Kapanlagi.com - Beberapa tahun silam, Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI) telah menemukan pelanggaran hak cipta berupa pemakaian lagu di karaoke Inul Vizta Manado. Kasus ini pun berbuntut panjang lantaran masuk ke jalur hukum.

Dalam beberapa kali sidang di Pengadilan Niaga tingkat pertama di Pengadilan Negeri Makassar, Pengadilan Tinggi (PT) dan banding di Mahkamah Agung (MA), pihak Inul memenangkan banding. Namun, pihak KCI tak mau berhenti menekan pihak Inul, mereka pun mengajukan banding agar MA mau melakukan peninjauan ulang, yang mana akhirnya permintaan tersebut dikabulkan.

Perkara pemakaian lagu tanpa izin oleh tempat karaoke Inul Vizta di Manado ini diputus oleh MA pada 19 Oktober 2016 melalui sidang di tingkat PK dengan ketua majelis I Gusti Agung Sumanatha. Hasilnya, pihak Inul Vizta dinyatakan telah melakukan pelanggaran terkait UU Hak Cipta.

"Hasilnya kita peroleh yang mana dalam putusan menyatakan pihak Inul Vizta melakukan pelanggaran dan melawan hukum, dalam putusan tersebut secara jelas KCI sudah diakui oleh UU hak cipta," kata Ketua Badan Pembina KCI Enteng Tanamal, saat ditemui di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Sabtu (14/1).

Enteng menegaskan betapa pentingnya sebuah royalti untuk para pencipta lagu. Menurut Enteng, dijatuhkannya putusan bahwa pihak Inul Vizta bersalah jadi sebuah kemenangan tersendiri untuk semua pencipta lagu.

"Baik di tempat karaoke, hotel, perusahaan penerbangan, maupun pusat perbelanjaan. Ketika di dalamnya memutar lagu, harus membayar royalti. Biar mereka tahu bahwa kita memiliki hukum yang kuat. Seluruh pencipta lagi pasti senang karena kita menang," katanya.

"Ini hasil yang bisa dipakai pencipta lagu untuk memperjuangkan hak mereka apalabila di kemudian hari menggunakan lagu mereka bisa melakukan hukum," tandasnya.