Kapanlagi.com - Kasus perseteruan antara Sandy Harun dan Setiawan Djody sepertinya akan terus bergulir. Keseriusan pengusaha ini untuk melaporkan Sandy atas pernyataannya mengenai sang putri tercinta, Marimbi Djody Putri dibuktikan dengan melaporkannya ke Polda Metro Jaya kemarin, tepatnya 1 Juni 2005 melalui kuasa hukumnya, Teguh Samudra, S.H.Menurut Teguh pihaknya telah buktikan bahwa mereka telah menyampaikan laporan kepada pihak penyidik Polda Metro Jaya untuk melakukan penyidikan apakah benar pernyataan Sandy Harun yang mengatakan bahwa putrinya yang bernama Marimbi yang lahir dari pernikahannya dengan Setiawan Djody itu adalah anak orang lain.Sedangkan Sandy mengatakan bahwa ia tidak akan membalikkan perkataannya, sebab Setiawan Djody meminta Sandy untuk meminta maaf. Hal itu bagi Sandy sama saja artinya dengan ia menjilat ludahnya sendiri. Sehingga bagaimana jadinya dengan pernyataan yang telah ia katakan bahwa dirinya telah berdosa dan meminta ampun pada Tuhan.Banyak bukti yang sudah disiapkan oleh pihak Djody untuk melawan Sandy. Jika memang terbukti bersalah, maka Sandy dapat diancam hukuman enam tahun penjara. Menurut Teguh Samudra, bukti yang kuat telah dimiliki, yakni surat keterangan lahir dari pihak dokter. Hal ini hanya untuk mengingatkan apakah benar apa yang dikatakan Sandy itu juga agar masyarakat tahu bahwa orang tidak boleh sembarang berbicara. Jadi jika memang benar anak kandungnya, mengapa tidak mau mengakuinya.Mengenai hal tersebut Sandy pun mengaku terserah saja pihak Djody ingin apa, tetapi apa yang pihak Djody inginkan, tidak bisa diberi oleh Sandy. Jika memang Setiawan Djody ingin terus "mengerjainya", itu silahkan saja. Dan kalau memang Sandy harus dipenjara, hal itu tidak apa-apa. Bagi Sandy lebih baik tidur di penjara daripada harus bertemu dengan Setiawan Djody.Sedangkan menurut kuasa hukum Sandy, Hendro mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Sandy itu merupakan suatu fakta yang ada. Jika nanti ada satu perbedaan dalam akta, maka nanti pihaknya akan membuktikannya di lembaga yang berwenang.