Wow! Film 'HATTA' Gunakan 70 Buku Sebagai Referensi
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Film yang mengangkat tokoh bangsa mendapat perhatian lebih dari para produser. Di tiap tahunnya selalu ada film baru yang mengangkat kisah hidup para pahlawan bangsa. Setelah terakhir penonton Indonesia disuguhi film SOEKARNO, maka dalam waktu dekat akan ada film tentang Bung Hatta.
Film tersebut akan diproduksi oleh Dante Sinema dan rencananya akan dirilis pada Januari 2015 mendatang. Di kursi sutradara ada nama Erwin Arnada (RUMAH DI SERIBU OMBAK) dan penulis skenario Salman Aristo. Proyek film ini sendiri telah berjalan selama setahun. Proses panjang pembuatan filmnya tak lain untuk mendapatkan referensi yang pas mengenai tokoh Bung Hatta.
"Saya harus membaca lebih dari 70 buku soal Hatta. Termasuk memoarnya. Satu tahun kami melakukan riset, baru menjadikannya skenario," kata Salman Aristo belum lama berselang saat diskusi bersama Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu di Pasar Santa, Jakarta, yang bekerja sama dengan Hatta Movement.
Tantangan terbesar dalam pembuatan filmnya tentu saja adalah usaha dalam menyatukan perjalanan hidup Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan, mengenalkan konsep Indonesia dari Belanda sebagai pelajar, hingga tercatat menjadi sosok penting dalam sejarah berdirinya republik ini," tambahnya.
Hal senada dikatakan Erwin mengenai kesulitan film ini, terutama pernak pernik pada jamannya. "Kami mencoba untuk serius dan sungguh-sungguh patuh dengan apa yang tertulis dalam lebih ratusan buku yang menjadi rujukan untuk pembuatan film HATTA ini,” terang Erwin.
Sementara itu Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu berharap film ini dapat menularkan semangat salah satu proklamator itu pada masyarakat. "Saya berharap film ini dikerjakan secara bertanggung jawab. Dan bisa menularkan semangat Hatta ke seluruh masyarakat Indonesia," jelas Mari.
Mari Elka Pangestu, Erwin Arnada, dan Salman Aristo.
Film tersebut akan diproduksi oleh Dante Sinema dan rencananya akan dirilis pada Januari 2015 mendatang. Di kursi sutradara ada nama Erwin Arnada (RUMAH DI SERIBU OMBAK) dan penulis skenario Salman Aristo. Proyek film ini sendiri telah berjalan selama setahun. Proses panjang pembuatan filmnya tak lain untuk mendapatkan referensi yang pas mengenai tokoh Bung Hatta.
"Saya harus membaca lebih dari 70 buku soal Hatta. Termasuk memoarnya. Satu tahun kami melakukan riset, baru menjadikannya skenario," kata Salman Aristo belum lama berselang saat diskusi bersama Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu di Pasar Santa, Jakarta, yang bekerja sama dengan Hatta Movement.
Tantangan terbesar dalam pembuatan filmnya tentu saja adalah usaha dalam menyatukan perjalanan hidup Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan, mengenalkan konsep Indonesia dari Belanda sebagai pelajar, hingga tercatat menjadi sosok penting dalam sejarah berdirinya republik ini," tambahnya.
Hal senada dikatakan Erwin mengenai kesulitan film ini, terutama pernak pernik pada jamannya. "Kami mencoba untuk serius dan sungguh-sungguh patuh dengan apa yang tertulis dalam lebih ratusan buku yang menjadi rujukan untuk pembuatan film HATTA ini,” terang Erwin.
Sementara itu Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu berharap film ini dapat menularkan semangat salah satu proklamator itu pada masyarakat. "Saya berharap film ini dikerjakan secara bertanggung jawab. Dan bisa menularkan semangat Hatta ke seluruh masyarakat Indonesia," jelas Mari.

Terbaru Dari Perfilman
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/dis/dka)
Editor:
Mahardi Eka Putra
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement