[Review] 'DAWN OF THE PLANET OF THE APES'

Intrik Kera dan Manusia Pasca Epidemi Mematikan

Penulis: Mahardi Eka Putra

Diterbitkan:

Intrik Kera dan Manusia Pasca Epidemi Mematikan dok. 20th Century Fox

KapanLagi.com - Oleh: Abbas Aditya

Bagi penggemar genre sains fiksi pasti tidak asing dengan tajuk PLANET OF THE APES. Film adaptasi novel Pierre Boulle berjudul LA PLANETE DES SINGES ini muncul pertama kali pada tahun 1968 yang kemudian melahirkan empat sekuel, serial televisi, animasi, komik hingga remake gagal versi Tim Burton pada tahun 2001.

Rentang 10 tahun pasca remake dengan bintang utama Mark Wahlberg tersebut, dirilislah reboot arahan Rupert Wyatt bertajuk RISE OF THE PLANET OF THE APES. Kesuksesan film ini berhasil membuat 20th Century Fox tergiur mengembangkan sekuelnya. Maka hadirlah DAWN OF THE PLANET OF THE APES tanpa James Franco dan Freida Pinto untuk menyemarakkan musim panas tahun ini.

Sepuluh tahun pasca ending dalam predesesornya, populasi manusia di bumi terkikis berkat sebuah virus mematikan. Berbeda dengan kera cerdas bernama Caesar (Andy Serkis) dan kawanannya yang hidup damai di pedalaman hutan Muir. Namun ketenangan para kera ini terusik oleh kehadiran sekelompok manusia tersisa di wilayah mereka.

Dipimpin oleh Malcolm (Jason Clarke), manusia meminta izin pada Caesar agar diperbolehkan menembus teritori demi memperbaiki dam untuk kebutuhan listrik di kota. Sayangnya, Koba (Toby Kebbell), kera yang sudah terlanjur sakit hati dengan manusia, mempunyai cara lain untuk membatalkan rencana Malcolm. Bahkan, dengan melakukan pengkhianatan dan memulai peperangan antara manusia dengan kera.

Dinahkodai oleh Matt Revees, DAWN berhasil menyajikan tontonan yang menarik dari segi detail visual efek dan setting yang menjanjikan. Begitu pula dengan aksi reaksi karakter yang memikat antara para kera dengan manusia. Membuat emosi penonton sukses diaduk-aduk.

Sayangnya, pace yang bergulir pelan membuat film sedikit melelahkan ditonton. Walau tidak sampai membosankan karena naskah garapan Rick Jaffa, Amanda Silver dan Mark Bomback  memiliki letupan-letupan pada beberapa titik yang membuat penonton terjaga.

Tentu saja performa Andy Serkis yang paling menyita perhatian sebagai Caesar. Untuk kesekian kali Andy berhasil menghidupkan peran lewat suara, ekspresi muka dan gerak tubuh yang kemudian diolah teknologi CGI. Sedang nama pemain lain cukup bermain luwes walau performa mereka sedikit tertelan oleh aksi para ‘kera’.

Dengan pemilihan open ending, sepertinya seri ketiga dalam waralaba ini akan dihadirkan dalam skala masif. Membuat kalian tak akan sabar menunggu bagaimana kisah sekuel selanjutnya yang rencana bakal tayang pada musim panas 2016 mendatang.

Note: Sebelum menyaksikan film ini, sangat disarankan menonton
prekuelnya karena saling berkaitan.

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(kpl/abs/dka)

Reporter:

Adi Abbas Nugroho

Rekomendasi
Trending