Kapanlagi.com - Pihak Multivision Plus, selaku produser film CINTA TAPI BEDA mengaku santai dan menunggu perkembangan kasus laporan Dewan Pusat Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (DPP IPPMI) atas film tersebut.
Humas Multivision Plus, Aris Muda mengungkapkan, pihaknya pada posisi menunggu lebih lanjut perkembangan laporan tersebut.
"Kalau bentuknya sudah laporan berarti sudah menutup ruang dialog. Kami menunggu hasil pelaporannya seperti apa? Apakah sesuai dan memenuhi pasal,” ujar Aris Muda saat dihubungi KapanLagi.com®, Senin (7/1).
Sutradara dan produser film CINTA TAPI BEDA, Hanung Bramantyo dan Raam Punjabi hari ini, Senin (7/1) dilaporkan ke polisi. Mereka dituduh telah menanamkan kebencian dan penghinaan di muka umum terkait film yang rilis 27 Desember itu. Mereka dinilai melanggar pasal 156 KUHP Jo Pasal 4 dan 16 UU Nomor 40/2008 tentang penghapusan diskriminasi. Selain dua nama tersebut, DPP IPPMI juga melaporkan
Raam Punjabi, lanjut Aris, sudah mengetahui tentang laporan tersebut. Namun kembali ditegaskan, bahwa pihaknya menunggu perkembangan laporan tersebut lebih lanjut.
"Sudah tahu. Beliau tidak berkomentar. Nunggu perkembangan kasus pelaporannya seperti apa,” terangnya.
"Hak semua orang merasa tersinggung. Kalau mau dialog ya silahkan. Nggak mungkin skenario satu hari dua hari,. Harusnya dipahami dulu simbol-simbolnya. Kita kan juga research juga," paparnya.
Film CINTA TAPI BEDA menceritakan gadis Minang, Diana (penganut Katolik) berpacaran dengan Cahyo, lelaki Jawa, yang Muslim taat beragama. Keduanya ingin menikah. Ibu Diana, tante, om dan kakak-kakaknya tidak setuju orang Minang Katolik kawin dengan orang yang beda agama. Akhirnya Diana dijodohkan dengan laki-laki Minang, dokter Oka yang seiman.
Namun hingga saat ini film CINTA TAPI BEDA sendiri belum tayang di Padang yang merupakan salah satu lokasi syuting dan cerita dalam set film tersebut.
"Belum main di Padang malah. Karena bioskop Karya dan Raya yang ada itu kelas dua. Jadi belum tayang nunggu copy film dulu," terangnya.