Niniek L Karim Tolak FFI 'Dikawinkan' DAHSYAT
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Ketua Komite Festival Film Indonesia, Niniek L Karim, sempat menyayangkan jika acara pembacaan nominasi dijadikan satu dengan acara musik DAHSYAT. Menurutnya, acara FFI adalah acara budaya dan bukan acara hura-hura seperti acara DAHSYAT yang ditayangkan setiap hari di RCTI."Saya sempat negosiasi agar pembacaan nominasi FFI tidak dijadikan satu dengan DAHSYAT atau dijadikan sempalan acara hura-hura. FFI ini kan acara budaya bangsa, jangan hanya acara hura-hura," ujar Niniek saat menggelar jumpa pers di Gedung Film, Jakarta, Jumat (3/12) malam.Dirinya pun menceritakan mengenai pemecatan terhadap Dewan Juri FFI 2010. Menurutnya, pemecatan tersebut memang atas rekomendasi anak buahnya. "Karena Komite FFI, sebagian besarnya memilih untuk mengamini hasilnya Komite Seleksi, terpaksa kan keluar SK Menteri untuk Juri yang lama karena Juri yang lama memasukkan film yang tidak ada dalam komite seleksi yang 10 itu," tutur Niniek."Saya menghormati perspektif juri, kita tidak bisa menghilangkan yang ada begitu saja. Saya ingin Komite Seleksi bisa bicara sama-sama juri. Saya tawarkan ke Komite Seleksi tapi belum ada jawaban," tambahnya.Niniek pun membantah jika dirinya telah mengundurkan diri ketika mengetahui bahwa dewan juri telah diganti. Dirinya pun menyerahkan semua persoalan kepada insan film."Kalau saya mengundurkan diri, saya tidak akan ada di sini. Saya tidak meneken apapun, dan saya serahkan terserah teman-teman, saya bilang sepertinya sudah waktunya meninggalkan KFFI ini. Saya harus akui, itu kan sudah tim ada pembagian kerja. Ternyata pekerjaan itu banyak sekali, negosiasi dengan media partner itu susah sekali, saya juga sebagai ketua merasa bersalah sekali karena tidak membacanya sama sekali karena itu segalanya cepat," pungkasnya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/adt/boo)
Yunita Rachmawati
Advertisement