Kapanlagi.com - Ratna Sarumpaet bakal merilis film JAMILA DAN SANG PRESIDEN pada tanggal 30 April 2009 mendatang. Untuk itu, Ratna merangkul KapanLagi.com sebagai media partner. Apa yang melatarbelakanginya untuk membuat film yang bertemakan trafficking alias perdagangan manusia tersebut? "Ini film persembahan untuk rakyat Indonesia, kita punya persoalan moral di negara yang beragama ini, ada yang namanya human trafficking. Indonesia itu adalah peringkat ketiga sebagai negara yang masih bermasalah dalam pemberantasan human trafficking. Indonesia juga menjadi negara transit dan tujuan dari kejahatan perdagangan manusia," papar Ratna dalam sebuah obrolan santai di Tea Addict, Jl. Gunawarman, Jakarta Selatan. "Di Indonesia 30% dari prostitusi itu berusia di bawah 18 tahun. Makanya dengan hadirnya film ini saya harap presiden maupun capres dan caleg-caleg yang menuju DPR mau menonton film ini, biar mereka2 itu tahu apa yang mereka hadapi. Karena Presiden jadi baik kalau dapat melihat sekelilingnya, semua itu adalah misi dan visi dari film ini," lanjutnya. Beberapa pemain yang turut membintangi film tersebut di antaranya Atiqah Hasiholan, Christine Hakim, Ria Irawan, Adjie Pangestu, Marcelino Lefrand, Surya Saputra dan Fauzi Baadilah. Sebagai sutradara dan produser, Ratna memiliki alasan tersendiri memilih Atiqah, yang adalah putrinya, sebagai pemeran utama. "Kenapa saya pilih? Bukan karena dia anak saya. Memang ada ketakutan saya dikatakan nepotisme, tapi dia itu udah memainkan Jamila sejak di teater. Kenapa aku harus nyari calon-calon lain? Yang di depan mata kan ada," jelasnya. Film ini sarat dengan unsur true story yang ditambahi unsur fiksi sebagai bumbunya dan proses syutingnya memakan waktu selama 37 hari. Namun, yang cukup memakan waktu adalah pencarian dananya, yakni sekitar satu setengah tahun. "Kalau proses syuting nggak terlalu lama 37 hari. Tapi yang paling lama kita mencari dana untuk pembuatan film ini, total itu satu setengah tahun. Kita itu kena dampak global warming, waktu di tengah jalan pas proses syuting, salah satu investor kita cabut. Bayangkan betapa bingungnya kita cari investor lagi. Kita itu terkatung-katung, untungnya kita ketemu Multivision, jadi sekarang sudah terwujud," pungkas Ratna.