Kapanlagi.com - Dari banyak film superhero yang telah dirilis, THE AVENGERS menghadirkan cerita yang paling fantastis dan juga visualisasi yang megah. Itu memang disengaja oleh sang sutradara, Joss Whedon. Ia ingin agar filmnya tak terlalu realistis.
Sebagai pembanding, Whedon menyebut film THE DARK KNIGHT sebagai salah satu contoh film superhero yang digarap serealistis mungkin. Ia tak menganggap film itu buruk tapi untuk label film superhero, THE DARK KNIGHT terasa kurang bombastis.
"Saat melihatnya, aku seperti ingin berteriak, 'aku ingin film superhero!' Kita punya teknologi yang memungkinkan hal bombastis ditampilkan dalam film," tegasnya dalam sebuah wawancara dengan Hufftington Post.
Whedon yakin bahwa penonton ingin sebuah film superhero yang bombastis bukan yang biasa-biasa (baca: realistis). Ia sudah lama menyadari hal tersebut. Namun ia juga tak ingin terjebak dengan menyajikan film dengan efek visual menarik semata. Oleh karenanya ia fokus pada pengerjaan karakternya.
"Sudah jelas bahwa penonton muak dengan adegan penghancuran seluruh kota. Karena itu aku membuat film superhero yang memberi penekanan pada efek bombastis dan juga pada tokohnya," paparnya.
Ramuannya itu siap ia sajikan dalam film THE AVENGERS: AGE OF ULTRON yang kini tengah dalam penggarapan. Whedon tetap bertumpu pada pengembangan karakternya. Perlu digarisbawahi, bahwa Whedon pun tak akan terlalu mengumbar efek visual dalam sekuel ini.
Apa pun formulanya, THE AVENGERS: AGE OF ULTRON tetap ditunggu oleh para penonton. Penikmat superhero di seluruh dunia sudah tak sabar untuk menyaksikannya di bioskop pada 1 Mei tahun depan.