Slamet Rahardjo Inginkan Pembatasan Film Asing
Kapanlagi.com - Pemerintah perlu membatasi kuota (jumlah) film asing yang beredar di Indonesia guna memberikan kesempatan berkiprahnya karya sineas nasional.
"Pembatasan kuota itu akan menciptakan fair market (pasar yang adil) bagi kalangan industri film nasional," kata mantan Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N), Slamet Rahardjo di Jakarta, Senin (8/6).
Menurut Slamet, yang dibutuhkan pelaku industri film nasional saat ini adalah fair market, bukan free market atau pasar bebas.
Hal itu disebabkan kemampuan pelaku industri film nasional, baik dari segi pengetahuan maupun dana, masih terbatas, apalagi jika dibandingkan dengan produser-produser di Hollywood.
Advertisement
Bagaimana mungkin, kata dia, film produksi nasional dapat bersaing jika harus berhadapan dengan akting-akting bintang Hollywood seperti Julia Roberts, Nicole Kidman, Richard Gere, Tom Cruise dan bintang tenar lainnya.
"Gaji Nicole Kidman saja tujuh kali lipat dari biaya produksi satu film nasional," katanya.
Konsep free market yang diterapkan pemerintah saat ini tidak akan memberikan kesempatan pada pelaku industri film nasional karena perbedaan yang mencolok dalam segala hal.
Ia mengumpamakan kondisi pasar perfilman nasional saat ini seperti 'pertarungan' Elly Pical melawan Mike Tyson, meski sama-sama hebat di kelasnya masing-masing.
"Sama-sama hebat tapi kelasnya. Sama dengan bunuh diri namanya," kata aktor kelahiran 21 Januari 1949 tersebut.
Ia menambahkan, pemberian kuota terhadap film asing tersebut juga perlu dilakukan untuk membatasi jumlah tontonan yang beredar di masyarakat.
"Ibarat perut, kalau terlalu banyak diisi makanan, bisa menyebabkan penyakit," katanya.  Â
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
(kpl/bun)
Advertisement
-
Teen - Fashion Kasual Celana Jeans Ala Anak Skena: Pilihan Straight sampai Baggy yang Wajib Dicoba
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget
