Indro Warkop Ungkapkan Kebingungannya Dengan Lembaga Sensor Film

Penulis: Fitrah Ardiyanti

Diterbitkan:

Indro Warkop Ungkapkan Kebingungannya Dengan Lembaga Sensor Film Indro Warkop/©KapanLagi.com®/Budy Santoso

Kapanlagi.com - SECURITY UGAL-UGALAN adalah salah satu film baru Indro Warkop di awal tahun 2017 ini. Diderek oleh Irham Acho Bakhtiar, film ini diproduseri oleh produser senior yang dulu juga berada di balik kesuksesan Warkop DKI, Dhamoo Punjabi. Sebagai salah satu magnet di film ini, Indro tentu saja jadi penyumbang ide cerita, namun ia memilih untuk merendah.


"Kita semua rata ya, tapi ide terbanyak dari pak Dhamoo. Ada juga beberapa improvisasi yang kita bikin dan menuangkannya justru pada saat bedah naskah ya," tuturnya saat ditemui di gala premiere film Security Ugal Ugalan di CGV Grand indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (17/1).


SECURITY UGAL-UGALAN menempatkan Indro sebagai komandan para security. "Ya komandannya aja ugal-ugalan. Kuncinya adalah patahan-patahan dari logika, bagaimana kita lihat biasanya security tegap-tegap, tapi si Lolox yang gendut, mana bisa ngejar maling dia. Si Dana yang kesrimpet tali aja jatuh dia karena kurus banget," jelasnya. 


Namun, ada satu hal yang mengganjal dalam diri Indro ketika disangkutkan dengan LSF atau Lembaga Sensor Film tanah air. Lelaki 58 tahun ini bingung dengan kebijakan mereka yang dirasa kurang berimbang.


Indro:Indro:


"Saya bingung apa maunya mereka. Ketika rokok diblur, tapi asapnya enggak. Ketika belahan dada diblur, tiba-tiba ada anak-anak, saya denger, 'Eh kita cari di Youtube aja, pasti ada nih'. Justru merangsang mereka," ungkapnya.


Tak ada yang bisa ia lakukan, kecuali berharap. Tanpa sensor, satu-satunya anggota Warkop DKI ini mengungkapkan apa yang ada di benaknya. Khas guyonan Warkop yang dulu juga sering menyindiri kebijakan-kebijakan pemerintah.


"Gak ada yang bisa saya ambil. Saya pikir badan sensor harus independen banget, jangan orang-orang yang ada kedekatan dengan penguasa dan politik. Bukti sudah mengatakan, kehancuran bangsa kan karena orang-orang seperti itu, mohon maaf ini. Saya sebagai orang yang bodoh sebagai rakyat biasa pengin ngomong. Kalo menurut saya, belajar lah, nggak ada yang absolute di dunia ini. Mereka sepertinya nggak mau belajar, mereka hanya berpikir bahwa pendapat mereka keren dan benar, dan (berpatokan pada) Undang-Undang," tandasnya.


(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/far/tch)

Reporter:

Fikri Alfi Rosyadi

Rekomendasi
Trending