Christine Hakim Anggap Apresiasi FFI Tetap Dibutuhkan
Kapanlagi.com - Artis senior Christine Natalia Hakim, peraih beberapa Piala Citra - sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan dalam Festival Film Indonesia (FFI), sebuah apresiasi pada ajang tertinggi komunitas perfilman di Tanah Air - menilai bahwa eksistensi festival itu masih dibutuhkan."Bagaimanapun juga, secara kelembagaan FFI sekarang dan ke depan masih sangat dibutuhkan karena ajang ini adalah bentuk apresiasi di mana masyarakat, tidak hanya komunitas perfilman yang akan menilai produk-produk sebuah film," katanya di kawasan Kuta, Bali, Senin.Christine Hakim berada di Bali untuk ikut berpartisipasi dalam rangkaian Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yang akan berlangsung hingga 14 Desember 2007.Ketika diminta tanggapan mengenai FFI 2007, berkaitan dengan kejadian tahun 2006, yakni sejumlah artis dan sutradara dan musisi yang menamakan diri Masyarakat Perfilman Indonesia, memulangkan Piala Citranya, dalam aksi yang diselenggarakan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki.Di antara dari mereka adalah, sutradara Hanung Bramantyo, Nia Dinata dan Riri Riza, Nicolas Saputra, Dian Sastrowardoyo, Surya Saputra, Melly Goeslaw, dan lainnya.Mereka menyatakan kekecewaan terhadap penyelenggaraan FFI menyusul dipilihnya film EKSKUL produksi Indika Entertainment sebagai film terbaik telah melakukan pelanggaran hak cipta dalam penggunaan ilustrasi musik.Bahkan, dalam sebuah pernyataan di Kompas, Riri Riza kemudian menyatakan, dugaan pelanggaran ini sekaligus membuktikan buruknya kualitas dan kompetensi dari para penyelenggara FFI."Selama tiga tahun terakhir, kami melihat ada semacam kebuntuan, ada jalan yang bebas, tanpa strategi. Penyelenggara tidak punya strategi yang luas, sehingga setiap tahun selalu saja menghasilkan kontroversi yang mencengangkan," katanya."Mungkin kritikannya mesti ditujukan pada personal-personal penyelenggaranya, namun tidak kemudian membubarkan kelembagaan FFI-nya, karena ini adalah ajang apresiasi dari komunitas perfilman Indonesia, termasuk anak-anak muda yang tidak puas itu," kata juri pada Festival Film Cannes ke-55 di Perancis tahun 2002 itu.Peraih Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya berdasarkan Keppres No. 006/KT/Th.1999 dan Bintang Budaya Parama Dharma berdasarkan Keppres No.052/KT/Tahun 2003, 12 Agustus 2003 itu optimis bahwa pada FFI 2002 di Pekanbaru, Provinsi Riau pada 14 Desember 2007 kejadian itu tidak akan berulang."Tentunya, sebagai bagian dari pemangku-kepentingan (stakeholder) perfilman Indonesia, semua pihak berkepentingan agar dunia film Indonesia kembali bangkit, maju, dan diapresiasi publik luas," katanya.Mengenai penyelenggaraan FFI 2007 di luar Jakarta, Christine Hakim menyambutnya dengan baik, sehingga tidak "Jakarta Centris" dan medium film adalah sarana berkomunikasi dengan masyarakat luas, termasuk di daerah.Berkaitan dengan sikap kritis sineas muda, ia mengaku telah berkomunikasi dengan kalangan senior agar menyikapi dengan bijak, karena mereka adalah pewaris keberlanjutan proses kreatif dalam dunia film Indonesia ke depan.Ketua Badan Pembinaan Perfilman Nasional (BPPN), Deddy Mizwar menjelaskan, penyelenggaraan FFI 2007 siap berlangsung di Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau, dan dijadwalkan dimulai pada 14 Desember 2007, serta menjadi ajang FFI pertama kali dilaksanakan di luar Jakarta dan Bandung. "Setelah 22 tahun yang lalu FFI pernah diselenggarakan di Bandung, kini kembali akan dilakukan di luar Jakarta, yakni di Pekanbaru, Riau," katanya.Menurut aktor kawakan itu, merupakan kehormatan bagi Provinsi Riau untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan FFI 2007 yang biasanya selalu dilaksanakan di Jakarta.Penyelenggaraan FFI 2007 di Kota Pekanbaru akan berlangsung di Gedung Anjung Seni Idrus Tintin di Komplek Bandar Seni Raja Ali Haji (Serai), Pekanbaru. Dalam pelaksanaan malam puncak FFI 2007, itu panitia menyiapkan penyerahan sebanyak 16 penghargaan bagi karya film terbaik.Sebanyak 13 penghargaan di antaranya merupakan penghargaan reguler untuk film cerita atau film bioskop, meliputi penghargaan bagi pemeran pria terbaik, pemeran wanita terbaik, dan lainnya. Tiga penghargaan lainnya diberikan kepada film dokumenter terbaik, film cerita pendek terbaik, dan penghargaan khusus bagi film dengan penggunaan Bahasa Indonesia terbaik.Â
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
(*/erl)
Erlin
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Mau Foto Astetik? Kamera Mini Andalan Anak Skena yang Lagi Viral Ini Patut Dicoba
-
Teen - Fashion Hangout Pilihan Jam Tangan Stylish untuk Anak Skena yang Mau Tampil Lebih Standout
