Cara Memasak Makaroni yang Enak dan Tidak Lengket
cara memasak makaroni
Kapanlagi.com - Makaroni merupakan salah satu jenis pasta yang paling populer dan mudah diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Bentuknya yang unik seperti tabung setengah lingkaran membuatnya mudah menyerap bumbu dan saus dengan sempurna. Namun, banyak orang masih kesulitan dalam cara memasak makaroni yang tepat agar tidak lengket atau lembek.
Pasta berbentuk tabung ini sangat fleksibel dan bisa dikreasikan menjadi beragam menu, mulai dari sup berkuah hangat hingga hidangan panggang yang creamy. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang mudah dipadukan dengan berbagai bahan membuat makaroni menjadi pilihan favorit untuk menu keluarga. Proses memasaknya sebenarnya sederhana, asalkan mengetahui teknik yang benar.
Melansir dari Household USDA Foods Fact Sheet, setiap 70 gram makaroni mengandung 111 kalori, 4 gram protein, dan 22 gram karbohidrat. Kandungan seratnya mencapai 3,9 gram atau dua kali lebih banyak daripada mi biasa, sehingga baik untuk pencernaan dan dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung serta diabetes tipe 2.
Advertisement
1. Pengertian dan Jenis Makaroni
Makaroni adalah sejenis pasta yang terbuat dari campuran gandum jenis durum, tepung terigu, dan air. Pasta ini memiliki bentuk khas berupa tabung melengkung dengan ukuran yang bervariasi. Berbeda dengan spaghetti yang berbentuk panjang seperti mi, makaroni memiliki bentuk yang lebih pendek dan berlubang di tengahnya, sehingga sangat cocok untuk menyerap saus dan bumbu.
Makaroni yang beredar di pasaran umumnya telah diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral seperti zat besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan asam folat. Kandungan nutrisi ini menjadikan makaroni sebagai sumber karbohidrat yang baik untuk memenuhi kebutuhan energi harian. Teksturnya yang padat namun kenyal membuat makaroni berbeda dari jenis pasta lainnya.
Terdapat beberapa jenis makaroni berdasarkan bentuknya, seperti elbow macaroni yang melengkung seperti siku, penne yang berbentuk tabung dengan ujung memotong diagonal, dan shell pasta yang menyerupai cangkang kerang. Setiap bentuk memiliki karakteristik tersendiri dalam menyerap saus. Pemilihan jenis makaroni yang tepat akan mempengaruhi hasil akhir masakan yang dibuat.
Dalam dunia kuliner, makaroni sering digunakan sebagai bahan dasar berbagai hidangan populer seperti macaroni and cheese, makaroni schotel, sup makaroni, dan salad pasta. Fleksibilitas makaroni dalam berbagai metode memasak seperti direbus, dipanggang, atau ditumis membuatnya menjadi bahan makanan yang sangat praktis untuk diolah di rumah.
2. Teknik Dasar Merebus Makaroni yang Benar
Cara memasak makaroni yang paling mendasar adalah dengan merebusnya terlebih dahulu. Teknik perebusan yang tepat akan menentukan tekstur akhir makaroni, apakah akan kenyal sempurna atau justru lembek dan lengket. Berikut adalah langkah-langkah detail untuk merebus makaroni dengan hasil optimal.
1. Gunakan Panci Berukuran Besar
Panci yang besar sangat penting agar makaroni memiliki ruang yang cukup untuk bergerak saat direbus. Panci kecil akan membuat makaroni saling menempel dan menggumpal karena kurangnya ruang. Sebaiknya gunakan panci dengan bagian bawah yang tebal agar panas terdistribusi merata dan makaroni matang sempurna tanpa ada bagian yang gosong.
2. Perbandingan Air yang Tepat
Gunakan air yang cukup banyak dengan perbandingan 1:2 antara makaroni dan air. Air yang melimpah akan mencegah makaroni saling menempel dan memastikan setiap bagian makaroni terendam sempurna. Pastikan air benar-benar mendidih sebelum memasukkan makaroni, karena ini akan mempersingkat waktu memasak dan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
3. Tambahkan Garam dan Minyak
Setelah air mendidih, tambahkan satu sendok makan garam dan satu sendok makan minyak sayur. Garam berfungsi memberikan rasa pada makaroni sejak awal, sementara minyak akan membuat permukaan makaroni lebih licin sehingga tidak mudah menempel. Kombinasi keduanya akan menghasilkan makaroni yang gurih dan bertekstur sempurna.
4. Masukkan Makaroni Saat Air Mendidih
Jangan memasukkan makaroni ke dalam air yang belum mendidih karena akan membuat makaroni menyerap terlalu banyak air dan menjadi lembek. Masukkan makaroni saat air benar-benar mendidih dengan gelembung besar. Aduk perlahan segera setelah makaroni dimasukkan untuk mencegah makaroni menempel di dasar panci atau saling menggumpal.
5. Perhatikan Waktu Memasak
Waktu memasak makaroni biasanya tertera pada kemasan, umumnya berkisar antara 8-12 menit. Namun, untuk mendapatkan tekstur al dente yang sempurna, kurangi waktu memasak sekitar 1-2 menit dari petunjuk kemasan. Makaroni al dente memiliki sedikit kekenyalan di tengahnya dan tidak terlalu lembek. Lakukan tes dengan menggigit satu makaroni untuk memastikan tingkat kematangannya.
6. Tiriskan dan Bilas dengan Benar
Setelah makaroni matang, segera tiriskan menggunakan saringan. Bilas makaroni dengan air dingin mengalir untuk menghentikan proses pemasakan dan menghilangkan sisa pati yang membuat makaroni lengket. Kocok saringan perlahan untuk membuang kelebihan air. Namun, jika makaroni akan langsung dicampur dengan saus panas, tidak perlu dibilas agar saus lebih mudah menempel.
7. Aduk Secara Berkala
Selama proses perebusan, aduk makaroni sebanyak 2-3 kali untuk memastikan semua bagian matang merata. Pengadukan juga mencegah makaroni menempel di dasar panci atau saling menggumpal. Setelah makaroni mulai mengembang, kecilkan api agar air tidak mendidih terlalu keras yang bisa membuat makaroni hancur.
3. Cara Memasak Makaroni untuk Berbagai Hidangan
Setelah menguasai teknik dasar merebus makaroni, langkah selanjutnya adalah mengolahnya menjadi berbagai hidangan lezat. Setiap jenis hidangan memiliki teknik pengolahan yang sedikit berbeda untuk menghasilkan cita rasa optimal. Berikut adalah panduan lengkap cara memasak makaroni untuk berbagai kreasi menu.
Makaroni untuk Sup Berkuah
Untuk membuat sup makaroni, rebus makaroni hingga setengah matang terlebih dahulu, kemudian tiriskan. Teknik ini penting agar makaroni tidak terlalu lembek saat dimasak bersama kuah sup. Gunakan kaldu ayam sebagai dasar sup untuk menghasilkan rasa umami yang alami dan gurih. Kaldu ayam memberikan cita rasa yang lebih kaya dibandingkan hanya menggunakan air biasa.
Masukkan bahan-bahan yang membutuhkan waktu masak lebih lama terlebih dahulu, seperti wortel dan kentang. Setelah sayuran setengah matang, baru masukkan makaroni yang sudah direbus setengah matang. Tambahkan bumbu seperti bawang putih, garam, lada, dan kaldu bubuk sesuai selera. Masak hingga semua bahan matang sempurna dan kuah sup mengental sedikit.
Untuk variasi, tambahkan protein seperti ayam suwir, bakso, atau sosis agar sup lebih mengenyangkan. Sayuran seperti kacang polong, brokoli, atau kembang kol juga bisa ditambahkan untuk meningkatkan nilai gizi. Taburi dengan irisan seledri dan bawang daun sebelum disajikan untuk menambah aroma dan kesegaran sup makaroni.
Makaroni Panggang (Baked Macaroni)
Cara memasak makaroni panggang dimulai dengan merebus makaroni hingga setengah matang, lalu tiriskan. Siapkan saus dengan memanaskan susu di atas api sedang, tambahkan tepung sambil terus diaduk hingga mengental. Saus ini dikenal sebagai saus bechamel yang menjadi dasar makaroni panggang yang creamy dan lezat.
Campurkan makaroni dengan saus bechamel, tambahkan keju parut, garam, lada, dan pala sesuai selera. Untuk variasi, masukkan sayuran seperti bayam, brokoli, atau kembang kol yang sudah dikukus. Tuang campuran makaroni ke dalam loyang yang sudah diolesi minyak, ratakan permukaannya, dan taburi dengan keju parut dan tepung roti di atasnya.
Panggang makaroni dalam oven yang sudah dipanaskan pada suhu 180-200 derajat Celcius selama 25-30 menit hingga permukaan berwarna kuning keemasan. Makaroni panggang siap disajikan selagi hangat dengan tekstur yang creamy di dalam dan renyah di bagian atas. Hidangan ini sangat cocok untuk acara keluarga atau sebagai bekal yang mengenyangkan.
Macaroni and Cheese
Mac and cheese adalah salah satu hidangan makaroni paling populer yang mudah dibuat. Rebus makaroni hingga al dente, tiriskan, dan sisihkan. Panaskan mentega di wajan, tumis bawang putih hingga harum, lalu masukkan tepung dan aduk hingga tercampur rata. Tuang susu secara bertahap sambil terus diaduk agar tidak menggumpal.
Setelah saus mengental, masukkan keju cheddar atau keju parmesan parut, aduk hingga keju meleleh sempurna. Tambahkan garam, lada, dan sedikit bubuk pala untuk menambah aroma. Masukkan makaroni yang sudah direbus ke dalam saus keju, aduk hingga semua makaroni terbalut saus dengan merata. Masak sebentar hingga saus meresap sempurna.
Untuk variasi, tambahkan potongan daging ayam, sosis, atau bacon yang sudah dimasak. Sayuran seperti brokoli atau kacang polong juga bisa ditambahkan untuk meningkatkan nilai gizi. Sajikan mac and cheese selagi hangat dengan taburan keju parut dan parsley cincang di atasnya untuk tampilan yang lebih menarik.
Salad Makaroni
Salad makaroni adalah hidangan dingin yang menyegarkan dan cocok untuk cuaca panas. Rebus makaroni hingga matang sempurna, tiriskan, dan bilas dengan air dingin hingga benar-benar dingin. Diamkan dalam kulkas selama 15 menit agar makaroni lebih segar. Sementara itu, siapkan dressing dengan mencampurkan mayones, sedikit gula, garam, dan lada dalam mangkuk kecil.
Potong sayuran segar seperti wortel, seledri, dan paprika menjadi potongan kecil. Tambahkan juga edamame atau kacang polong untuk protein nabati. Campurkan makaroni dingin dengan semua sayuran, tuang dressing mayones, dan aduk hingga semua bahan tercampur rata. Masukkan kembali ke dalam kulkas dan diamkan selama minimal 2 jam agar rasa meresap sempurna.
Sebelum disajikan, tambahkan keju parut dan aduk kembali. Salad makaroni bisa disimpan dalam kulkas hingga 2-3 hari, sehingga sangat praktis untuk dibuat sebagai stok makanan. Hidangan ini cocok sebagai menu pendamping atau camilan sehat yang mengenyangkan untuk seluruh keluarga.
4. Tips Memilih dan Menyimpan Makaroni
Memilih makaroni yang berkualitas baik adalah langkah awal untuk menghasilkan masakan yang lezat. Makaroni berkualitas akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal dan tidak mudah hancur saat dimasak. Berikut adalah panduan lengkap dalam memilih dan menyimpan makaroni agar tetap awet dan berkualitas.
1. Perhatikan Bahan Dasar
Pilih makaroni yang terbuat dari gandum durum berkualitas tinggi karena menghasilkan tekstur yang lebih kenyal dan tidak mudah lembek. Baca label kemasan untuk memastikan kandungan nutrisinya, terutama yang sudah diperkaya dengan vitamin dan mineral. Makaroni berbahan dasar gandum utuh (whole wheat) lebih sehat karena mengandung serat yang lebih tinggi dan baik untuk pencernaan.
2. Cek Tanggal Kedaluwarsa
Selalu periksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan makaroni sebelum membeli. Makaroni kering umumnya memiliki masa simpan yang cukup lama, sekitar 1-2 tahun jika disimpan dengan benar. Hindari membeli makaroni yang sudah mendekati tanggal kedaluwarsa atau kemasannya rusak karena bisa mempengaruhi kualitas dan keamanan produk.
3. Perhatikan Warna dan Tekstur
Makaroni berkualitas baik memiliki warna kuning pucat yang merata tanpa bercak putih atau gelap. Teksturnya harus keras dan padat, tidak rapuh atau mudah patah. Jika kemasan transparan, periksa apakah ada makaroni yang pecah atau hancur di dalam kemasan, karena ini bisa menjadi indikator kualitas produk yang kurang baik.
4. Cara Penyimpanan yang Tepat
Simpan makaroni kering dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Penyimpanan yang tepat akan menjaga kualitas makaroni dan mencegah kontaminasi serangga atau kelembaban. Setelah kemasan dibuka, pindahkan makaroni ke dalam wadah tertutup rapat untuk menjaga kesegarannya lebih lama.
5. Pisahkan dari Bahan Berbau Kuat
Makaroni mudah menyerap bau dari lingkungan sekitarnya, sehingga sebaiknya disimpan terpisah dari bahan makanan yang berbau kuat seperti bawang, bumbu, atau rempah-rempah. Gunakan wadah khusus untuk menyimpan makaroni agar tidak tercampur dengan bahan lain. Pastikan area penyimpanan selalu bersih dan kering untuk mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri.
6. Perhatikan Kondisi Penyimpanan Makaroni Matang
Jika memiliki sisa makaroni yang sudah dimasak, simpan dalam wadah tertutup di dalam kulkas dan konsumsi dalam waktu 3-5 hari. Sebelum disimpan, pastikan makaroni sudah dingin sempurna dan campur dengan sedikit minyak zaitun agar tidak lengket. Untuk penyimpanan lebih lama, makaroni matang bisa dibekukan hingga 2-3 bulan dalam wadah freezer yang kedap udara.
5. Variasi Bumbu dan Saus untuk Makaroni
Salah satu keunggulan makaroni adalah kemampuannya menyerap berbagai jenis bumbu dan saus dengan sempurna. Pemilihan saus yang tepat akan mengubah makaroni menjadi hidangan istimewa dengan cita rasa yang berbeda-beda. Berikut adalah berbagai variasi bumbu dan saus yang bisa dipadukan dengan makaroni untuk menghasilkan hidangan yang lezat dan menggugah selera.
Saus Tomat Klasik
Saus tomat adalah pilihan klasik yang paling populer untuk makaroni. Cara membuatnya cukup mudah dengan menumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum, lalu masukkan tomat segar yang sudah dihaluskan atau saus tomat kemasan. Tambahkan daun basil, oregano, garam, gula, dan lada untuk menciptakan rasa yang seimbang antara asam dan manis.
Untuk variasi, tambahkan daging cincang atau sosis untuk membuat saus bolognese yang lebih mengenyangkan. Masak saus dengan api kecil hingga mengental dan bumbu meresap sempurna. Saus tomat cocok untuk berbagai jenis hidangan makaroni, baik yang berkuah maupun kering, dan sangat disukai oleh anak-anak karena rasanya yang familiar.
Saus Krim (Cream Sauce)
Saus krim memberikan tekstur yang creamy dan rasa yang lebih kaya pada makaroni. Buat saus dengan memanaskan mentega, tambahkan tepung terigu dan aduk hingga tercampur, lalu tuang susu cair atau krim kental secara bertahap sambil terus diaduk. Tambahkan keju parmesan parut, garam, lada, dan pala untuk menambah cita rasa.
Saus krim sangat cocok untuk makaroni panggang atau mac and cheese karena menghasilkan tekstur yang lembut dan gurih. Untuk variasi, tambahkan jamur, ayam, atau seafood yang sudah dimasak ke dalam saus. Saus ini juga bisa dikombinasikan dengan bayam atau brokoli untuk menambah nilai gizi dan warna yang menarik pada hidangan.
Saus Pesto
Saus pesto memberikan rasa segar dan aromatik yang berbeda pada makaroni. Saus ini terbuat dari daun basil segar, kacang pinus (pine nuts), keju parmesan, bawang putih, dan minyak zaitun yang dihaluskan hingga membentuk pasta kental. Cukup campurkan saus pesto dengan makaroni yang sudah direbus dan tambahkan sedikit air rebusan pasta untuk mengencerkan saus.
Saus pesto cocok untuk hidangan makaroni dingin atau hangat dan memberikan warna hijau yang menarik. Untuk variasi, gunakan kacang mete atau kenari sebagai pengganti pine nuts yang harganya lebih terjangkau. Tambahkan tomat cherry dan keju mozzarella untuk menciptakan kombinasi rasa yang lebih kompleks dan menyegarkan.
Saus Aglio Olio
Saus aglio olio adalah saus sederhana yang terdiri dari minyak zaitun, bawang putih, cabai rawit, dan peterseli. Panaskan minyak zaitun, tumis bawang putih iris tipis hingga harum dan berwarna keemasan, tambahkan cabai rawit sesuai selera. Campurkan dengan makaroni yang sudah direbus, tambahkan air rebusan pasta sedikit, dan aduk hingga rata.
Hidangan ini sangat cocok untuk yang menyukai rasa pedas dan gurih dengan sentuhan bawang putih yang kuat. Tambahkan udang atau ayam suwir untuk protein tambahan. Taburi dengan keju parmesan parut dan peterseli cincang sebelum disajikan untuk menambah aroma dan tampilan yang lebih menarik.
6. Kesalahan Umum Saat Memasak Makaroni
Meskipun terlihat sederhana, banyak orang masih melakukan kesalahan saat memasak makaroni yang mengakibatkan tekstur tidak sempurna atau rasa yang kurang optimal. Mengenali kesalahan-kesalahan ini akan membantu menghasilkan makaroni yang lebih lezat. Berikut adalah kesalahan umum yang sering terjadi dan cara menghindarinya.
1. Menggunakan Air Terlalu Sedikit
Kesalahan paling umum adalah menggunakan air yang terlalu sedikit saat merebus makaroni. Air yang kurang membuat makaroni tidak memiliki ruang untuk bergerak dan mudah menggumpal. Akibatnya, makaroni akan lengket satu sama lain dan matangnya tidak merata. Selalu gunakan panci besar dengan air yang melimpah, minimal 4-5 liter air untuk 500 gram makaroni.
2. Tidak Mengaduk Saat Awal Perebusan
Banyak orang lupa mengaduk makaroni segera setelah dimasukkan ke dalam air mendidih. Padahal, beberapa menit pertama adalah waktu kritis di mana makaroni sangat mudah menempel di dasar panci atau saling menggumpal. Aduk makaroni dengan lembut segera setelah dimasukkan dan ulangi beberapa kali selama proses perebusan untuk hasil yang optimal.
3. Memasak Terlalu Lama
Memasak makaroni terlalu lama akan menghasilkan tekstur yang lembek dan tidak enak. Makaroni yang overcooked kehilangan kekenyalannya dan mudah hancur saat dicampur dengan saus. Selalu ikuti petunjuk waktu memasak pada kemasan dan lakukan tes gigit untuk memastikan makaroni mencapai tekstur al dente yang sempurna, yaitu kenyal dengan sedikit keras di bagian tengah.
4. Membuang Air Rebusan Sepenuhnya
Air rebusan makaroni mengandung pati yang berguna untuk membantu saus menempel lebih baik pada makaroni. Kesalahan yang sering terjadi adalah membuang semua air rebusan tanpa menyisakan sedikit. Simpan sekitar satu cangkir air rebusan sebelum meniriskan makaroni, karena air ini bisa digunakan untuk mengencerkan saus yang terlalu kental atau membantu saus meresap lebih baik.
5. Mencuci Makaroni dengan Air Dingin untuk Hidangan Panas
Mencuci makaroni dengan air dingin memang menghentikan proses pemasakan, tetapi juga menghilangkan pati yang membantu saus menempel. Untuk hidangan makaroni panas seperti pasta dengan saus atau makaroni panggang, jangan bilas makaroni setelah direbus. Langsung campurkan dengan saus selagi masih panas agar saus meresap sempurna dan menempel dengan baik.
6. Menambahkan Minyak Berlebihan
Meskipun menambahkan sedikit minyak ke air rebusan bisa mencegah makaroni lengket, terlalu banyak minyak justru membuat permukaan makaroni terlalu licin sehingga saus tidak bisa menempel dengan baik. Cukup tambahkan satu sendok makan minyak untuk setiap 500 gram makaroni. Alternatif lain adalah dengan mengaduk makaroni secara teratur selama perebusan tanpa perlu menambahkan minyak sama sekali.
7. Tidak Memanaskan Saus Sebelum Dicampur
Mencampurkan makaroni panas dengan saus dingin akan menurunkan suhu makaroni dengan cepat dan membuat saus tidak meresap dengan baik. Selalu panaskan saus terlebih dahulu sebelum dicampurkan dengan makaroni. Jika menggunakan saus dari kulkas, panaskan di atas api kecil hingga hangat, baru kemudian campurkan dengan makaroni yang baru direbus untuk hasil yang lebih lezat.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merebus makaroni?
Waktu merebus makaroni umumnya berkisar antara 8-12 menit tergantung jenis dan merek makaroni. Untuk mendapatkan tekstur al dente yang sempurna, ikuti petunjuk pada kemasan dan kurangi 1-2 menit dari waktu yang disarankan. Lakukan tes gigit untuk memastikan makaroni sudah mencapai tingkat kematangan yang diinginkan sebelum ditiriskan.
2. Apakah makaroni harus dibilas setelah direbus?
Membilas makaroni tergantung pada jenis hidangan yang akan dibuat. Untuk hidangan dingin seperti salad makaroni, bilas dengan air dingin untuk menghentikan proses pemasakan dan menghilangkan kelebihan pati. Namun untuk hidangan panas seperti pasta dengan saus atau makaroni panggang, jangan bilas makaroni agar saus bisa menempel dengan baik pada permukaan makaroni.
3. Bagaimana cara menyimpan makaroni yang sudah dimasak?
Makaroni yang sudah dimasak bisa disimpan dalam wadah tertutup di kulkas selama 3-5 hari. Sebelum disimpan, pastikan makaroni sudah dingin sempurna dan campur dengan sedikit minyak zaitun untuk mencegah lengket. Untuk penyimpanan lebih lama, makaroni bisa dibekukan dalam wadah freezer hingga 2-3 bulan dan dipanaskan kembali saat akan dikonsumsi.
4. Kenapa makaroni saya selalu lengket setelah direbus?
Makaroni lengket biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti air rebusan yang terlalu sedikit, tidak diaduk saat awal perebusan, atau dimasak terlalu lama. Untuk menghindari hal ini, gunakan air yang banyak, aduk makaroni secara teratur selama perebusan, dan jangan memasak terlalu lama. Tambahkan sedikit minyak ke air rebusan juga bisa membantu mencegah makaroni lengket.
5. Apakah makaroni gandum utuh lebih sehat daripada makaroni biasa?
Ya, makaroni gandum utuh (whole wheat) lebih sehat karena mengandung serat yang lebih tinggi, vitamin B kompleks, dan mineral yang lebih banyak dibandingkan makaroni biasa. Kandungan seratnya yang tinggi membantu pencernaan, membuat kenyang lebih lama, dan baik untuk mengontrol kadar gula darah. Namun teksturnya sedikit lebih kasar dan rasanya lebih kuat dibandingkan makaroni biasa.
6. Bisakah makaroni dipanaskan kembali setelah dimasak?
Makaroni bisa dipanaskan kembali dengan beberapa cara tergantung jenis hidangannya. Untuk makaroni dengan saus, panaskan di microwave dengan menambahkan sedikit air atau susu agar tidak kering. Untuk makaroni panggang, panaskan dalam oven pada suhu 180 derajat Celcius selama 15-20 menit. Hindari memanaskan makaroni terlalu lama karena bisa membuat teksturnya menjadi lembek.
7. Apa perbedaan antara makaroni dan pasta jenis lainnya?
Makaroni adalah salah satu jenis pasta yang memiliki bentuk khas berupa tabung melengkung pendek dengan lubang di tengahnya. Perbedaan utama dengan pasta lain terletak pada bentuk dan ukurannya. Spaghetti berbentuk panjang seperti mi, penne berbentuk tabung dengan ujung diagonal, sedangkan fusilli berbentuk spiral. Setiap bentuk pasta memiliki karakteristik tersendiri dalam menyerap saus dan cocok untuk jenis hidangan yang berbeda.
(kpl/fed)
Advertisement
-
Teen - Fashion Kasual Celana Jeans Ala Anak Skena: Pilihan Straight sampai Baggy yang Wajib Dicoba
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget