Hughes Kaget Pola Pikir Perempuan 'Hasilkan' Dolar
Dewi Hughes
Kapanlagi.com - Duta Anti Trafficking Nasional Desak Made Hugeshia Dewi atau Dewi Hughes mengaku terkejut dengan adanya pola pikir di tengah masyarakat bahwa kaum perempuan dapat 'menghasilkan' dolar dari pernikahan secara kontrak."Yang saya tahunya, ada pola pikir masyarakat menginginkan anak laki-laki agar di kemudian hari bisa menjadi penopang ekonomi keluarga," kata Dewi Hughes di Pontianak, Senin (09/08).Hughes mengaku, khawatir masih adanya masyarakat yang berpola pikir kalau anak perempuannya bisa menghasilkan uang banyak kalau bisa ikut dalam 'kawin pesanan' atau 'kawin kontrak' yang masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi."Mereka tidak sadar kalau anak perempuannya sangat rentan menjadi korban perdagangan manusia ketika masuk dalam jurang kawin pesanan tersebut. Saya berharap masyarakat yang berpola pikir seperti itu membuka matanya, karena lebih banyak negatif daripada positif akibat kawin kontrak," kata Hughes.Dalam kesempatan itu, Dewi Hughes mengajak masyarakat Provinsi Kalimantan Barat, untuk mengatakan tidak jika daerahnya dijadikan tempat transit pengiriman tenaga kerja Indonesia ke negara Malaysia."Mari kita bersama-sama mengatakan `say no to transit TKI` untuk pengiriman TKI ke Malaysia," katanya.Menurut Hughes mengampanyekan menolak TKI, karena banyak 'kedok' perdagangan manusia terutama kaum perempuan dengan modus sebagai TKI. Sementara tokoh Tionghoa Kota Pontianak, XF Asali menyatakan, kawin kontrak yang banyak dilakukan kaum perempuan Tionghoa asal Kota Singkawang dengan pria asal Taiwan tidak semuanya berdampak negatif."Hampir 98% kawin kontrak yang dilakukan oleh gadis Tionghoa Singkawang dan Sungai Pinyuh, berdampak positif," katanya.Karena media hanya mengangkat yang bermasalah, sehingga seolah-olah kawin kontrak banyak dampak negatifnya daripada positif. "Padahal tidak sedikit devisa yang dihasilkan oleh mereka, pada saat mengirim uang pada orang tua mereka," katanya.Asali sendiri mengaku memiliki tiga keponakan yang kawin dengan warga negara Hongkong. Kini kehidupan mereka cukup mapan, perekonomian orang tua mereka juga ikut mapan karena sering mendapat kiriman uang.Kencenderungan pria Taiwan memilih gadis Tionghoa asal Singkawang karena suku Hakka, yakni lebih mudah bersosialisasi, kemiripan budaya, dan manut atau patuh kepada suami."Malah saat ini ada pola pikir warga Tionghoa berharap melahirkan anak perempuan ketimbang laki-laki, karena bisa menghasilkan banyak dolar Amerika," kata XF Asali. Â
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
(ant/dar)
Advertisement
