Andrea Hirata, Awalnya Ikhlas Karyanya Dibajak
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Pembajakan memang sangat menjengkelkan dan membuat para seniman 'patah semangat'. Tak hanya di bidang musik, novelis Andrea Hirata pun menjadi korbannya. Novel dwilogi teranyarnya, PADANG BULAN, dibajak oleh segelintir orang yang ingin meraup keuntungan pribadi dari hasil kerja keras dan kreativitasnya. "Saya dapat kabar dalam 3 minggu 20 ribu eksemplar. Kami cetak 35 ribu cetakan pertama. Mengingat Indonesia berlaku kutukan 2000 sangat susah, rezeki dari Allah. Kalau pakai sistem platinum sudah dapat triple multiple hampir 5 juta, namun bajakannya 15 juta eks. Di stasiun Bogor sudah ada bajakannya, saya himbau masyarakat jangan beli bajakan. Karena royalti buku ini buat amal, buat sekolah," tegas Andrea saat dijumpai di Kemang Village, Minggu (18/7). Awalnya Andrea mengaku tak menghiraukannya, dengan pertimbangan bahwa si pembajak pastilah membutuhkan uang untuk menghidupi keluarga. Namun lama-lama ia merasa bahwa tindakan pembajakan tersebut telah melewati batas. "Dulu berfikir saya biarkan saja, orang kecil cari makan. Tapi ini sifatnya sudah sindikat. Di sebuah diskusi buku, 20.000 semuanya bajakan, ini sudah keterlaluan. Saya ditawari buku saya sendiri ternyata buku bajakan sudah empat kali," kata pria yang terkenal dengan ciri khas topinya tersebut. "Kalau bisa dipakai orang kecil untuk makan silakan. Saya berharap law inforcement lebih berjalan lagi. Tapi bukan hanya novelis, seniman lain jadi males untuk berkarya," ujarnya. Andrea berharap segala daya upayanya dalam menciptakan sebuah karya bisa dihargai oleh banyak penggemarnya, dengan tidak membeli barang bajakan. Apalagi, biaya yang dikeluarkan oleh para seniman dalam menciptakan sebuah karya, tidak sedikit. "Riset 3.5 tahun, dibajak begitu saja. Riset 30-an juta buat risetnya. Sudah buat empat lagu. Bukan ingin eksis, sekedar iseng. Saya penikmat musik, saya lebih dulu mengenal musik dari novel dan saya lebih banyak mendengar musik daripada novel. Tidak terlepas dari satu kenyataan, saya orang Melayu. Orang Melayu itu sangat musikal sesungguhnya," pungkasnya.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
(kpl/gum/bun)
Anton
Advertisement