Penjelasan Musim dalam Bahasa Jepang, dari Pengertian Lengkap - Jenisnya
Ilustrasi (credit: pixabay.com)
Kapanlagi.com - Di Jepang, konsep musim tidak hanya mencakup cuaca, tetapi juga budaya dan tradisi yang terkait erat. KLovers yang sedang belajar bahasa Jepang, wajib tahu tentang pengertian musim dalam bahasa Jepang. Dari musim semi yang cerah hingga musim dingin yang salju.
Setiap musim memiliki makna dan pengaruhnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan menjelaskan secara komprehensif tentang berbagai musim dalam bahasa Jepang, mulai dari pengertian dasarnya hingga perbedaan masing-masing musim terutama dalam budaya.
Nah, yang penasaran dengan penjelasannya. Yuk, simak pengertian musim dalam bahasa Jepang lengkap dengan jenis-jenisnya.
Advertisement
1. Musim dalam Bahasa Jepang
Kata "kisetsu" memiliki arti musim dalam bahasa Jepang. Kata ini digunakan untuk merujuk pada pembagian waktu dalam satu tahun berdasarkan perubahan cuaca dan iklim. Kata kisetsu tidak hanya merujuk pada perubahan cuaca, tetapi juga terkait erat dengan berbagai aspek budaya dan kehidupan sehari-hari di Jepang.
Setiap musim di Jepang memiliki festival dan tradisi unik. Misalnya, hanami (melihat bunga sakura) di musim semi, tanabata di musim panas, koyo (melihat daun musim gugur) di musim gugur, dan perayaan Tahun Baru di musim dingin. Kalian yang ingin tahu lebih dalam tentang musim dalam bahasa Jepang, berikut ini adalah penjelasannya.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Haru - Musim Semi
Kata "haru" memiliki arti musim semi dalam bahasa Jepang. Musim semi di Jepang memiliki makna yang mendalam dan simbolisme yang kaya, baik dalam aspek budaya, tradisi, maupun kehidupan sehari-hari. Musim semi di Jepang biasanya berlangsung dari bulan Maret hingga Mei. Ini adalah periode transisi dari musim dingin yang dingin ke musim panas yang hangat.
Cuaca musim semi di Jepang mulai menghangat setelah musim dingin yang dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 10°C hingga 20°C, tergantung pada wilayah. Bunga sakura atau bunga ceri adalah simbol utama musim semi di Jepang. Sakura mekar pada akhir Maret hingga awal April, menciptakan pemandangan yang spektakuler di seluruh Jepang.
Musim semi melambangkan kelahiran kembali dan pembaharuan di Jepang. Setelah musim dingin yang dingin dan keras, musim semi membawa harapan dan awal yang baru. Musim semi sering dikaitkan dengan masa muda dan vitalitas, karena alam yang bangkit kembali dari dormansi musim dingin. Dan musim semi sering muncul dalam puisi, lagu, dan seni visual Jepang.
Terdapat beberapa tradisi dalam musim semi di Jepang. Dan berikut beberapa tradisi dalam budaya Jepang tersebut:
1. Hanami
Hanami adalah tradisi melihat bunga sakura yang mekar. Orang-orang berkumpul di taman-taman untuk berpiknik di bawah pohon sakura, menikmati keindahan bunga-bunga tersebut bersama keluarga dan teman-teman.
2. Hinamatsuri
Juga dikenal sebagai Hari Anak Perempuan, dirayakan pada tanggal 3 Maret. Rumah-rumah dihiasi dengan boneka hina dan keluarga mendoakan kesehatan dan kebahagiaan anak perempuan mereka.
3. Golden Week
Periode liburan nasional yang berlangsung pada akhir April hingga awal Mei. Banyak orang Jepang melakukan perjalanan dan berbagai acara diadakan selama minggu ini.
3. Natsu - Musim Panas
Dalam bahasa Jepang, musim panas disebut juga dengan "Natsu". Musim panas di Jepang berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus dan dikenal dengan cuaca yang hangat hingga panas, berbagai festival, dan tradisi musim panas yang khas. Ini adalah periode ketika cuaca menjadi hangat hingga sangat panas bila di Jepang.
Suhu saat musim panas rata-rata berkisar antara 25°C hingga 35°C, tergantung pada wilayah. Tingkat kelembapan tinggi, membuat udara terasa lebih panas dan lembap. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Juni hingga awal Juli, ditandai dengan curah hujan tinggi. Saat musim ini juga, bunga seperti ajisai (hydrangea) dan asagao (morning glory) mekar.
Selain bunga, serangga seperti semi (jangkrik) dan kabutomushi (kumbang badak) menjadi umum terlihat dan terdengar. Musim panas di Jepang melambangkan energi dan vitalitas, dengan banyak aktivitas luar ruangan dan perayaan. Waktu panen buah-buahan dan sayuran, pada musim panas juga melambangkan pertumbuhan dan kelimpahan.
Sehingga, musim panas di Jepang adalah waktu yang penuh dengan aktivitas dan energi, dirayakan dengan sukacita melalui berbagai acara dan festival. Ada beberapa tradisi dan perayaan dalam musim ini, berikut beberapa tradisi dan perayaan di musim panas tersebut:
1. Matsuri
Matsuri adalah festival-festival tradisional yang diadakan di seluruh Jepang selama musim panas. Contoh terkenal termasuk Gion Matsuri di Kyoto dan Nebuta Matsuri di Aomori. Matsuri sering melibatkan parade, kembang api, tarian, dan makanan jalanan khas.
2. Hanabi
Hanabi adalah kembang api yang diadakan di banyak tempat selama musim panas. Hanabi Taikai (festival kembang api) adalah acara yang sangat dinantikan oleh banyak orang. Contoh terkenal adalah Sumida River Fireworks Festival di Tokyo.
3. Tanabata
Tanabata, atau Festival Bintang, dirayakan pada tanggal 7 Juli. Orang-orang menulis keinginan mereka di kertas warna-warni (tanzaku) dan menggantungnya di ranting bambu.
4. Obon
Obon adalah festival yang diadakan untuk menghormati roh leluhur. Biasanya berlangsung pada pertengahan Agustus, orang-orang kembali ke kampung halaman mereka, mengunjungi makam leluhur, dan melakukan tarian Bon Odori.
4. Aki - Musim Gugur
Kata "aki" adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti musim gugur atau musim luruh. Musim gugur di Jepang berlangsung dari bulan September hingga November dan dikenal sebagai musim transisi yang indah dengan suhu yang lebih sejuk dan dedaunan yang berubah warna.
Dalam musim gugur di Jepang, suhu mulai menurun dari panasnya musim panas, berkisar antara 15 derajat celcius hingga 25 derajat celcius. Udara menjadi lebih sejuk dan segar, dengan tingkat kelembapan yang lebih rendah dibandingkan musim panas. Pohon-pohon mulai berubah warna.
Biasanya menjadi merah, oranye, dan kuning, terutama pohon momiji (maple) dan ginkgo. Pada musim ini, banyak bunga seperti kosmos (cosmos) dan higanbana (red spider lily) mekar. Musim gugur melambangkan perubahan dan keindahan alam yang ada di sekitar.
Dengan dedaunan yang berubah warna menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Ini adalah waktu refleksi dan persiapan untuk musim dingin yang akan datang. Musim gugur sering muncul dalam puisi, lagu, dan seni visual Jepang. Haiku dan waka, jenis puisi yang menggambarkan elemen khas musim gugur.
Nah, ada beberapa tradisi dan perayaan dalam musim ini, berikut beberapa tradisi dan perayaan di musim gugur tersebut:
1. Koyo
Koyo adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan daun-daun yang berubah warna pada musim gugur. Orang-orang sering pergi ke taman atau pegunungan untuk melihat dan menikmati pemandangan ini, sebuah aktivitas yang disebut "momijigari".
2. Tsukimi
Tsukimi, atau "melihat bulan", adalah tradisi yang merayakan keindahan bulan purnama musim gugur. Ini sering melibatkan makanan khas seperti tsukimi dango (kue beras bulat) dan dekorasi dengan susuki (rumput pampas).
3. Shichi-Go-San
Shichi-Go-San adalah festival yang dirayakan pada tanggal 15 November untuk anak-anak berusia tiga, lima, dan tujuh tahun. Anak-anak mengenakan kimono tradisional dan pergi ke kuil untuk berdoa demi kesehatan dan kebahagiaan mereka.
4. Budaya Panen
Musim gugur adalah waktu panen untuk banyak hasil bumi seperti beras, sayuran, dan buah-buahan. Festival panen sering diadakan untuk merayakan hasil bumi yang melimpah.
Aki - Musim Gugur
Kata "aki" adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti musim gugur atau musim luruh. Musim gugur di Jepang berlangsung dari bulan September hingga November dan dikenal sebagai musim transisi yang indah dengan suhu yang lebih sejuk dan dedaunan yang berubah warna.
Dalam musim gugur di Jepang, suhu mulai menurun dari panasnya musim panas, berkisar antara 15°C hingga 25°C. Udara menjadi lebih sejuk dan segar, dengan tingkat kelembapan yang lebih rendah dibandingkan musim panas. Pohon-pohon mulai berubah warna.
Biasanya menjadi merah, oranye, dan kuning, terutama pohon momiji (maple) dan ginkgo. Pada musim ini, banyak bunga seperti kosmos (cosmos) dan higanbana (red spider lily) mekar. Musim gugur melambangkan perubahan dan keindahan alam yang ada di sekitar.
Dengan dedaunan yang berubah warna menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Ini adalah waktu refleksi dan persiapan untuk musim dingin yang akan datang. Musim gugur sering muncul dalam puisi, lagu, dan seni visual Jepang. Haiku dan waka, jenis puisi yang menggambarkan elemen khas musim gugur.
Nah, ada beberapa tradisi dan perayaan dalam musim ini, berikut beberapa tradisi dan perayaan di musim gugur tersebut:
1. Koyo
Koyo adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan daun-daun yang berubah warna pada musim gugur. Orang-orang sering pergi ke taman atau pegunungan untuk melihat dan menikmati pemandangan ini, sebuah aktivitas yang disebut "momijigari".
2. Tsukimi
Tsukimi, atau "melihat bulan," adalah tradisi yang merayakan keindahan bulan purnama musim gugur. Ini sering melibatkan makanan khas seperti tsukimi dango (kue beras bulat) dan dekorasi dengan susuki (rumput pampas).
3. Shichi-Go-San
Shichi-Go-San adalah festival yang dirayakan pada tanggal 15 November untuk anak-anak berusia tiga, lima, dan tujuh tahun. Anak-anak mengenakan kimono tradisional dan pergi ke kuil untuk berdoa demi kesehatan dan kebahagiaan mereka.
4. Budaya Panen
Musim gugur adalah waktu panen untuk banyak hasil bumi seperti beras, sayuran, dan buah-buahan. Festival panen sering diadakan untuk merayakan hasil bumi yang melimpah.
5. Fuyu - Musim Dingin
Dan terakhir ada "fuyu", kata dalam bahasa Jepang yang berarti musim dingin. Musim ini di Jepang berlangsung dari bulan Desember hingga Februari, ditandai dengan suhu rendah, salju di banyak daerah, dan berbagai festival musim dingin. Suhu rata-rata di Jepang pada musim dingin bervariasi dari daerah ke daerah yang ada di Jepang.
Di utara, seperti Hokkaido, suhu bisa turun di bawah 0°C dengan banyak salju. Di bagian selatan, seperti Kyushu, suhu lebih hangat, tetapi tetap dingin. Di Tokyo dan area Kanto, suhu musim dingin biasanya berkisar antara 1°C hingga 10°C. Banyak daerah di Jepang, terutama di utara dan pegunungan, menerima salju yang cukup banyak.
Ini menjadikan Jepang sebagai tujuan populer untuk olahraga musim dingin seperti ski dan snowboarding. Musim dingin digambarkan adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan menikmati kehangatan bersama di dalam rumah. Salju putih melambangkan kesucian dan ketahanan melawan cuaca dingin dalam budaya Jepang.
Ada beberapa tradisi dalam budaya Jepang yang biasanya dilaksanakan saat musim dingin. Berikut ini beberapa tradisi yang budaya yang ada saat musim dingin tersebut:
1. Oshogatsu
Tahun Baru adalah perayaan paling penting di Jepang, berlangsung dari 1 hingga 3 Januari. Orang-orang merayakan dengan mengunjungi kuil (hatsumode), makan makanan khusus (osechi ryori), dan bermain permainan tradisional.
2. Kurisumasu
Natal di Jepang lebih merupakan perayaan komersial dan romantis daripada liburan keagamaan. Banyak orang merayakan dengan makan kue Natal dan mengunjungi dekorasi cahaya yang indah di seluruh kota.
3. Setsubun
Meskipun secara teknis terjadi pada awal Februari, Setsubun menandai akhir musim dingin. Tradisi ini melibatkan melempar kacang untuk mengusir roh jahat dan mengundang keberuntungan.
Itulah penjelasan tentang musim dalam bahasa Jepang yang bisa KLovers ketahui. Selain tahu tentang musim dalam bahasa Jepang, KLovers juga bisa mengetahui pengertian, serta tradisi dan sejarahnya.
Yuk, simak juga
Rezeki Weton Rabu Pon Menurut Primbon Jawa, Termasuk Karier dan Asmara
Apa Itu Tes MBTI Chemistry? Simak Penjelasan dan Ketahui Manfaatnya
5 Drama Korea tentang Penculikan Paling Terbaru, dari Kisah Balas Dendam - untuk Tebusan Uang
Bertabur Waifu, 17 Rekomendasi Anime Summer Season 2024 Genre Fantasi
5 Rekomendasi Drama Jepang Tayang Bulan Ini, Siap Temani Waktu Luang Beberapa Minggu ke Depan
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
Berita Foto
(kpl/dhm)
Advertisement
