Ray Sahetapy Sampaikan Gagasan Kenusantaraan

Kapanlagi.com - Hiruk pikuk panggung politik Indonesia membuat seniman sekaligus aktor perfilman, Ray Sahetapy menyampaikan gagasan tentang kenusantaraan serta kekuatan yang dipunyai bangsa Indonesia."Berdasarkan kondisi fisik dan karakter bangsa ini, saya lebih nyaman menyebut bangsa Indonesia dengan istilah nusantara," kata Ray, dalam diskusi membedah ke-Indonesiaan bersama budayawan di Jakarta, Jumat (10/7).Menurut dia, kata 'Nusa' berarti pulau, pulau terdiri dari kesatuan tanah dan di antara pulau-pulau tersebut terdapat lautan yang berarti air. Karena keseimbangan dan karakteristik fisik Indonesia tersebut, Ray mengartikan nusantara adalah tanah air. Dalam gagasan keseimbangan tersebut, kata dia, terdapat sebuah impian mengenai perdamaian yang ada di Indonesia.Selain itu, Ray juga menguraikan pandangannya terkait dasar negara, yaitu Pancasila.Dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, Ray mengartikan bahwa setiap manusia Indonesia wajib menjadi ciptaan Tuhan yang satu, yaitu manusia, hewan, alam dan ciptaan lainnya.Ray memaknai sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dengan mengembangkan ciptaan manusia demi kemanusiaannya menuju peradaban yang mulia. Kemudian sila ketiga Persatuan Indonesia, diartikan menjaga persaudaraan antar manusia-manusia yang hidup di nusantara ini.Dalam sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, dimaknai sebagai usaha untuk menciptakan aturan main demi kebenaran secara demokratis dan bertanggungjawab kepada orang banyak.Pada sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mantan suami Dewi Yull ini mengartikan sebagai cara membagi secara jelas hasil kekayaan bumi nusantara, yaitu dengan komposisi 30% untuk negara, 30% untuk para pekerja, 30% bagi pemodal, serta 10% untuk lingkungan hidup dan kesehatan.Menurutnya, kesehatan harus digratiskan untuk seluruh rakyat Indonesia, sementara itu bidang pendidikan cukup dari subsidi saja. "Orang tidak akan bisa menempuh jenjang pendidikan bila secara mental dan fisik kesehatannya terganggu," kata Ray.Pergeseran pola pembelajaran yang berkembang dewasa ini, kata Ray, cenderung mengarah pada model pendidikan yang berpola kapitalistik, baik pembelajaran yang bersifat konvensional maupun individualistik. Demikian pula apa yang telah diterapkan oleh beberapa pakar pendidikan saat ini pun beberapa pemikirannya lebih banyak berpijak pada pola pemikiran barat dalam proses pembelajarannya, ujar Ray menambahkan.    

(kpl/dar)

Rekomendasi
Trending