Kevin O’Leary dari Shark Tank Rencanakan Akuisisi TikTok dalam Waktu Dekat

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Kevin O’Leary dari Shark Tank Rencanakan Akuisisi TikTok dalam Waktu Dekat
Kevin O’Leary ingin mengakuisisi TikTok (Foto: StartEngine)

Kapanlagi.com - Kevin O'Leary, yang terkenal sebagai "Mr. Wonderful" dari reality show "Shark Tank," baru-baru ini mengungkapkan rencananya yang mengejutkan: ia ingin membeli TikTok! Dalam langkah berani ini, O'Leary berencana menggandeng sejumlah investor yang siap menyuntikkan modal demi menjadikan TikTok sebagai perusahaan milik Amerika.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap undang-undang terbaru di Amerika Serikat yang mengharuskan ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, untuk melepaskan kendali atas operasi TikTok di AS. Dalam upayanya, O'Leary memanfaatkan platform penggalangan dana StartEngine untuk mengukur seberapa besar minat publik dalam mendukung rencana ambisiusnya ini.

"Ini adalah kesempatan besar untuk menjaga TikTok tetap beroperasi di AS sebagai platform yang aman dan terpercaya," ujar O'Leary dalam pengumumannya di StartEngine.

1. Langkah Penggalangan Dana dan Dukungan Investor

O'Leary, sosok yang dikenal dengan julukan Tuan Wonderful, kini meluncurkan inisiatif menarik untuk menyelamatkan TikTok dari ancaman larangan di Amerika Serikat melalui penggalangan dana publik di StartEngine.

Dengan optimisme yang tinggi, ia menamai proyek ini "Rencana Tuan Wonderful untuk Membeli TikTok," dan mengundang para investor untuk ikut serta dalam petualangan ini.

Dalam pengumuman di StartEngine, O'Leary menjelaskan bahwa penawaran ini menggunakan model "Regulation A+ Test the Waters," yang memberi kesempatan kepada publik untuk berpartisipasi sejak awal.

Ia yakin bahwa meski perusahaan besar seperti Meta atau Google tidak akan terlibat karena regulasi, peluang untuk mengakuisisi platform iklan yang bernilai miliaran dolar ini tetap terbuka.

"Saya akan membelinya. TikTok adalah platform periklanan yang sangat sukses," tegasnya dalam wawancara dengan Fox News, menegaskan keyakinannya akan masa depan cerah TikTok.

2. Tekanan Regulasi AS dan Tenggat Waktu ByteDance

Undang-undang baru di Amerika Serikat memberikan ByteDance batas waktu hingga 19 Januari 2025 untuk melepas kendali TikTok di tanah Paman Sam. Namun, Presiden Joe Biden memiliki opsi untuk memperpanjang tenggat tersebut hingga tiga bulan jika ada perkembangan signifikan dalam proses penjualan.

Meski demikian, laporan dari Reuters mengungkapkan bahwa ByteDance mungkin lebih memilih untuk menutup aplikasi yang telah mencuri perhatian banyak pengguna di AS ketimbang menjualnya.

Alasannya? Algoritma TikTok, yang merupakan jantung dari operasional aplikasi ini, sulit untuk dipisahkan, karena ia berbagi sistem inti dengan Douyin, versi TikTok yang sangat populer di Tiongkok. Dengan begitu, menjual TikTok tanpa algoritma yang menjadi aset berharga tersebut dianggap tidak menguntungkan.

3. Minat Akuisisi dari Beberapa Tokoh Bisnis Ternama

Kevin O'Leary bukanlah satu-satunya nama besar di dunia bisnis yang terpikat oleh pesona TikTok. Di tengah ketatnya persaingan, beberapa pengusaha terkemuka lainnya juga mengincar platform video populer ini.

Di awal tahun 2024, mantan CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick, dilaporkan sedang merancang langkah strategis untuk mengakuisisi TikTok, sementara mantan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin, tengah mengumpulkan sekumpulan investor untuk mewujudkan ambisi serupa.

Bahkan, pada tahun 2020, Larry Ellison, salah satu pendiri Oracle, bersama Walmart, pernah mencoba meraih sebagian saham TikTok di AS, namun langkah mereka terhalang setelah TikTok berhasil melawan perintah pemerintah Trump yang memaksa penjualan operasionalnya.

4. Masa Depan TikTok di AS: Tantangan dan Peluang

Di tengah ancaman larangan di Amerika Serikat, TikTok justru menjadi magnet peluang bagi Kevin O'Leary dan para investor lainnya. Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia dan pendapatan tahunan mencapai $16 miliar, platform ini menyimpan potensi ekonomi yang menggiurkan.

Namun, tantangan hukum dan regulasi tetap menjadi batu sandungan dalam proses akuisisi yang rumit. ByteDance, sebagai pemilik TikTok, kemungkinan akan terus melawan undang-undang yang ada sambil mencari jalan hukum untuk mempertahankan kendali atas aset berharga ini.

Di sisi lain, O'Leary menekankan pentingnya menjalin kolaborasi dengan pemerintah AS demi memastikan transisi yang mulus dan menguntungkan bagi semua pihak.

5. Mengapa TikTok Terancam Dilarang di AS?

TikTok kini berada di ambang larangan di Amerika Serikat, seiring meningkatnya kekhawatiran mengenai keamanan data penggunanya.

Pemerintah AS semakin curiga bahwa aplikasi populer ini bisa menjadi alat bagi pemerintah Tiongkok untuk mengintip dan mengakses informasi pribadi warga Amerika, menciptakan ketegangan di tengah pesatnya pertumbuhan platform media sosial ini.

6. Siapa Kevin O'Leary?

Kevin O'Leary, sosok yang dikenal luas sebagai "Mr. Wonderful," adalah seorang investor legendaris asal Kanada dan bintang ikonik dari acara "Shark Tank."

Dengan jejak karir yang mengesankan, ia telah mencetak kesuksesan gemilang di dunia bisnis, termasuk penjualan The Learning Company yang fenomenal dengan nilai mencapai $3,8 miliar.

7. Apa Langkah ByteDance Jika Tidak Bisa Menjual TikTok?

Dalam kabar yang mengguncang dunia maya, ByteDance tengah menghadapi dilema besar: jika tidak berhasil menjual TikTok, platform populer yang menggebrak jagat sosial media ini mungkin akan ditutup di Amerika Serikat.

Tantangan utama yang dihadapi perusahaan asal Tiongkok ini adalah kesulitan untuk memisahkan algoritma canggih TikTok dari sistem operasionalnya, sebuah langkah yang krusial untuk memenuhi tuntutan regulasi yang semakin ketat.

8. 4. Berapa Nilai TikTok Saat Ini?

Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif setiap bulannya, TikTok telah melesat menjadi raksasa media sosial yang tak terbantahkan, meraup pendapatan tahunan sekitar $16 miliar di Amerika Serikat.

9. 5. Apakah TikTok Bisa Tetap Beroperasi di AS?

Ada harapan bagi TikTok untuk tetap beroperasi di Amerika Serikat, asalkan akuisisi berjalan mulus atau jika ByteDance berhasil menemukan jalur hukum yang cerdas untuk mempertahankan kepemilikannya.

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending