5 Barang yang Dilarang Dibeli Kelas Menengah Agar Keuangan Tetap Stabil Menurut Warren Buffett

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diterbitkan:

5 Barang yang Dilarang Dibeli Kelas Menengah Agar Keuangan Tetap Stabil Menurut Warren Buffett
Miliarder atau Orang Terkaya Dunia Warren Buffet (Credit: Liputan6)

Kapanlagi.com - Warren Buffett, sosok miliarder legendaris yang dikenal di seluruh dunia, memiliki cara hidup yang sangat sederhana meskipun kekayaannya melampaui 140 miliar dolar AS. Filosofi hidupnya yang mengedepankan hemat dan cerdas dalam mengelola keuangan telah menginspirasi banyak orang, terutama mereka yang berada di kelas menengah yang sering terjebak dalam pengeluaran yang tidak perlu.

Buffett selalu menekankan pentingnya hidup di bawah kemampuan, menjauhi gaya hidup konsumtif, dan fokus pada investasi jangka panjang. Dengan prinsip-prinsip ini, ia tidak hanya berhasil menjaga stabilitas finansialnya, tetapi juga membangun kekayaan yang luar biasa dan berkelanjutan.

Dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, berikut adalah lima barang yang sebaiknya dihindari oleh kelas menengah menurut Buffett, lengkap dengan alasannya. Selasa (14/1/2015). Dengan menerapkan tips berharga ini, siapa pun dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menghindari jebakan utang atau kemiskinan.

1. Mobil Baru: Jebakan Aset yang Menyusut

Warren Buffett, sang maestro investasi, dengan tegas mengingatkan kita bahwa membeli mobil baru adalah keputusan yang bisa merugikan kantong. Bayangkan, nilai mobil baru bisa terjun bebas hingga 20% dalam tahun pertama dan mencapai 60% setelah lima tahun! Artinya, sebuah mobil seharga Rp450 juta bisa menyusut menjadi hanya Rp180 juta.

Buffett berpendapat bahwa pemilihan kendaraan seharusnya didasarkan pada fungsionalitas dan kepraktisan, bukan sekadar untuk pamer status. Ia sendiri setia mengendarai Cadillac DTS 2006 selama hampir sepuluh tahun sebelum menggantinya atas permintaan anaknya, menunjukkan bahwa gaya hidup hemat tidak harus mengorbankan kenyamanan.

Bahkan, Buffett sering berburu mobil bekas dengan sedikit kerusakan, seperti bekas hujan es, untuk mendapatkan harga miring. Bagi kelas menengah, strategi ini sangat relevan; menghindari pengeluaran besar yang tidak memberikan nilai tambah adalah kunci.

Jadi, meski membeli mobil baru mungkin menggoda, bijaklah dalam memilih kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda, seperti mobil bekas berkualitas atau terus menggunakan kendaraan lama yang masih layak.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Langganan yang Tidak Perlu: Pengeluaran Tak Terlihat

Di tengah gemerlap era digital, banyak dari kita terjebak dalam jebakan langganan yang tak terduga, seperti layanan streaming, gym, atau aplikasi premium yang jarang kita sentuh. Tanpa evaluasi rutin, langganan ini bisa menjadi "penguras uang" yang mengganggu keseimbangan keuangan kita.

Warren Buffett menekankan pentingnya memeriksa pengeluaran bulanan dan menghentikan langganan yang tidak memberikan manfaat nyata. Dengan mengalihkan uang yang terbuang untuk hal-hal sepele ke dalam tabungan atau investasi, kita bisa mengurangi pengeluaran secara signifikan.

Misalnya, biaya langganan gym yang tidak terpakai selama setahun bisa digunakan untuk membangun dana darurat atau membeli asuransi kesehatan. Langkah sederhana ini tidak hanya membuat keuangan lebih teratur, tetapi juga mencerminkan prinsip Buffett untuk lebih menghargai nilai daripada sekadar kuantitas.

Untuk menjaga pengeluaran tetap terkendali, buatlah daftar semua layanan yang Anda langgani dan evaluasi mana yang benar-benar Anda gunakan. Dengan menyingkirkan yang tidak perlu, Anda akan lebih mudah mengontrol pengeluaran dan meningkatkan tabungan.

3. Rumah yang Terlalu Besar: Beban Finansial Tersembunyi

Warren Buffett, sang maestro investasi, selalu menekankan bahwa membeli rumah seharusnya didasarkan pada kebutuhan, bukan sekadar untuk pamer. Meskipun rumah besar terlihat menggiurkan, sering kali ia justru menjadi beban finansial yang berat dengan pajak, biaya perawatan, dan cicilan yang menguras kantong.

Buffett sendiri tetap setia pada rumah sederhana yang dibelinya pada tahun 1958 seharga sekitar Rp500 juta, menunjukkan prinsip hidup di bawah kemampuan. Baginya, rumah seharusnya menjadi tempat yang nyaman, bukan simbol status.

Banyak orang kelas menengah terjebak dalam godaan untuk memperbesar rumah seiring bertambahnya pendapatan, namun langkah ini bisa menjadi jebakan yang mengganggu kestabilan keuangan jangka panjang.

Jadi, jika Anda ingin menjaga kesehatan finansial, pilihlah rumah yang sesuai dengan kebutuhan keluarga dan hindari tekanan sosial untuk memiliki hunian yang lebih besar. Dengan begitu, Anda bisa lebih leluasa mengalokasikan dana untuk pendidikan anak atau investasi masa depan.

4. Barang Murah Berkualitas Rendah: Pengeluaran Jangka Panjang

Warren Buffett, sang maestro investasi, memiliki pandangan menarik mengenai pembelian barang: membeli yang murah justru bisa berujung pada pengeluaran lebih besar di masa depan. Barang berkualitas rendah cenderung cepat rusak dan membutuhkan penggantian yang lebih sering, sehingga menambah biaya yang seharusnya bisa dihindari.

Buffett lebih memilih untuk berinvestasi dalam barang-barang tahan lama, meskipun harganya sedikit lebih tinggi, karena ia meyakini bahwa kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas. Filosofi ini berlaku untuk segala hal, mulai dari pakaian hingga peralatan elektronik.

Selain itu, memilih barang berkualitas tinggi juga berkontribusi pada pengurangan limbah dan pelestarian lingkungan. Dengan berfokus pada daya tahan, bukan hanya uang yang bisa dihemat, tetapi juga waktu yang biasanya terbuang untuk perbaikan atau penggantian.

Bagi kelas menengah, penting untuk selalu mempertimbangkan kualitas sebelum berbelanja; mencari ulasan dan rekomendasi dapat menjadi langkah bijak untuk memastikan setiap pembelian adalah investasi jangka panjang yang cerdas.

5. Perjudian: Harapan Kekayaan Instan yang Salah

Warren Buffett menilai perjudian sebagai kesalahan fatal dalam memahami peluang, karena sering kali hanya menjanjikan harapan kosong akan kekayaan instan, sementara kenyataannya, peluang untuk menang sangatlah tipis. Bagi Buffett, membangun kekayaan sejati memerlukan waktu, disiplin, dan keputusan cerdas, bukan sekadar mengandalkan keberuntungan.

Uang yang seharusnya digunakan untuk berjudi sebaiknya dialokasikan untuk tabungan atau investasi yang memberikan hasil nyata, sehingga Anda bisa mencapai tujuan finansial dengan cara yang lebih terencana.

Selain itu, perjudian juga membawa risiko emosional yang tinggi; saat kalah, banyak orang terjebak dalam keinginan untuk terus bermain demi mengembalikan kerugian, yang justru dapat menguras tabungan dan menambah stres.

Sebagai gantinya, manfaatkan waktu dan uang Anda untuk mempelajari cara berinvestasi, karena dengan pengetahuan yang tepat, Anda bisa meningkatkan nilai uang Anda secara signifikan. Prinsip Buffett menekankan bahwa kekayaan dibangun melalui keputusan cerdas, bukan keberuntungan sesaat.

6. Mengapa Warren Buffett Menyarankan untuk Tidak Membeli Mobil Baru?

Mobil baru kehilangan nilai dengan cepat, hingga 20% di tahun pertama. Ini membuatnya menjadi investasi yang kurang bijak dibandingkan mobil bekas berkualitas.

7. Apa Filosofi Utama Warren Buffett dalam Keuangan?

Buffett menekankan hidup hemat, berinvestasi untuk masa depan, dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu untuk mencapai stabilitas finansial.

8. Bagaimana Cara Menghindari Langganan yang Tidak Perlu?

Evaluasi secara berkala langganan Anda dan hentikan layanan yang jarang digunakan atau tidak memberikan manfaat signifikan.

9. Apa Alternatif untuk Menghindari Barang Murah Berkualitas Rendah?

Pilih barang berkualitas tinggi meskipun harganya lebih mahal. Dalam jangka panjang, barang ini akan lebih hemat karena tahan lama.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending