Cara Menggunakan ASI dari Kulkas dengan Benar dan Aman
cara menggunakan asi dari kulkas
Kapanlagi.com - Menyimpan ASI perah di kulkas merupakan solusi praktis bagi ibu menyusui yang sibuk atau harus berpisah dengan bayi. Namun, cara menggunakan ASI dari kulkas yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanannya. Proses yang salah dapat merusak nutrisi penting dalam ASI dan bahkan membahayakan kesehatan bayi.
Banyak ibu yang masih bingung tentang langkah-langkah yang benar dalam menggunakan ASI yang telah disimpan. Mulai dari proses pencairan, pemanasan, hingga penyajian kepada bayi memerlukan perhatian khusus. Kesalahan kecil seperti menggunakan microwave atau air terlalu panas bisa berdampak pada kualitas ASI.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI perah yang disimpan dengan benar dapat bertahan di kulkas biasa selama 4 hari dan di freezer hingga 6 bulan. Namun, cara menggunakan ASI dari kulkas tersebut harus mengikuti prosedur yang tepat agar nutrisi dan antibodi penting di dalamnya tidak rusak.
Advertisement
1. Memahami Penyimpanan ASI Perah
Sebelum membahas cara menggunakan ASI dari kulkas, penting untuk memahami bagaimana ASI disimpan dengan benar. ASI perah dapat disimpan dalam beberapa kondisi dengan durasi yang berbeda-beda tergantung suhu penyimpanan.
ASI yang baru diperah dapat bertahan di suhu ruangan (25°C atau lebih rendah) selama 3-4 jam. Untuk penyimpanan lebih lama, ASI perlu dimasukkan ke dalam kulkas bagian bawah (chiller) dengan suhu 4°C, di mana ASI dapat bertahan hingga 4 hari. Sementara itu, penyimpanan di freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah memungkinkan ASI bertahan hingga 6 bulan.
Wadah penyimpanan ASI harus dipastikan bersih dan steril. Gunakan botol kaca atau kontainer plastik bebas BPA dengan tutup yang rapat. Hindari penggunaan kantong plastik biasa karena mudah bocor dan terkontaminasi. Setiap wadah harus diberi label berisi nama bayi dan tanggal ASI diperah untuk memudahkan sistem rotasi penggunaan.
Melansir dari IDAI, pastikan mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah atau menangani ASI. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI segar dalam satu wadah, dan jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya karena berisiko kontaminasi bakteri.
2. Langkah-Langkah Mencairkan ASI Beku
Cara menggunakan ASI dari kulkas yang pertama adalah proses pencairan jika ASI disimpan dalam kondisi beku. Pencairan yang benar sangat penting untuk menjaga kualitas nutrisi ASI.
- Pilih ASI dengan tanggal paling lama - Gunakan sistem FIFO (First In First Out) dengan memilih ASI yang pertama kali disimpan. Periksa label tanggal pada setiap wadah dan prioritaskan ASI yang sudah lebih lama tersimpan untuk mencegah penurunan kualitas.
- Cairkan di kulkas bagian bawah - Pindahkan ASI beku dari freezer ke chiller atau kulkas bagian bawah. Proses ini memakan waktu 12-24 jam, jadi sebaiknya dilakukan sehari sebelumnya. Misalnya, jika ASI akan digunakan pagi hari, pindahkan dari freezer ke chiller pada malam sebelumnya.
- Gunakan air hangat untuk pencairan cepat - Jika membutuhkan ASI lebih cepat, rendam wadah ASI dalam mangkuk berisi air hangat (bukan air panas atau mendidih). Ganti air hangat setiap beberapa menit hingga ASI mencair sepenuhnya, proses ini biasanya memakan waktu sekitar 20 menit.
- Cairkan di bawah air mengalir - Alternatif lain adalah meletakkan wadah ASI di bawah air keran yang mengalir. Mulai dengan air dingin, kemudian ubah perlahan menjadi air hangat hingga ASI mencair sempurna.
- Jangan bekukan ulang ASI yang sudah cair - Setelah ASI dicairkan, gunakan dalam waktu 24 jam jika disimpan di kulkas. ASI yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali karena dapat meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri dan menurunkan kualitas nutrisi.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ASI beku yang dicairkan kadang memiliki aroma seperti sabun atau logam akibat enzim lipase yang memecah lemak. Kondisi ini normal dan ASI masih aman dikonsumsi selama tidak berbau asam atau tampak menggumpal.
3. Cara Menghangatkan ASI dari Kulkas
Setelah ASI dicairkan atau dikeluarkan dari kulkas, langkah selanjutnya dalam cara menggunakan ASI dari kulkas adalah proses pemanasan. Tidak semua bayi menyukai ASI dingin, sehingga menghangatkan ASI menjadi penting.
- Biarkan ASI di suhu ruang - Keluarkan botol ASI dari kulkas dan diamkan selama 5-10 menit di suhu ruangan. Ini membantu mengurangi perbedaan suhu yang terlalu ekstrem dan membuat proses pemanasan lebih merata.
- Rendam dalam air hangat - Isi mangkuk atau wadah dengan air hangat (sekitar 37°C, seperti suhu air mandi bayi). Rendam botol ASI dalam air hangat selama beberapa menit. Jangan gunakan air mendidih karena dapat merusak protein dan nutrisi penting dalam ASI.
- Gunakan penghangat botol khusus - Alat penghangat botol (bottle warmer) yang dirancang khusus untuk ASI dapat menjadi pilihan praktis. Alat ini menghangatkan ASI secara merata dengan suhu yang terkontrol sehingga lebih aman.
- Periksa suhu ASI - Sebelum memberikan kepada bayi, teteskan sedikit ASI pada pergelangan tangan bagian dalam untuk memastikan suhunya tidak terlalu panas. ASI yang ideal adalah yang terasa hangat atau sesuai suhu tubuh (sekitar 37°C).
- Goyangkan perlahan, jangan dikocok - ASI yang disimpan sering terpisah menjadi dua lapisan dengan lemak di bagian atas. Goyangkan botol perlahan dengan gerakan memutar untuk mencampurkan kembali, jangan mengocok keras karena dapat merusak struktur nutrisi ASI.
Melansir dari Australian Breastfeeding Association, ASI tidak harus selalu dihangatkan. Beberapa bayi menerima ASI dalam kondisi dingin langsung dari kulkas. Namun, jika bayi lebih menyukai ASI hangat, pastikan proses pemanasan dilakukan dengan cara yang aman.
4. Hal yang Harus Dihindari
Dalam cara menggunakan ASI dari kulkas, ada beberapa kesalahan umum yang harus dihindari karena dapat merusak kualitas ASI atau bahkan membahayakan bayi.
- Jangan gunakan microwave - Microwave memanaskan ASI secara tidak merata dan dapat menciptakan titik-titik panas yang berisiko membakar mulut bayi. Selain itu, gelombang microwave dapat merusak antibodi dan enzim penting dalam ASI yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi.
- Hindari pemanasan langsung di kompor - Memanaskan ASI langsung di atas api kompor atau dalam panci yang dipanaskan dapat merusak nutrisi karena suhu yang terlalu tinggi. Panas berlebihan juga dapat mengubah komposisi protein dalam ASI.
- Jangan mencampur ASI beku dengan ASI segar - Mencampurkan ASI yang baru dicairkan dengan ASI segar yang belum didinginkan dapat menyebabkan ASI segar ikut memanas dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri. Jika ingin mencampur, dinginkan ASI segar terlebih dahulu.
- Jangan biarkan ASI terlalu lama di suhu ruang - ASI yang sudah dihangatkan harus segera diberikan kepada bayi. Jika dibiarkan lebih dari 2 jam di suhu ruangan, ASI berisiko terkontaminasi bakteri dan harus dibuang.
- Jangan panaskan ulang ASI yang tersisa - ASI yang sudah dihangatkan dan tidak habis diminum tidak boleh dipanaskan kembali atau disimpan ulang. Sisa ASI harus dibuang dalam waktu 1-2 jam setelah bayi mulai minum untuk mencegah kontaminasi dari air liur bayi.
- Hindari menyimpan ASI di pintu kulkas - Suhu di pintu kulkas atau freezer tidak stabil karena sering dibuka-tutup. Simpan ASI di bagian belakang kulkas atau freezer di mana suhunya lebih konsisten.
Menurut La Leche League International, kesalahan dalam cara menggunakan ASI dari kulkas dapat mengurangi manfaat imunologis ASI hingga 50%. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti prosedur yang benar dalam menangani ASI perah.
5. Tips Penggunaan ASI yang Sudah Dihangatkan
Setelah memahami cara menggunakan ASI dari kulkas dengan benar, ada beberapa tips tambahan yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan manfaat ASI bagi bayi.
Pertama, segera berikan ASI yang sudah dihangatkan kepada bayi dalam waktu maksimal 1 jam. ASI yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang setelah dihangatkan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Jika bayi tidak menghabiskan ASI dalam waktu 2 jam setelah mulai minum, buang sisa ASI tersebut untuk keamanan.
Kedua, perhatikan tanda-tanda ASI yang sudah tidak layak konsumsi. ASI yang sudah rusak biasanya memiliki bau asam yang menyengat, warna yang berubah drastis, atau tekstur yang menggumpal. Jika menemukan tanda-tanda ini, jangan berikan kepada bayi meskipun belum melewati batas waktu penyimpanan yang direkomendasikan.
Ketiga, catat waktu ASI dikeluarkan dari kulkas dan dihangatkan. Ini membantu memantau berapa lama ASI sudah berada di suhu ruang dan memastikan ASI masih aman untuk dikonsumsi. Gunakan sistem pencatatan sederhana seperti menempelkan label waktu pada botol.
Keempat, sesuaikan porsi ASI dengan kebutuhan bayi. Simpan ASI dalam porsi kecil (60-120 ml) agar tidak banyak terbuang jika bayi tidak menghabiskan. Cara ini lebih efisien dan mengurangi pemborosan ASI yang sudah susah payah diperah dan disimpan.
6. Menjaga Kebersihan dan Keamanan
Kebersihan adalah aspek krusial dalam cara menggunakan ASI dari kulkas. Kontaminasi dapat terjadi di berbagai tahap, mulai dari penyimpanan hingga penyajian kepada bayi.
Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menangani ASI atau peralatan makan bayi. Tangan yang bersih mencegah transfer bakteri ke ASI atau botol. Gunakan sabun antibakteri dan gosok tangan minimal 20 detik, termasuk sela-sela jari dan di bawah kuku.
Sterilisasi botol dan dot setelah setiap penggunaan, terutama untuk bayi di bawah 3 bulan yang sistem imunnya masih berkembang. Rebus botol, dot, dan peralatan lain dalam air mendidih selama 5-10 menit, atau gunakan sterilizer khusus. Pastikan semua peralatan kering sempurna sebelum digunakan kembali untuk menyimpan ASI.
Periksa kondisi wadah penyimpanan ASI secara berkala. Botol atau kantong ASI yang retak, pecah, atau rusak harus segera diganti karena dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri. Gunakan hanya wadah yang dirancang khusus untuk menyimpan ASI dan pastikan bebas dari bahan kimia berbahaya seperti BPA.
Jaga kebersihan kulkas dengan membersihkannya secara rutin. Kulkas yang kotor dapat menjadi sumber kontaminasi bagi ASI yang disimpan. Bersihkan tumpahan segera dan periksa suhu kulkas secara berkala untuk memastikan tetap pada kisaran 4°C untuk chiller dan -18°C atau lebih rendah untuk freezer.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Berapa lama ASI dari kulkas bisa bertahan setelah dikeluarkan?
ASI yang dikeluarkan dari kulkas dapat bertahan hingga 2 jam di suhu ruangan sebelum harus dibuang. Jika ASI sudah dihangatkan dan bayi mulai meminumnya, gunakan dalam waktu 1-2 jam. ASI yang tidak tersentuh air liur bayi bisa bertahan sedikit lebih lama, namun tetap tidak boleh lebih dari 2 jam di suhu ruang untuk menjaga keamanannya.
Apakah boleh mencampur ASI dari kulkas dengan ASI segar?
Boleh, namun ASI segar harus didinginkan terlebih dahulu di kulkas selama minimal 30 menit sebelum dicampur dengan ASI dingin yang sudah ada. Jangan mencampur ASI hangat atau suhu ruang dengan ASI dingin karena dapat meningkatkan suhu keseluruhan dan mempercepat pertumbuhan bakteri. Pastikan juga kedua ASI masih dalam batas waktu penyimpanan yang aman.
Bagaimana cara mengetahui ASI dari kulkas sudah rusak?
ASI yang rusak biasanya memiliki bau asam yang sangat menyengat, berbeda dari aroma sabun atau logam yang normal pada ASI beku. Teksturnya juga tampak menggumpal atau terpisah dan tidak bisa menyatu kembali meskipun sudah digoyangkan. Warna yang berubah drastis menjadi kekuningan pekat atau kecoklatan juga menandakan ASI sudah tidak layak konsumsi dan harus segera dibuang.
Apakah ASI beku yang sudah dicairkan boleh dibekukan lagi?
Tidak, ASI yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali. Proses pembekuan ulang dapat merusak struktur nutrisi ASI dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri. ASI yang sudah dicairkan harus digunakan dalam waktu 24 jam jika disimpan di kulkas, atau segera diberikan kepada bayi. Jika tidak terpakai dalam waktu tersebut, ASI harus dibuang.
Kenapa ASI dari kulkas berbau seperti sabun atau logam?
Bau sabun atau logam pada ASI yang disimpan disebabkan oleh enzim lipase yang memecah lemak dalam ASI. Ini adalah proses alami dan ASI masih aman untuk dikonsumsi. Beberapa bayi mungkin menolak ASI dengan bau ini, namun sebagian besar tetap mau meminumnya. Jika bayi menolak, Anda bisa memanaskan ASI segar hingga muncul gelembung kecil di tepi sebelum didinginkan dan disimpan untuk mengurangi aktivitas lipase.
Bolehkah menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI dari kulkas?
Tidak boleh, microwave sangat tidak direkomendasikan untuk menghangatkan ASI. Microwave memanaskan secara tidak merata sehingga dapat menciptakan titik-titik panas yang berisiko membakar mulut bayi. Selain itu, gelombang microwave dapat merusak antibodi, enzim, dan nutrisi penting dalam ASI yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi dan mendukung tumbuh kembangnya.
Berapa suhu ideal untuk menghangatkan ASI dari kulkas?
Suhu ideal untuk menghangatkan ASI adalah sekitar 37°C atau sesuai suhu tubuh manusia. Cara terbaik adalah menggunakan air hangat (bukan air panas atau mendidih) untuk merendam botol ASI. Sebelum memberikan kepada bayi, selalu tes suhu dengan meneteskan sedikit ASI pada pergelangan tangan bagian dalam. ASI seharusnya terasa hangat atau netral, tidak panas, untuk memastikan aman bagi bayi.
(kpl/fed)
Advertisement