Kapanlagi.com - Sukses mementaskan musikal Lutung Kasarung di Kota Kembang Bandung pada 2011 lalu, Yayasan Prima Ardian Tana dan Regu Kerja pimpinan Didi Petet memboyong kisah legenda masyarakat Sunda itu ke Jakarta.
Pementasan ini sebagai upaya mewadahi beragam sumber daya menjadi sebuah kemasan produk pertunjukan yang mengangkat citra Jawa Barat melalui pagelaran seni dan budaya.
"Sebagai cerita rakyat, media ekspresi yang kerap muncul umumnya bernuansa tradisional. Tapi di tangan tokoh-tokoh kreatif dan inovatif, musikal Lutung Kasarung bisa tampil bercita rasa kekinian yang penuh inspiratif, imajinatif dan ekspresif," ungkap Dede Yusuf selaku penggagas di sela preskon musikal Lutung Kasarung di Theater Djakarta, Jakarta, Senin (14/5).
Tentu, tambah Dede, tanpa menghilangkan esensi nilai-nilai filosofis kesundaan, latar budaya bumi Padjajaran dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Jawa Barat. Karena Lutung Kasarung (Lutung yang Tersesat) adalah kisah legenda masyarakat Sunda. Berkisah tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi) dalam wujud seekor lutung (monyet hitam).
Sejumlah seniman tanah air seperti Melly Goeslaw, Ronni Waluya, Poppy Sovia, Candil, Nina Tamam, Netta dan Marcell Siahaan, turut terlibat dalam pementasanyang akan berlangsung di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, 18 - 27 Mei 2012. Pementasan kali ini dipastikan berbeda dari pertunjukan sebelumnya di Bandung.
Berada di tangan Didi Petet, yang di percayakan sebagai sutradara dan didukung oleh tim produksi pimpinan Ratna Riantiarno yang telah lama malang melintang di panggung teater.
Konsep teater pada musikal Lutung Kasarung diharapkan akan semakin memperkuat karakternya sebagai sebuah hiburan yang berkelas, dan seluruh elemen digarap tanpa menghilangkan ataupun mengurangi estetika, seni dan tradisi yang mengakar pada tradisi Jawa Barat.
"Saya berharap musikal Lutung Kasarung dapat menjadi sebuah inspirasi berkarya bagi para seniman potensial Jawa Barat. Saya optimis kelak Jawa Barat akan memiliki potensi untuk menjadi daerah pelopor yang melahirkan pagelaran kelas dunia,” tutup Didi Petet.