Terinspirasi Dari Catatan Sejarah: ‘THE DEVIL'S BATH’, Film Horor Austria yang Siap Berkompetisi di Oscar 2025

Ditulis oleh Muhammad Rayhankhan

THE DEVIL'S BATH, film terbaru dari duo sutradara Veronika Franz dan Severin Fiala, menawarkan pengalaman yang jauh melampaui horor biasa. Dirilis pada 8 Maret 2024, film ini berlatar di hutan Austria yang lembab dan mencekam, memberikan kesan awal bahwa film ini mungkin berkaitan dengan sihir atau pemujaan setan. Namun, THE DEVIL'S BATH justru mengangkat tema yang jauh lebih kompleks—sebuah eksplorasi mencekam tentang tekanan sosial dan penderitaan mental yang dialami oleh wanita pada abad ke-18.

Berdasarkan kisah nyata, film ini menggali salah satu bab tergelap dalam sejarah Austria yang menggambarkan kelamnya dunia yang diliputi oleh norma-norma sosial, agama, dan kontrol patriarki yang mengekang. 

Ceritanya mengikuti Agnes (diperankan oleh Anja Plaschg), seorang wanita muda yang tampak bahagia saat bersiap menikah dengan Wolf (David Scheid) dan pindah ke komunitas nelayan di tepi danau yang jauh dari desanya. Harapan akan kehidupan yang indah bersama suaminya dengan cepat berubah menjadi mimpi buruk. Didorong oleh takhayul yang kuat dalam masyarakat, Agnes semakin merasa terisolasi dan ditekan oleh lingkungan yang tidak bersahabat. Sepanjang film, Agnes dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dan situasi menakutkan, yang kemudian membuatnya menghadapi nasib tragis di tengah masyarakat yang diliputi ketakutan dan prasangka.

Sebelum menonton, yuk simak sederet fakta menarik THE DEVIL'S BATH. 

Minggu, 20 Oktober 2024 19:00
THE DEVIL'S BATH

Ketidakberdayaan Perempuan sebagai Tema Utama

THE DEVIL'S BATH secara jelas menyoroti penderitaan dan ketidakberdayaan wanita dalam menghadapi norma-norma sosial yang menindas. Film ini mengeksplorasi bagaimana masyarakat pada abad ke-18 membatasi peran wanita dengan ekspektasi yang ketat dari keluarga dan lingkungan kehidupan. Melalui perjalanan karakter utama, Agnes, penonton diajak untuk merasakan tekanan yang dialami wanita di tengah ketidakadilan patriarki, dimana suara dan pilihan mereka sering kali diabaikan.


Hak Cipta: youtube.com/@shudder
8/8