Mucikari RA Minta Perlindungan, Dapat Teror Dari Mantan Klien?
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Sidang perdana telah dijalani Robby Abbas alias RA di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (19/8). Dalam sidang tersebut dengan agenda pembacaan dakwaan itu, RA lupa dengan nama-nama artis yang pernah jadi kliennya.
Pengacara RA, Pieter Ell, hari Kamis (20/8) mendatangi Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jl Proklamasi, Jakarta Pusat. Kedatangan Pieter ini untuk meminta perlindungan terkait sidang minggu depan di mana nama-nama saksi tak akan lagi disebut dengan inisial. Ini ada hubungannya karena RA sempat shock dalam sidang perdana.
"Klien saya (RA) syok, dia nggak banyak omong. Malah hampir menangis kemarin. Memang ada pressure, dari raut mukanya terlihat. Karena harus menyebutkan nama orang-orang yang terlibat. Siapa yang menyangka akan duduk di kursi pesakitan sih," kata Pieter.
RA kala menjalani sidang perdana © KapanLagi.com®/Budy Santoso
Seperti yang disebut di awal, RA sempat lupa nama-nama kliennya. Apakah ini ada hubungannya dengan tekanan yang diterima RA? "Itu versi dakwaan jaksa. Salah satu user itu, Oby sudah lupa namanya tapi nanti kita buktikan Oby beneran lupa apa nggak. TKP di mana, nanti kita akan minta rekonstruksi," jawabnya.
Bicara tentang perlindungan yang diminta Pieter Ell untuk kliennya, pengacara ini sempat ditanya apakah user yang menggunakan jasa RA adalah orang yang menjabat di kursi pemerintahan. Tak mengiyakan atau mengelak, Pieter hanya bilang rekan media akan tahu sendiri ketika user yang akan jadi saksi datang di persidangan selanjutnya.
Sementara itu soal adanya rumor teror yang diterima oleh RA, Pieter bilang ada satu nomor yang kerap menelepon. "Ada nomor kode 0411, banyak kali dia telepon, cuma nggak pernah ngomong," katanya.
Pengacara RA kemudian juga menjelaskan kalau kliennya belum bisa bertemu langsung dengan keluarganya. Dia hanya berkonsultasi dengan orang-orang terdekatnya via telepon dan berharap kasus ini bisa cepat selesai.
Pengacara RA, Pieter Ell, hari Kamis (20/8) mendatangi Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jl Proklamasi, Jakarta Pusat. Kedatangan Pieter ini untuk meminta perlindungan terkait sidang minggu depan di mana nama-nama saksi tak akan lagi disebut dengan inisial. Ini ada hubungannya karena RA sempat shock dalam sidang perdana.
"Klien saya (RA) syok, dia nggak banyak omong. Malah hampir menangis kemarin. Memang ada pressure, dari raut mukanya terlihat. Karena harus menyebutkan nama orang-orang yang terlibat. Siapa yang menyangka akan duduk di kursi pesakitan sih," kata Pieter.

Seperti yang disebut di awal, RA sempat lupa nama-nama kliennya. Apakah ini ada hubungannya dengan tekanan yang diterima RA? "Itu versi dakwaan jaksa. Salah satu user itu, Oby sudah lupa namanya tapi nanti kita buktikan Oby beneran lupa apa nggak. TKP di mana, nanti kita akan minta rekonstruksi," jawabnya.
Bicara tentang perlindungan yang diminta Pieter Ell untuk kliennya, pengacara ini sempat ditanya apakah user yang menggunakan jasa RA adalah orang yang menjabat di kursi pemerintahan. Tak mengiyakan atau mengelak, Pieter hanya bilang rekan media akan tahu sendiri ketika user yang akan jadi saksi datang di persidangan selanjutnya.
Sementara itu soal adanya rumor teror yang diterima oleh RA, Pieter bilang ada satu nomor yang kerap menelepon. "Ada nomor kode 0411, banyak kali dia telepon, cuma nggak pernah ngomong," katanya.
Pengacara RA kemudian juga menjelaskan kalau kliennya belum bisa bertemu langsung dengan keluarganya. Dia hanya berkonsultasi dengan orang-orang terdekatnya via telepon dan berharap kasus ini bisa cepat selesai.
Simak berita lainnya!
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/abs/pit)
Reporter:
Adi Abbas Nugroho
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement