Kapanlagi.com - Keberuntungan Muhammad Cholidi Asadil Alam mendapatkan peran Azam dalam film KETIKA CINTA BERTASBIH, merupakan jasa besar dari sekian banyak orang di sekitar dirinya. Satu di antaranya seorang pelukis di daerah Bulungan, Jakarta yang memberi saran pada Cholidi untuk mengikuti audisi."Pertama kali ikut itu (audisi) dikasih tahu sama seorang pelukis di Bulungan (Blok M), 'coba sih kamu ikutan audisi KCB', kata pelukis itu. 'Kamu seperti cocok dengan peran Azam', katanya, terus saya coba, Alhamdulillah berhasil," demikian kisah Cholidi saat ditemui di hotel Soultan, Senayan, Senin (15/9).Cholidi mendapatkan peran Azam setelah mengikuti beberapa tahapan audisi. Terakhir pada Minggu (14/9), saat final audisi yang dilangsungkan di studio RCTI dan disiarkan secara langsung, ia berhasil menyisihkan para pesaingnya, yang ikut memperebutkan peran dalam film arahan Chaerul Umam itu.Cholidi sendiri merupakan santri pondok pesantren Daarul Islah, Jakarta, kelahiran Pasuruan, Jawa Timur 30 Maret 1989. Ia lahir dalam keluarga santri yang akrab dengan kehidupan pondok pesantren, di mana kakak-kakaknya menempuh pendidikan pondok sejak usia dini."Dulu waktu lulus SD pingin mondok tapi nggak dikasih, ya karena mungkin jawabannya, kakakku semua di pesantren dan kalau mondok juga rumah jadi sepi," terang Cholidi bercerita masa kecilnya. Berikutnya Cholidi mendapat kesempatan merantau ke Jakarta, sekaligus menuntut ilmu. Dalam perjalanannya Cholidi yang berharap menjadi pribadi yang teguh dalam menjalani hidup ini mengikuti audisi KCB, film yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy.Kepercayaan diri dan doa kedua orang tua, menjadi bekal pria dengan tinggi 189 cm dan berat 80 kg ini hingga berhasil memenangi audisi KCB. Kemenangan ini menurutnya sebagai amanah dan akan dijalankan sebagai sebuah ibadah, dan jalan dakwah. "Melihat sisi kehidupan Azam, saya hanya akan berbuat semampu saya di film ini, karena di sini ada tujuan dakwahnya," demikian ungkapnya.