Dituding Beli Karakter, Produser 'MERAH PUTIH ONE FOR ALL' Jelaskan Proses Kreatifnya
Diperbarui: Diterbitkan:

YouTube/Historika Film
Kapanlagi.com - Salah satu tudingan paling serius yang menerpa film MERAH PUTIH ONE FOR ALL adalah soal penggunaan karakter yang diduga dibeli di marketplace dan bukan merupakan karya orisinal.
Menjawab hal ini, produser eksekutif film MERAH PUTIH ONE FOR ALL, Endiarto, memberikan penjelasan mendalam mengenai proses penciptaan karakter dalam filmnya. Ia membantah keras tudingan bahwa karakter-karakter tersebut dibeli dalam bentuk jadi.
Menurut Endiarto, proses kreatif dimulai dari pembentukan konsep dan penokohan delapan karakter utama dari nol. Tim penulis skenario telah merancang latar belakang dan sifat masing-masing karakter secara detail sebelum divisualisasikan.
Advertisement
"Jadi kalau dikatakan itu karakternya beli, kita karakter itu kita tentukan itu sudah. Karakternya Nara begini, kita bedah itu," jelas Endiarto saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025).
Setelah konsep karakter matang, barulah tim animator mulai bekerja untuk menuangkannya ke dalam bentuk visual digital. Di sinilah penggunaan template atau aset digital berperan. Endiarto menganalogikannya seperti menggunakan aplikasi desain, di mana pengguna membeli akses ke berbagai elemen untuk dirakit menjadi sebuah karya baru.
"Nah, setelah terbentuk karakter-karakter itu, baru kita visualisasikan ke digital, kita sketsa pakai digital. Nah setelah itu ada komparasi kan. Untuk melihat komparasi kan yang yang gratis ya cuma ada di Google itu kan. Tapi kalau kita pengin melihat karakter yang benar-benar mendekati, ya kita harus punya yang berbayar," paparnya.
1. Pembelian Lisensi Template, Bukan Karakter Utuh
Ia menegaskan bahwa pembelian yang dilakukan adalah pembelian paket aset atau lisensi template, bukan membeli karakter utuh. Hal ini merupakan praktik yang lazim di dunia animasi digital untuk efisiensi produksi. Menurutnya, mustahil membuat animasi dari nol tanpa bantuan perangkat lunak dan aset yang sudah ada.
"Aplikasi itu kan kita enggak bisa buat sendiri. Semua pakai editing juga kita beli. Kayak CapCut, Filmora kan harus beli. Nah, aplikasi-aplikasi kayak apa ya, template-template itu kan juga ada berseliweran. Hari ini zaman digital," katanya.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
2. Hasil Olah Kreatif
Endiarto pun menyimpulkan bahwa karakter-karakter dalam filmnya adalah hasil olah kreatif timnya yang memanfaatkan teknologi dan aset yang tersedia secara legal. Baginya, tudingan membeli karakter jadi adalah sebuah kesalahpahaman.
"Jadi kalau dikatakan karakter itu beli, karakter kita sudah bentuk penokohannya dari semula, dari delapan anak. Kita sudah bentuk karena itu pemeran utama delapan anak itu," tutupnya.
Baca juga seputar MERAH PUTIH ONE FOR ALL di Liputan6.com
(Transformasi mencengangkan! Asri Welas sekarang terlihat makin cantik dan hot!)
(kpl/far/ums)
Advertisement
-
Fashion Selebriti Potret Wanda Hara Pakai Batik, Salfok ke Jenggot yang Bikin Makin Macho
-
Fashion Selebriti Indonesia Pesona Tara Basro Pakai Batik, Stylish Tabrak Motif dan Warna