Kapanlagi.com - Persoalan antara Fanny dan Taufik Hidayat juga mendapat perhatian dari psikolog, Dadang Hawari. Pakar kejiwaan ini menilai pertikaian yang terjadi membuat derita bagi anak. Apalagi kedua belah pihak sadar akan hal itu. Oleh karena itu, masing-masing pihak harus saling terbuka agar perkembangan jiwa anak tidak terganggu hingga dewasa.

"Anak umur lima tahun itu tahu ada ibu dan bapak. Dan itu pasti akan ditanyakan terus," katanya via telepon belum lama ini . Ia juga berharap ada saling terbuka dari masing-masing untuk mencari solusi terbaik. "Sekarang yang diperlukan ada kejujuran dari para pihak untuk mengatakan yang sebenarnya," lanjutnya.

Ditambahkan, walau Taufik sudah menanggapi lewat pernyatan, namun tak juga memuaskan Fanny. Oleh karena itu diperlukan cara lain untuk mengetahui siapa bapak biologis Excel.

"Kalau ngga bisa dikorek lewat pernyataan ya melalui tes kesehatan. Tes DNA misalnya atau tes lain yang dapat membuktikan hal tersebut. Yang penting adalah pengakuan bagi si anak," ucapnya.

"Jadi ngga perlu malu jika anak ini mungkin hasil kecelakaan di masa lalu. Akui dulu saja. Sebab anak akan trauma bila tak ada pengakuan kalau sudah besar. Kecuali jika memang keduanya ingin ribut lalu masuk sidang dengan putusan yang menyatakan bahwa anak itu benar anaknya, kan malu. Daripada terus menerus saling adu argumentasi di media. Lebih baik akui, beres. Persoalan mau dinikahi atau tidak, terserah," sambungnya panjang lebar.

Tentang kebungkaman Taufik yang enggan bicara mengenai Fanny, Dadang punya argumen sendiri. "Saya pikir ada alasan tertentu dari Taufik mengapa enggan bicara. Karena orang tua tak setuju atau hal lain. Juga Fanny. Kenapa yakin kalau Taufik itu bapak biologisnya Excel? Pengakuan ini sangat penting karena menyangkut hidup masa depan anak. Seperti akte yang memang penting sekali. Ngga apa-apa jika namanya hanya numpang di akte. Yang penting akui sehingga status anak jadi jelas," imbuh pakar dan pengamat pendidikan seks remaja ini.