Sajikan Visual Khas dan Isu Terkini! Intip Film dan Serial Karya Jenkins Sebelum 'MUFASA: THE LION KING'

Penulis: Adristi Putri Febrianti

Diterbitkan:

Sajikan Visual Khas dan Isu Terkini! Intip Film dan Serial Karya Jenkins Sebelum 'MUFASA: THE LION KING'
(Credit Image: www.imdb.com)
Kapanlagi.com -
Ditulis oleh: Adristi Putri Febrianti
Setelah penantian yang cukup lama, MUFASA: THE LION KING akhirnya resmi tayang di bioskop Indonesia pada Rabu, 18 Desember 2024. Film ini menawarkan sudut pandang baru yang memperkaya cerita klasiknya, dengan fokus pada perjalanan Mufasa muda, ayah Simba, dalam mencapai takhta Raja di Pride Lands. Dengan pengembangan karakter yang mendalam serta visual yang memukau, banyak kritikus yang menilai film ini sebagai peningkatan dari THE LION KING (2019).

Kesuksesan ini tak lepas dari sentuhan Barry Jenkins sebagai sutradara. Dikenal dengan gaya penyutradaraan yang peka terhadap isu sosial dan sinematografi yang memukau, Jenkins berhasil menyuntikkan intensitas emosional dalam setiap karyanya. Nama besar Jenkins mulai melambung setelah karyanya, MOONLIGHT (2016), meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Oscar.

Jika Lovers tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh karya-karya Barry Jenkins, berikut ini empat rekomendasi film dan serial yang telah ia garap sebelum MUFASA: THE LION KING. Temukan keindahan sinematik lainnya dari sutradara berbakat asal Miami ini!

1. Medicine for Melancholy (2008)

Bagi KLovers yang menyukai film romansa dengan nuansa lo-fi yang intim dan artistik, debut panjang Barry Jenkins, MEDICINE FOR MELANCHOLY, adalah tontonan yang wajib. Film ini menyajikan kisah cinta yang unik dan realistis di tengah hiruk-pikuk Kota San Francisco. Ceritanya mengikuti hubungan antara dua orang kulit hitam, Micah (Wyatt Cenac) dan Joanne (Tracey Heggins), yang baru bertemu setelah one-night stand.

Namun, MEDICINE FOR MELANCHOLY tidak hanya mengisahkan dinamika hubungan antara Micah dan Joanne. Film ini juga membahas isu-isu sosial yang relevan, termasuk gentrifikasi dan representasi minoritas di kota besar. Dengan pendekatan yang peka terhadap realitas sosial, Jenkins berhasil menyelipkan pesan-pesan penting melalui cerita yang sederhana namun mendalam.

Dibalut dalam sinematografi khas dengan penggunaan kamera digital yang memberi efek grainy, setiap diskusi dalam film terasa natural dan relevan dengan konteks sosial yang ada. MEDICINE FOR MELANCHOLY mengajak penonton untuk lebih memikirkan isu-isu di balik hubungan personal, sekaligus memberi gambaran tajam tentang kehidupan perkotaan dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas minoritas.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Moonlight (2016)

Bagi kebanyakan sinefil, film ketiga karya Barry Jenkins ini sudah tidak asing lagi. MOONLIGHT menjadi kejutan besar di ajang Oscar 2017, saat film ini berhasil mengalahkan LA LA LAND (2016), karya Damien Chazelle, yang saat itu menjadi favorit kuat di kategori Best Picture. Kemenangan MOONLIGHT terasa sangat istimewa, karena tema dan representasi yang diusungnya jarang mendapatkan sorotan sebesar itu di panggung penghargaan seperti Oscar.

MOONLIGHT mengisahkan kehidupan Chiron (diperankan oleh Alex R. Hibbert, Ashton Sanders, dan Trevante Rhodes), seorang pria Afrika-Amerika yang berjuang dengan identitas diri dan seksualitasnya. Cerita film ini dibagi dalam tiga bagian penting yang menggambarkan masa kecil, remaja, dan dewasa Chiron. Meskipun setiap babak memiliki nuansa yang berbeda, Barry Jenkins berhasil menyatukan semuanya menjadi narasi yang kuat dan emosional.

Dengan kepekaan dan keahlian penyutradaraannya, Jenkins mampu menggali kedalaman karakter Chiron, serta menciptakan atmosfer yang intim dan penuh makna. MOONLIGHT tidak hanya menjadi karya yang mencuri perhatian, tetapi juga membuka ruang bagi pembicaraan lebih luas mengenai isu-isu identitas, seksualitas, dan marginalisasi dalam masyarakat.

3. If Beale Street Could Talk (2018)

IF BEALE STREET COULD TALK adalah upaya Barry Jenkins untuk menghidupkan novel romantis karya James Baldwin yang legendaris, dan ia berhasil melakukannya dengan luar biasa. Berlatar di Harlem pada era 1970-an, film ini mengisahkan kisah cinta antara Tish dan Fonny (diperankan oleh KiKi Layne dan Stephan James) yang penuh tantangan. Rasisme sistemik dan ketidakadilan hukum menjadi hambatan besar dalam perjalanan cinta mereka, menciptakan ketegangan yang mendalam dalam cerita.

Sama seperti MOONLIGHT, IF BEALE STREET COULD TALK juga mendapatkan pengakuan di berbagai ajang penghargaan bergengsi, termasuk Oscar. Film ini berhasil meraih tiga nominasi, termasuk Best Adapted Screenplay untuk Jenkins. Selain itu, Regina King membawa pulang piala Best Supporting Actress atas perannya yang kuat sebagai Sharon, ibu Tish yang penuh kasih dan ketegasan.

Dengan segala pencapaian tersebut, IF BEALE STREET COULD TALK menjadi salah satu karya penting dari Barry Jenkins yang patut mendapatkan perhatian lebih. Film ini tidak hanya menawarkan kisah cinta yang menyentuh, tetapi juga menggali isu-isu sosial yang sangat relevan dan kuat, menjadikannya sebagai salah satu karya sinematik terbaik dari sutradara berbakat ini.

4. The Underground Railroad (2021)

Kegeniusan Barry Jenkins dalam bercerita tidak hanya terbatas pada film. Tiga tahun lalu, sutradara yang juga pasangan dari Lulu Wang ini melahirkan sebuah miniseri berjudul THE UNDERGROUND RAILROAD, yang diadaptasi dari novel pemenang Pulitzer karya Colson Whitehead. Miniseri ini terdiri dari 10 episode dan bisa kamu saksikan di platform Amazon Prime Video.

THE UNDERGROUND RAILROAD mengisahkan perjalanan Cora (Thuso Mbedu), seorang budak perempuan yang melarikan diri dari perkebunan di Georgia. Bersama rekannya, Caesar (Aaron Pierre), Cora menemukan Underground Railroad, sebuah jalur kereta api bawah tanah yang menjadi jalan pelarian bagi banyak budak. Melalui perjalanan mereka, penonton dibawa menyelami kengerian dan ketidakadilan yang terjadi di Amerika Selatan sebelum Perang Saudara.

Berbeda dengan penggambaran perbudakan yang sering kali terasa eksploitatif, Jenkins memilih pendekatan yang lebih empatik dalam menceritakan kisah ini. Fokus utamanya adalah perjalanan emosional Cora serta bagaimana dia membangun komunitas dan harapan di tengah penderitaan. Tak mengherankan, THE UNDERGROUND RAILROAD berhasil meraih nominasi Outstanding Limited or Anthology Series di Emmy Awards 2021.

Jangan lupa nonton ya! Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

Rekomendasi
Trending