelitian (Pencincinan) - Lilitkan kawat pada batang utama atau cabang dengan ikatan kencang untuk menghambat pengangkutan hasil fotosintesis ke akar. Teknik ini memaksa tanaman mengalokasikan energi untuk pembentukan buah. Lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak jaringan batang secara permanen.

Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan apel adalah 1000-2600 mm per tahun dengan hari hujan 110-150 hari per tahun. Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari 50-60% setiap harinya terutama pada saat pembungaan. Kelembaban udara yang dikehendaki sekitar 75-85% dengan suhu optimal 16-27 derajat Celcius.

8. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Apakah apel bisa ditanam dari biji langsung di tanah terbuka?

Apel bisa ditanam dari biji di tanah terbuka, namun tidak direkomendasikan untuk tujuan komersial karena biji apel memiliki variasi genetik yang sangat besar. Hasil buahnya sering tidak sama dengan pohon induk, bisa lebih kecil, lebih asam, atau bahkan tidak berbuah sama sekali. Untuk hasil optimal, gunakan metode vegetatif seperti okulasi atau stek batang.

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan apel dari biji hingga berbuah?

Tanaman apel yang ditanam dari biji membutuhkan waktu sekitar 4-8 tahun untuk mulai berbuah, bahkan bisa lebih lama tergantung kondisi lingkungan dan perawatan. Sementara bibit hasil okulasi atau sambungan dapat berbuah lebih cepat, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah penanaman di lapangan.

3. Bagaimana cara menanam apel dari batang yang paling efektif?

Cara paling efektif adalah dengan teknik stek batang yang dikombinasikan dengan okulasi. Potong batang sepanjang 15-20 cm, celupkan bagian bawahnya ke hormon perangsang akar, lalu tanam di media yang gembur. Setelah 5 bulan dan akar cukup kuat, lakukan okulasi dengan mata tunas dari varietas unggul untuk mendapatkan bibit berkualitas.

4. Apakah teknik rundukan atau cangkok cocok untuk pemula?

Teknik rundukan cukup cocok untuk pemula karena bibit tetap mendapat nutrisi dari pohon induk selama proses pembentukan akar, sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Namun metode ini membutuhkan pohon induk yang sudah ada dan waktu yang cukup lama (sekitar 4 bulan) hingga bibit siap dipisahkan.

5. Apa syarat utama tanah terbuka untuk menanam apel?

Tanah terbuka untuk menanam apel harus memiliki pH 6-7, struktur gembur dan remah, drainase baik, serta kaya bahan organik. Ketinggian optimal adalah 1000-1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu 16-27 derajat Celcius. Jenis tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol, atau Regosol dengan kedalaman solum yang cukup.

6. Berapa jarak tanam ideal untuk apel di tanah terbuka?

Jarak tanam apel bervariasi tergantung varietas. Untuk varietas Manalagi dan Princess Noble, jarak tanam ideal adalah 3-3,5 x 3,5 meter. Sementara untuk varietas Rome Beauty dan Anna dapat lebih rapat yaitu 2-3 x 2,5-3 meter. Jarak tanam yang tepat penting untuk sirkulasi udara, penetrasi cahaya, dan kemudahan perawatan.

7. Bagaimana cara merawat bibit apel yang baru ditanam di tanah terbuka?

Bibit yang baru ditanam memerlukan penyiraman rutin terutama pada musim kemarau, minimal seminggu sekali. Berikan pupuk kandang dan pupuk kimia secara berkala, lakukan penyiangan gulma, dan lindungi dari hama penyakit dengan penyemprotan pestisida 2 kali sebulan. Pasang ajir untuk menopang batang agar tetap tegak dan tidak mudah roboh.

Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(kpl/vna)

Rekomendasi
Trending