KapanLagi.com - Oleh: Adi Abbas Nugroho
Pada tahun 2003 silam perfilman Bollywood pernah hadirkan tontonan fenomenal bertajuk
JISM. Film yang dibintangi
Bipasha Basu dan
John Abraham tersebut sukses menjadi salah satu thriller erotis terbaik yang pernah dibuat oleh sineas di sana.Kini, setelah beberapa tahun berlalu,
Pooja Bhatt bersama aktor
Dino Morea memproduseri sekuelnya dengan tambahan angka 2 di belakang judul. Tak ada
Amit Saxena dan
Aditya Prakash Singh di kursi penyutradaraan. Dalam sekuelnya, film ini langsung ditangani oleh
Pooja Bhatt yang juga menjadi produser pada film pertama bersama
Sujit Kumar Singh.
JISM 2 sama sekali tak ada kaitan dengan film pertama. Berkisah tentang Izna (
Sunny Leone), seorang bintang porno yang disewa oleh agen intelijen bernama Aayan (
Arunoday Singh) serta atasannya (
Arif Zakaria) untuk menjebak Kabir (
Randeep Hooda), mantan agen yang berubah haluan menjadi teroris.Namun siapa yang menyangka jika pernah ada cinta yang tak selesai antara Izna dengan sang target operasi. Meski awalnya menolak, Izna pun menerima tugas dari Aayan yang sudah jauh-jauh membawanya ke Sri Lanka. Namun diam-diam cinta yang tak pernah selesai bersama Kabir itu kembali membayangi Izna. Bagaimana kisah film ini selanjutnya?
Well, tak ada hal baru yang ditawarkan oleh Mahesh Bhatt dalam naskah tulisannya. Senada dengan adegan panas serta materi promosi yang sengaja digembar-gemborkan hingga kemudian dicekal. Film ini hanya mengandalkan sensasi
Sunny Leone yang sebenarnya tak berarti.Selayaknya bintang porno yang diplot sebagai pemeran utama dalam film layar lebar,
Sunny berakting sangat menyedihkan. Terkadang emosi yang ditunjukkan terlihat tak pada tempatnya. Bahkan di beberapa bagian terlihat
too much. Akting buruk
Sunny diperparah dengan film yang bergerak lambat. Jangan lupa juga dengan keringnya jalinan
chemistry antara
Sunny dengan
Hooda maupun
Singh. Film ini berjalan dengan amat menyedihkan tanpa tahu apa yang mau ditunjukkan pada khalayak selain adegan
cheesy atau
love scene tanggung. Bahkan
twist di ending pun tampak terlalu maksa untuk ditelaah lebih dalam.Untungnya tata musik dari
Arko Pravo Mukherjee dan
Mithoon memilih jalan sendiri dengan tampil sangat indah dan berenergi. Dari 5 track yang ada, semua terdengar
easy listening dan mempesona. Dengar saja
track berjudul
Maula atau
Ye Jism Hai To Kya milik
Ali Azmat yang mungkin akan langsung membuat Anda terpikat.
At least, judul yang berarti Tubuh dalam bahasa Indonesia ini bukanlah film yang
worth it untuk ditonton. Jika penasaran boleh saja. Namun untuk sebuah sekuel, film ini terlihat hanya mendompleng kesuksesan predesornya.