Dede Yusuf: Stasiun TV Jangan Mendewakan Rating

Kapanlagi.com - Aktor film laga Yusuf Macan Effendi atau Dede Yusuf yang juga Wakil Gubernur Jawa Barat, mengingatkan kalangan pemilik dan pengelola stasiun televisi nasional dan daerah agar tidak mendewakan rating dalam pemilihan tayangan acara. "Kebiasaan pengelola stasiun TV menjadikan rating seperti segala-galanya, justru berbahaya bagi masyarakat yang menjadi konsumen berbagai tayangan yang tidak memberikan sedikit pun unsur pendidikan bagi keluarga dan masyarakat," katanya saat membuka Seminar tentang Rating Publik: Menuju Televisi Ramah Keluarga di kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Kamis (18/6). Rating atau penilaian pemirsa terhadap suatu acara tayangan TV yang digemari masyarakat, selama ini dijadikan patokan utama bagi manajemen stasiun TV tanpa peduli apakah tayangan tersebut sesuai dengan karakter budaya bangsa dan ajaran agama yang dianut masyarakat. Padahal masyarakat yang memberikan penilaian terhadap rating acara TV itu, justru mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak terlalu memahami etika moral, pemahaman agama yang lemah, serta sok modern. Menurut Dede Yusuf, kebiasaan pengelola TV mengutamakan rating harus diubah segera, karena jangkauan siaran tidak ada batasan dan setiap saat masuk ke rumah tangga yang ditonton juga anak-anak yang perlu bimbingan dan tauladan moral dalam perkembangan menuju usia dewasa. Televisi itu jendela global sehingga dapat membentuk gagasan, frame (pembingkaian), mindset (pola pikir), maupun justifikasi (pembenaran). Melihat hal itu, pendidikan media atau lazim disebut media literasi wajib diutamakan demi mencerdaskan kehidupan berbangsa dan berbudaya. Rating televisi mesti dipinggirkan lebih dulu. Wagub Dede Yusuf juga menyayangkan media massa, khususnya televisi, lebih sering menampilkan kekerasan secara berulang-ulang baik lewat sinetron maupun pemberitaan. "Pengulangan yang buruk akan membentuk mindset buruk juga, sedangkan pengulangan tayangan yang baik akan membawa dampak baik juga," tegasnya. Dede Yusuf juga menyayangkan program berita yang melakukan zoom in atau blow up sebuah isu untuk menaikkan rating, dan tidak bisa dipungkiri sisi sensasi menjadi penarik tersendiri dalam media massa. Aktor sinetron laga itu menceritakan pengalamannya sebagai korban rating televisi ketika dia masih menjadi seorang pemain sinetron, sehingga seringkali skenario film baru turun setelah berkonsultasi dengan pihak konsultan rating. "Makanya ada tokoh dalam sebuah sinetron dimatikan setelah ratingnya turun dan ada skenario yang muncul sehari sebelum syuting," paparnya.  

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

(kpl/dar)

Rekomendasi
Trending