Halimah Ajukan Saksi Ahli

Kapanlagi.com - Sidang lanjutan sita marital antara Bambang Trihatmodjo - Halimah Agustina Kamil kembali digelar di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Selasa (29/4), dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli dari pihak pemohon (Halimah). Hadir dalam sidang tersebut Prof. Dr. Zulfa Djoko Basuki, SH, MH - Guru Besar Hukum Antar Tata Hukum dan Hukum Perdata Internasional Fakultas Hukum UI. Dalam keterangan saksi ahli, bahwa konsepsi Sita Marital telah dikenal dalam hukum Indonesia sejak tahun 1969. Dengan mengacu pada hukum perdata no 1 tahun 1974, dinyatakan bahwa suami dan istri berkedudukan seimbang dan berhak mengajukan Sita Marital. Sementara di Pasal 95 - kompilasi hukum Islam, juga diakui dan diperkenankan Sita Marital diajukan tanpa ada gugatan perceraian, dengan tujuan agar harta bersama terselamatkan. Andai terjadi perceraian, harta bisa dibagi dan sebaliknya. Kalau tidak ada perceraian, harta tetap menjadi harta bersama. Dan sita marital bisa diajukan dengan persangkaan. "Misalkan, ada ketakutan dari seorang istri atas kelakuan suami yang bisa menghabiskan harta bersama bisa diajukan. Jadi dengan adanya rumor atau gosip Bambang Tri dengan Halimah cukup menjadi satu persangkaan itu merugikan dia, sita marital bisa diajukan," jelas Prof. Zulfa. "Intinya, dari harta bersama merupakan harta yang ada dalam ikatan perkawinan, tidak peduli atas nama siapa suami atau istri," imbuhnya. Atas kesaksian tersebut, pengacara Halimah, Lelyana W. Santosa, menyatakan puas. "Jadi intinya klien kami tidak perlu bukti (fisik) untuk mengajukan sita marital. Persangkaan sudah cukup untuk bukti. Dan saya yakin akan keputusan majelis hakim karena mereka kompeten di bidangnya," ujarnya. Lebih lanjut Lelyana menegaskan, kliennya mengajukan sita marital karena ada indikasi harta bersama sebagian sudah tidak terselamatkan. Dan untuk agenda sidang dua minggu ke depan adalah mendengarkan dari pihak termohon, Bambang Tri.  

Berita Foto

+8

Bambang Trihatmodjo Versus Halimah Agustina Kamil