in partnership with Indosiar

Fenomena Mberot yang Sedang Viral, Inspirasinya Dari Kesenian Daerah - Jadi Tren Anak Muda Saat Konser

Penulis: Umar Sjadjaah

Diterbitkan:

Fenomena Mberot yang Sedang Viral, Inspirasinya Dari Kesenian Daerah - Jadi Tren Anak Muda Saat Konser
instagram.com/fakedopp & bestari.umm.ac.id

Kapanlagi.com - Pada sejumlah platform media sosial belakangan sedang tren istilah Mberot. Istilah ini juga sering dilihat saat para muda-mudi sedang nonton konser musik. Beberapa video yang terdapat istilah ini viral dengan mendapat ribuan likes, views, hingga komentar dari netizen.

Artikel ini membahas secara lengkap bagaimana asal mula kata Mberot bisa menjadi viral, arti kata mberot itu sendiri, hingga penjelasan soal seni bantengan yang dianggap jadi salah satu rujukan trend ini. KLovers, simak sampai habis artikel berikut ini ya buat kamu yang FOMO dan kepo soal Mberot.

1. Arti Kata Mberot

Buat KLovers yang belum tahu, arti dari istilah Mberot sendiri berasal dari bahasa Jawa Timuran yang menggambarkan kemarahan atau keberontakan. Daya luar biasa seperti seekor banteng atau sapi yang marah dan berontak diibaratkan dalam istilah ini.

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

2. Kesenian Bantengan Malang

Dalam Kesenian Bantengan yang kerap diselenggarakan di Malang, Jawa Timur, terdapat istilah yang melekat kuat, yakni Mberot. Bantengan, sebuah kesenian yang menyajikan replika kepala banteng yang dipegang oleh seorang penari, memiliki daya tarik unik dan mistis.

Dalam tariannya, kesenian ini memperlihatkan dua orang yang menjadi kaki depan dan kaki belakang banteng. Nah, sosok yang memegang replika kepala banteng lah yang seringkali disebut sebagai Mberot. Mberot mengacu pada kondisi dimana pemain yang memegang replika kepala banteng dapat 'mengamuk' atau menyerang orang-orang di sekitarnya.

Bantengan tidak hanya sekadar hiburan dalam acara-acara seperti karnaval, khitanan, pernikahan, atau festival di Jawa Timur, atau secara khusus lebih sering terlihat di wilayah Malang raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu). Kesenian ini memiliki makna sakral yang mendalam.

Dipercaya sebagai sarana tolak bala, penghormatan terhadap leluhur, hingga sebagai usaha pelestarian seni budaya tradisional, Bantengan menjadi warisan berharga yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyimpan nilai-nilai kultural yang kaya.

Penampilan dalam kesenian Bantengan sangat khas. Pemain menggunakan kostum berwarna hitam lengkap dengan topeng berbentuk kepala banteng yang umumnya terbuat dari kayu. Kepala banteng ini juga dilengkapi dengan tanduk asli kerbau atau banteng, menambahkan keautentikan dalam setiap penampilannya.

3. Mberot di Dalam Keseninan Bantengan Malang

Selama pertunjukan, tarian Bantengan diiringi oleh musik khas seperti gamelan, menciptakan suasana magis dan misterius. Uniknya, sebuah pertunjukan Bantengan dianggap berhasil jika pemain yang berperan sebagai kepala banteng mengalami kesurupan, atau dalam istilah lokalnya, Mberot.

Keberhasilan ini seringkali ditandai dengan pemain yang memegang replika kepala banteng tersebut tampak kesurupan atau 'mberot', sehingga menjadikan kesenian ini semakin memikat dalam mata penonton.

Misteri Mberot dalam Bantengan tidak lepas dari unsur-unsur magis yang terus terasa hingga saat ini. Dipicu oleh kehadiran dua unsur, yakni irengan (orang dengan kostum serba hitam) dan abangan (orang dengan kostum serba merah), kesenian ini masih menyimpan aroma spiritual dan keajaiban yang tak terduga.

4. Viral di Konser-konser Musik

Mberot bukanlah sekadar kata, melainkan bagian dari keajaiban dan keunikan kesenian Bantengan yang kaya akan unsur magis dan makna mendalam. Sehingga istilah mberot ini sering digunakan saat anak muda sedang menonton konser, layaknya seseorang yang sedang berontak.

Salah satu grup musik yang membuat istilah mberot kian viral adalah Fakedopp, grup DJ dan karaoke yang kini sedang digandrungi anak muda. Para personelnya me-remix lagu-lagu yang kerap dipakai di kesenian Bantengan dengan kemasan kekinian. Terkadang, mereka juga tampil lebih atraktif lagi dengan membawa replika kepala sapi/banteng di panggung.

Salah satu lagu yang kerap digunakan untuk mberot adalah tembang berjudul Santri Pekok. Tim KapanLagi.com membahas secara lengkap soal lagu yang sering berseliweran di fyp TikTok di bawah ini.

5. Lagu Santri Pekok yang Identik Dengan Mberot

Lagu Santri Pekok diciptakan oleh Arif Citenk. Sebenarnya, lirik lagu ini bercerita soal perjuangan seorang pria untuk menjadi pribadi lebih baik demi menggaet gadis pujaannya. Gadis tersebut merupakan santriwati lulusan pondok pesantren.

Lagu ini viral dibawakan oleh pedangdut muda Niken Salindry. Konon, Santri Pekok versi Niken inilah yang digubah oleh Fakedopp dan sejumlah grup DJ lain sehingga viral di media sosial. Sejumlah pedangdut beken lain seperti Happy Asmara hingga Nella Kharisma juga membawakan lagu ini. Namun berdasarkan pantauan KapanLagi.com versi Niken mendapatkan views terbanyak.

6. Viral di Berbagai Lapisan Masyarakat

Nggak cuma di konser musik, istilah mberot kini viral di sejumlah konten media sosial lainnya seperti konten parodi hingga dipakai sebagai konten pemasaran sebuah produk. Nggak sedikit juga konveksi yang membuat kaus dengan gambar dan istilah ini.

Sejumlah anak kecil hingga orang dewasa di beberapa penjuru daerah Jawa Timur maupun Jawa Tengah ramai membicarakan istilah ini dalam kesehariannya maupun saat nongkrong bareng.

(kpl/ums)

Editor:

Umar Sjadjaah

Rekomendasi
Trending