Kapanlagi.com - Karantina di asrama selama dua bulan bukan perkara mudah. Apalagi seperti Hisyam yang berasal dari Brunei Darussalam. Dukungan dan restu bunda, nun jauh di negeri seberang membuat ia makin bersemangat. Soal hasil buat pemuda bernama lengkap Muhammad Nurhisyammuddin Bin Abdullah bukan persoalan.

Saat berangkat untuk mengikuti audisi DAA4 di Bandar Seri Begawan ia tak pernah lupa untuk meminta restu sang bunda. "Buat saya restu orang tua itu adalah utama. Soalnya restu orang tua itu amat dahsyat. Kalau mereka sudah memberikan restu berarti sudah termasuk juga doa. Itu yang mujarab,: ujar Hisyam saat ditemui di Asrama DAA4, pada Rabu (31/10/2018).

Bagaimana dengan ayah? Sejak kecil ia menjadi yatim karena ayahnya sudah menghadap sang Khalik. "Apalagi untuk saya yang sudah ditinggal ayah sejak kecil. Tempat berkeluh-kesah, mengadu dan meminta bimbingan ya kepada ibu. Ibu adalah segalanya bagi saya," terang Hisyam.

Musik dangdut sebenarnya buat Hisyam adalah hal yang baru. Soalnya di Brunei dia lebih sering melantunkan tembang beraliran Pop, Jazz dan Melayu. Dangdut yang khas dengan cengkoknya adalah hal baru yang menantang. Sulit? Memang, tapi hal itu bukan halangan bagi Hisyam.

Hisyam suka dengan dunia musik karena ter-influence dari saudara-saudaranya yang lebih dulu suka musik. Perlahan namun pasti, putra tunggal dari pasangan Abdullah (almarhum) dan Norhadizah binti Ismail pun menyukai seni musik. Bersama suadaranya mereka menekuni musik Melayu yang banyak disuka publik Brunei Darussalam.

Hisyam sedari kecil sudah menekuni musik. © KapanLagi.com

Untuk masa depan apakah dunia musik atau kuliner yang menarik untuk diseriusi? Mendapat pertanyaan seprti ini dia sempat terdiam. Ia sepertinya dilanda kebingungan. "Waduh ini adalah pilihan yang berat sebenarnya. Tapi setelah saya amati dunia musik, seperti yang terjadi di Indonesia dan juga negara-negara lainnya amat menjanjikan. Ini juga peluang yang sayang jika dilupakan. Saya harus memanfaatkan peluang ini dengan sebaik mungkin," tandasnya.

Hisyam amat bersyukur dapat kesempatan berlaga di DAA4. Ia bisa menimba ilmu dalam bidang vokal, musik, koreografi dan penguasaan panggung. Soalnya di asrama DAA4 semua itu diajarkan agar saat tampil di panggung DAA4 sudah benar-benar bagus.

Soal cengkok dangdut, diakui Hisyam adalah hal yang paling sulit untuk mendalami sebuah tebang dangdut. Namun di sinilah tantangan yang harus dia taklukkan. “Bersama Bang Adibal, kami diajari vokal. Bagaimana menyanyikan lagu dengan benar. Koreografi juga diajari yang sesuai dengan tema lagu. Jadi pas manggung tidak itu-itu saja. Pokoknya banyak ilmu yang bisa saya dapatkan di DAA4 ini,” akunya.

Selain menyukai musik, pemuda kelahiran Bandar Seri Begawan, 4 April 1999 juga suka dunia kuliner. Tak heran setelah menamatkan sekolah menengah atas di negaranya dia melanjutkan pendidikan di bidang kuliner. "Saya ikut sekolah chef. Jadi soal masak-memasak bolehlah diadu, hehehe," candanya. Jadi selanjutnya mau jadi chef atau penyanyi dangdut?

Ingin tahu lebih banyak tentang Hisyam? Berikut adalah biodata lengkapnya. Klik halaman selanjutnya ya.