Kapanlagi.com - Ibunda Asty Ananta, Yunyianingrum Agustarini, mengomentari pernikahan anaknya. Saat dihubungi awak media lewat sambungan telepon pada Senin (3/10), ternyata ibu beranak tiga ini tidak kenal dengan sosok Hendra Suyanto, pria yang menikahi Asty.

"Saya gak kenal. Gak pernah ada omongan. Saya belum pernah berdialog dengan pacarnya Asty itu. Saya lihat orangnya, tetapi secara pribadi dan berdialog belum. Sampai dia menikah saya belum pernah ada tanya jawab," ungkap Yunyianingrum.

Sebenarnya Asty sendiri telah datang bersama Hendra ke Semarang untuk menemui keluarganya bicara masalah pernikahan ini. Namun hanya sang suami saja yang bertemu dengan Asty sedangkan dirinya sedang dirawat di RS Karyadi, Semarang.

Pernikahan Asty Ananta - Hendra Suyanto tak dihadiri keluarga pihak mempelai wanita © instagram.com

"Baru H-3 lah lastminute-lah baru dibawa (ke rumah). Saat itu posisi saya lagi transfusi darah, opname di RS Karyadi. Tidak lamaran, dan hanya menetukan tanggal. (Hendra) Mohon izin, suami saya bilang silahkan, tapi kami sekeluarga tidak akan datang, cuma itu. Posisi itu saya tidak melihat, saya sedang transfusi darah di RS Karyadi. Setelah Asty pulang ke Jakarta saya baru diceritain sama suami saya. Mohon izin itu beda ya, sama mohon doa restu," tegasnya dengan nada yang lembut.

Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Yunyianingrum dan keluarga hanya agar Hendra bisa menjadi imam yang baik untuk Asty. Mereka pun tak segan memberikan restu jika Hendra bisa menegakkan salat lima waktu.

"Saya ini hanya seorang istri dan ibu, imam saya tetap suami saya. Syarat cuma satu, salat lima waktu. Kalau baca Quran semua orang bisa belajar tinggal bagaimana kemauannya ada. Hanya itu syaratnya, bisa menegakkan salat," ungkapnya dengan sopan.

Ibu Asty Ananta mendoakan agar anaknya tetap dalam iman Islam © instagram.com/dierabachir

Di akhir perbincangan ini, Yunyianingrum ditanya apa doa yang akan ia berikan pada Asty. Hanya satu yang doa yang ia ucapkan yakni agar sang anak selalu dalam iman Islam.

"Saya selalu mendoakan anak saya agar selalu dalam iman Islam. Anak yang seperti itu, pasti berbakti dengan orang tua, sesuai tata krama. Kita enggak minta didewakan, maaf-maaf ya, secara kasar sebagaimana orangtua. Saya mohon ditulis, semoga putri saya tetap berada dalam iman Islam. Saya mohon maaf, mohon ditulis singkat saja. Semoga bisa mengerti perasaan seorang ibu. Memang harus terjadi seperti ini, saya sedang diberi sakit, diberi ini (cobaan), semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa saya," tutup Yunyianingrum penuh emosional.