Kapanlagi.com - Bagi Primus Yustisio, sikap DPR yang ricuh saat sidang paripurna tentang kasus bank Century adalah wajar. Adu argumen yang terjadi merupakan bentuk pembelaan kepentingan rakyat, jadi masih bisa ditoleransi. Ditemui di Manggala Wanabakti, setelah melihat prosesi akad nikah Melanie Putria dan Angga, Minggu (7/3), Primus menyatakan pendapatnya. "Ah itu biasa, memang itu tugas anggota DPR kan berdebat. Cuma kemarin memang luar biasa, kan juga karena hak angketnya alot sekali dan ini kan diikuti masyarakat luas. Ada beberapa kawan yang tidak memberikan sikap yang santun, tetapi tentunya ke depannya lebih baik. Tapi kalau mengaca yang lain, seperti Jepang, India dan Korea malahan lebih lebih parah. Mereka bisa lemparan-lemparan," katanya. Demi membela kepentingan rakyat, Primus sepakat jika adu argumen terjadi. "Kalau tidak ada kepentingan masyarakat, mereka tidak akan mempertahankan kepentingan masing-masing," tegasnya. Baginya sikap DPR sudah wajar dan tidak perlu disesali. "Saya menyesal menyaksikan demo anarkis di luar itu, kan di dalam masih terkendali nggak sampai pukul-pukulan, cuman marah-marah saja, itulah demokrasi yang kita pilih. Kalau setuju-setuju aja, kembali aja ke demokrasi Orde Baru. Dari segi kepantasan tentu saja karena situasi yang membuat kondisi seperti itu. Situasi juga yang membuat seperti kawan-kawan anggota situasi hatinya sedang emosi, tapi dimakluminya, memang dari segi kesantunan dilanggar, tetapi tidak melanggar tatib (tata tertib)," jelasnya.Bahkan Primus juga siap berdebat jika harus memperjuangkan kepentingan rakyat. "Kenapa harus takut, nggak lah, masalah hal seperti itu nggak bisa kita hindari, kita tidak merencanakan. Di luar juga kita tidak sampai ada anarkis sehingga menjadi korban, ini kan cuman reaksi dari suatu aksi kalau menurut saya. Ini dinamika politik Negara kita baru berdemokrasi baru 12 tahun, tentunya media harus ikut menyoroti kalau didiamin tidak ada menanggapi mereka akan bebas, buktinya besoknya kan mereka minta maaf juga," tuturnya.