Kapanlagi.com - Ikang Fawzi tidak menyesal akan gagalnya dia menjadi Cawabup Lampung. Di dalam pemilihan di menempati posisi kedua. Ikang mengungkapkan kekalahannya karena sistem pemilihan yang buruk di Indonsia.

"Saya nggak menyesal. Kalah karena sistem yang buruk, Saya lapang dada. Nomer 2 (kalah). Udah selesai, niat saya sebenarnya memberikan kontribusi pada demokrasi, jadi kalo kita udah masak partai, harus melakukan movement, kontribusi untuk perbaikan demokrasi, salah satunya melalui pilkada," ungkapnya saat ditemui usai peluncuran Reuni Mobile Content di Transforce, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (19/8).

"Jadi pilkada menurut saya sekarang udah nggak sehat karena orang tuh sekarang kalau mau jadi calon Bupati atau Walikota harus punya 5-10 Miliar dulu, jadi kita nggak akan mendapatkan seorang yang benar-benar bersih, jujur dan anti KKN kalau dengan cara seperti itu, karena costnya udah tinggi. Dia harus mengembalikan cost itu, kalau dia pinjam dari orang lain kan dia punya tanggung jawab," kata Ikang Fauzi.

Lantas sumber dananya darimana? "Ada donatur di sekitar dia yang bisa memberikan kontribusi, tapi biaya itu bukan hal yang paling utama," imbuhnya

Untuk kampanye kemarin Ikang hanya mengeluarkan biaya yang minimalis.

"Saya minimalis, operasional aja saya ratusan juta pasti. Tapi itu biaya pengabdian aja, saya ikhlas. Itu pengorbanan saya buat bangsa ini, mungkin nggak berhasil tapi paling nggak sudah mendengung," paparnya.

Pada waktu kampanye kemarin Ikang Fawzi mempunyai cita-cita bersama teman-temanya agar Pilkada di Indonesia bersih, dan punya kompetensi tinggi, elektebilitas tinggi yang di ingini masyarakat yang bisa tampil. namun angan tersebut sirna karena bertolak belakang dengan kenyataan yang masih ada.

"Kalau sekarang pemimpin bukan yang punya kualifikasi, tapi kemampuan finansial," pungkasnya.