Oscar Lawalata Bikin Desain Kain Cual

Kapanlagi.com - Perancang busana ternama, Oscar Lawalata akan membantu membuatkan desain baru bernuansa moderen pada kain cual khas Bangka Belitung.

Maslina Yazid, pengrajin dan pemilik rumah cual Maslina Yazid, di Selindung Bangka, Rabu (24/10), mengatakan, dalam peragaan pembuatan kain tenun cual beberapa waktu lalu di Pangkalpinang dihadapan Oscar, Reggy Lawalata, dan Seichi Okawa, ketua gelar budaya Indonesia, keinginan membantu membuatkan desain cual itu diungkapkannya.

"Oscar menyatakan, desain kain cual hasil peninggalan nenek moyang dulu sudah sangat bagus, namun seiring perjalanan waktu perlu ada kreasi-kreasi baru sesuai selera orang sekarang," kata Maslina menirukan ucapan Oscar.

Desain itu akan dikerjakannya dalam beberapa pekan dan selanjutnya diserahkan ke pemilik cual Maslina Yazid yang merupakan satu-satunya pemilik tenun khas manual Bangka Belitung didaerah itu.

Sebagai tindak lanjut dari keinginan itu, Oscar membeli tiga buah bahan kain cual berbagai motif serta satu baju yang tengah dipakai pemilik cual tersebut.

Seichi Okawa, WN Jepang yang mengaku sangat tertarik dengan kain cual menyatakan, kain cual merupakan perpaduan antara tenun ikat dan kain songket. Ia menyatakan proses pembuatannya unik dengan memintal satu demi satu benang aneka warna dalam waktu cukup lama hingga terbentuk sehelai kain dengan berbagai motif.

"Saya rasa orang di Jepang akan sangat tertarik dengan orisinilitas proses pembuatannya. Banyak orang yang suka dengan sesuatu yang dikerjakan dengan tangan terampil dan membutuhkan ketekunan," ujarnya.

Ia berkeberatan dengan teknik printing untuk pembuatan desain dan kain cual yang menggunakan mesin dan diproduksi massal.

Motif kain cual Bangka Belitung yang diproduksi berupa cucuk calak, bebek bekundang, naga besaing, kenanga, gajah mada, bebek setaman, kembang setangkai, dan kucing tidur.

Lama proses pembuatan sehelai kain cual membuat harganya cukup mahal. Kain untuk bahan kebaya/gaun ditambah sehelai selendang dijual seharga Rp1,8 juta, sementara untuk laki-laki berupa sarung setengah badan yang biasa digunakan sebagai pakaian adat melayu beserta stanjak (topi dari kain tenun) dijual Rp1,2 juta.