Nick Spitz (Adam Sandler) menjalani hari hari sebagai polisi New York yang sibuk dan sering merasa tidak dihargai di kantornya. Ia ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk istrinya, Audrey Spitz (Jennifer Aniston), yang sudah lama memimpikan liburan romantis ke Eropa. Namun Nick selalu menunda nunda rencana itu karena masalah pekerjaan dan biaya. Audrey sendiri bekerja sebagai penata rambut yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Diam diam ia berharap suaminya memberi kejutan agar hubungan mereka tidak terasa membosankan.

Suatu hari Nick akhirnya memberanikan diri untuk menepati janjinya. Ia mengajak Audrey pergi ke Eropa sebagai hadiah ulang tahun pernikahan. Meski dilakukan dengan cara yang spontan dan seadanya, Audrey sangat senang. Pasangan ini pun berangkat dengan semangat baru, berharap liburan mereka bisa memperbaiki kembali kedekatan yang sempat terasa renggang.

Saat dalam penerbangan menuju Eropa, Audrey bertemu Charles Cavendish (Luke Evans). Ia adalah pria kaya yang sopan, misterius dan membawa aura elegan yang langsung membuat Audrey penasaran. Charles mengetahui bahwa pasangan ini sedang berlibur dan dengan ramah mengundang mereka bergabung menikmati perjalanan mewah di yacht milik keluarganya. Nick sempat ragu karena merasa undangan itu terlalu baik untuk menjadi kenyataan, tetapi Audrey justru melihatnya sebagai kesempatan untuk merasakan pengalaman baru yang tidak akan datang dua kali.

Sesampainya di yacht, pasangan Spitz memasuki dunia serba glamor yang jauh dari kehidupan mereka sehari hari. Yacht itu milik Malcolm Quince (Terence Stamp), seorang miliarder tua yang terkenal sulit, sinis, dan tidak percaya siapa pun. Di sana hadir pula banyak tamu penting. Ada Grace Ballard (Gemma Arterton), aktris terkenal yang selalu tampil memukau. Ada juga Maharaja Vikram (Adeel Akhtar), sosok eksentrik yang penuh humor. Selain itu hadir Juan Carlos Rivera (Luis Gerardo Méndez), mantan pilot Formula 1 yang menawan, serta Sergei (Ólafur Darri Ólafsson), bodyguard besar yang tampak berbahaya.

Suasana berubah tegang ketika Malcolm Quince mengumumkan sesuatu yang mengejutkan. Ia menyatakan bahwa semua warisannya tidak akan diberikan kepada para kerabat ataupun orang orang dekatnya. Seluruh harta akan jatuh kepada tunangannya, Suzi Nakamura (Shioli Kutsuna). Pengumuman itu langsung membuat seluruh tamu terkejut dan merasa tidak terima. Hubungan Malcolm dengan banyak orang di kapal itu memang rumit. Banyak dari mereka yang memiliki alasan pribadi untuk membencinya.

Tidak lama setelah pengumuman itu, lampu kapal mendadak padam. Dalam gelap, terdengar teriakan dan suara benda terjatuh. Saat lampu kembali menyala, Malcolm sudah tergeletak tak bernyawa dengan sebuah belati tertancap di dadanya. Semua orang panik. Situasi langsung mengarah pada satu kesimpulan. Pembunuhan baru saja terjadi dan pelakunya pasti seseorang yang ada di kapal.

Polisi dari Prancis yang dipimpin oleh Inspector de la Croix (Dany Boon) datang untuk menyelidiki kasus tersebut. Namun bukannya memeriksa para tamu kaya, ia justru curiga pada Nick dan Audrey. Keduanya dianggap memiliki motif dan kesempatan untuk melakukan pembunuhan. Apalagi Audrey diketahui sempat berbicara dengan Charles, dan Nick dianggap sebagai polisi yang mungkin ingin mencari keuntungan dari kekacauan itu.

Nick dan Audrey terjebak dalam situasi penuh tekanan. Mereka harus membersihkan nama mereka sekaligus mencari tahu siapa sebenarnya pembunuh Malcolm Quince. Dalam prosesnya, mereka menyaksikan berbagai kejadian aneh yang selalu mengarah pada satu hal. Semua orang di yacht memiliki rahasia. Ada yang menutupi hubungan, ada yang menyimpan dendam, dan ada pula yang berusaha melindungi dirinya sendiri dengan cara apa pun.

Pencarian mereka membawa pasangan ini ke jalanan Eropa yang menegangkan. Dari ruang pesta mewah hingga lorong gelap yang penuh intrik, Nick dan Audrey harus berlari, bersembunyi dan memecahkan petunjuk satu per satu. Meski sering berdebat dan bertindak ceroboh, mereka perlahan menyadari bahwa kerja sama mereka justru membuat penyelidikan semakin maju.

Audrey memanfaatkan kecerdikannya membaca situasi dan kebiasaannya mengamati detail kecil. Nick mengandalkan insting polisi yang ternyata masih bisa bekerja dengan baik meski selama ini ia sering diremehkan. Perlahan mereka merangkai potongan informasi yang mengarah pada rahasia besar. Pembunuhan Malcolm ternyata tidak sesederhana perselisihan warisan. Ada permainan kekuasaan, manipulasi dan rencana panjang yang dilakukan secara rapi oleh seseorang yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.

Dalam momen paling menegangkan, Nick dan Audrey dikejar oleh pihak pihak yang merasa terancam oleh penyelidikan mereka. Pasangan ini harus berpikir cepat sambil mempertahankan diri. Semua itu membuat hubungan mereka semakin diuji. Mereka sadar bahwa liburan yang seharusnya menjadi momen romantis berubah menjadi petualangan berbahaya yang mempertaruhkan hidup mereka. Namun di sisi lain, kondisi itu justru membuat mereka kembali solid sebagai pasangan.

Di puncak penyelidikan, Nick dan Audrey akhirnya berhasil mengungkap siapa pembunuh Malcolm. Mereka juga menemukan alasan di balik rangkaian kejadian yang sejak awal terlihat janggal. Pelaku ternyata memiliki motif yang tidak hanya terkait warisan, tetapi juga balas dendam lama yang baru terungkap setelah Malcolm membuat pengumuman pada malam itu.

Setelah melalui kejar kejaran yang melelahkan, keduanya menyerahkan bukti kepada pihak berwenang. Nama mereka akhirnya dibersihkan. Inspector de la Croix yang awalnya meremehkan mereka harus mengakui bahwa pasangan ini justru bekerja lebih baik daripada perkiraannya. Nick dan Audrey akhirnya bisa bernapas lega. Meski liburan mereka jauh dari kata tenang, pengalaman itu membuat hubungan mereka semakin kuat dan jujur.

Namun pertanyaan besar tetap menggantung. Dengan semua kejadian yang telah mereka alami, apakah Nick dan Audrey siap menghadapi konsekuensi baru dari misteri yang mungkin belum sepenuhnya selesai? Apakah mereka bisa kembali ke kehidupan normal setelah terjebak dalam kasus yang hampir merenggut nyawa mereka?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel