Soal Eyang Subur, KPI Minta Pemberitaan Jangan Bablas
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Bagi sebuah pemberitaan, sebuah konflik memang nyata memiliki nilai berita. Karenanya, tak sedikit dari pencari berita yang getol untuk memberitakan sebuah kasus ataupun konflik.Hal tersebut juga diamini oleh Nina Muthmainah Armando selaku Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Namun menurutnya, jika kebablasan sebuah kasus bisa tak bernilai lagi, bahkan bisa menyebarkan nilai negatif.Hal ini disampaikan Nina saat dirinya diminta komentar terkait liarnya kasus Eyang Subur VS Adi Bing Slamet."Kami paham bahwa konflik memiliki news value yang tinggi, namun jika keterusan atau kebablasan kan ga ada gunanya bagi publik," tutur Nina saat dihubungi KapanLagi.com® (9/4).Pemberitaan kasus Adi Bing Slamet dan Eyang Subur di beberapa media dirasa terlalu liar oleh KPI
Baca Juga:Nina menghimbau bahwa kepada banyak media untuk mengedepankan hati nurani saat akan menayangkan sebuah pemberitaan."Kami hanya menghimbau bahwa frekuensi ini adalah milik publik, seharusnya dalam menayangkan siaran, harus juga berdasarkan hati nurani. Yang membawa manfaat ke publik," lanjutnya.Saat diminta saran tentang penyelesaian terbaik antara Eyang Subur dan Adi Bing Slamet, Nina menolak. "Kami tidak memberi saran ke pihak yang berseteru. Kami hanya mengawasi siaran-siaran televisi," tukasnya.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
(kpl/ato/rea/rth)
Renata Angelica
Advertisement
-
Fashion Selebriti Potret Wanda Hara Pakai Batik, Salfok ke Jenggot yang Bikin Makin Macho
-
Fashion Selebriti Indonesia Pesona Tara Basro Pakai Batik, Stylish Tabrak Motif dan Warna