Bukan Asal Ngomong, Rispo Targetkan Film GJLS Tembus 54 Juta Penonton

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Bukan Asal Ngomong, Rispo Targetkan Film GJLS Tembus 54 Juta Penonton
Rispo Targetkan Film GJLS Tembus 54 Juta Penonton © KapanLagi.com

Kapanlagi.com - Tiga komika kenamaan Ananta Rispo, Rigen Rakelna, dan Hifdzi Khoir kini menjajal dunia akting lewat film berjudul GJLS: IBUKU IBU-IBU. Lewat semangat dan gaya jenaka mereka, film ini digadang-gadang jadi suguhan komedi yang beda dari biasanya. Rispo bahkan melempar prediksi heboh soal jumlah penonton film ini.

"Ini by data ya. Jumlah penonton kita kalau dari followers Instagram GJLS entertainment itu kemarin terakhir saya lihat 54.000. Kita asumsikan per orang satu juta. Jadi 54 juta. Ya, 54 juta penonton," ucap Rispo sambil tertawa saat ditemui di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2025).

1. Tetapkan Target Realistis

KapanLagi.com

Guyonan angka fantastis itu rupanya bukan sekadar lontaran spontan buat lucu-lucuan. Dengan gaya khasnya, Rispo coba menyambung logika angka dengan popularitas GJLS yang sering tampil di berbagai podcast.

"Ini yang belum yakin. Kalau by data dan kita main ke podcast-podcast orang itu viewers-nya 500 ribu sampai sejuta," jelas Rispo.

Rispo juga meyakini bahwa tiap penggemar bisa mengajak lebih banyak orang buat nonton film ini. Dia pun menyebut angka 400 juta sebagai estimasi maksimal, meski tetap memilih target realistis.

"Seorang bawa 10 sudah 10 juta lagi. Jadi sebenarnya bisa di 400 juta, tapi kita ingin realistis saja di 54 juta," terang Rispo.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Bertabur Bintang

Film GJLS: IBUKU IBU-IBU bakal tayang pada 12 Juni 2025, dan menghadirkan deretan pemain bintang. Selain tiga personel GJLS, film ini juga dibintangi Luna Maya, Bucek Depp, hingga Nadya Arina.

Rigen sebagai salah satu pemeran merasa naskah film ini sangat membumi dan mudah diterima banyak kalangan. Dia juga mengapresiasi cara sutradara Monty Tiwa menyampaikan cerita.

"Pak Monty juga bawa cerita, terus kita ngobrol. Kayaknya dengan genre comedy scientific, jadi yang deket sama masyarakat, yang nggak berat. Secara cerita akan lengkap, secara comedy orang akan berkenalan," jelas Rigen.

3. Daya Tarik GJLS

Bagi para pemain, salah satu daya tarik terbesar film ini adalah proses syuting yang dinamis dan dipenuhi kebebasan. Rispo mengungkapkan kalau banyak improvisasi dilakukan selama proses pengambilan gambar.

"Kita dapat update sama Pak Monty, bloopers-nya hampir 90 menit. Kita improv bagian dari kita, senang melakukan ini. Pak Monty itu terbuka banget mau ngapain. Kalau kita udah aneh, 'gini deh' dikit," kata Rispo.

Namun, improvisasi yang tidak sesuai konteks terkadang menimbulkan masalah di lokasi syuting. Hifdzi mengenang momen ketika Rispo sempat dimarahi karena menambahkan adegan yang tidak pas secara emosional.

"Satu adegan abis ini Rispo bilang ada tukang somay, tapi dia dimarahin sama Pak Monty karena di sini dia sedih," ucap Hifdzi.

Menurut Hifdzi, spontanitas Rispo seringkali lebih ditujukan buat menghibur suasana ketimbang memperkuat adegan. Meski kadang harus mengulang, hal itu justru bikin atmosfer kerja jadi lebih santai.

"Rispo improv bukan kebutuhan film, tapi malah menghibur kru," kata Hifdzi.

4. Bikin Penasaran

Meski penuh kejutan dan semangat komedi, Rispo sendiri justru memilih tak terlalu banyak menjelaskan isi filmnya. Ia mengajak penonton untuk datang langsung ke bioskop agar bisa merasakan sendiri sensasinya.

"Saya nggak mau ngomong apa-apa. Pokoknya kalau ada yang nanya, 'Apa harus nonton film GJLS?' Gue bilang nggak harus, tapi kalau mau dapat experience berbeda, kalian nonton dari film comedy yang udah ada. Ada kemungkinan, sih, beberapa studio gue keluar layar," tutupnya.

Rekomendasi
Trending