Kapanlagi.com - Di Jepang, ada banyak sekali bisnis atau industri pekerjaan yang jarang kalian temui di Indonesia. Selain industri film panas dan kelab malam, kini ada satu lagi kemunculan bisnis 'Papakatsu' yang tengah populer di kalangan para wanita.
Singkat cerita, para gadis bisa mendaftarkan diri untuk disewa oleh para pria tajir atau sugar daddy. Bahkan saking populernya binsis ini, sekarang juga sudah mulai banyak aplikasi baru bermunculan untuk mendaftarkan diri jadi anggota (gadis papakatsu).
Buat kalian yang penasaran, berikut adalah fakta-fakta seputar bisnis Papakatsu..
Credit: Youtube - Nobita from Japan
Mungkin banyak yang beranggapan jika bisnis Papakatsu ini sama artinya dengan prostitusi yang melibatkan hubungan seksual di luar nikah. Namun anggapan itu salah besar. Lewat channel Youtube Nobita From Japan, seorang gadis papakatsu yang tak ingin disebutkan namanya blak-blakan menceritakan pengalamannya."Aku tinggal di Tokyo yang biaya hidupnya cukup tinggi, jadi aku mencari pekerjaan part time yang bisa menghasilkan banyak uang dan suatu hari aku mengetahui tentang papakatsu dan mencobanya. Tentu saja awalnya aku juga skeptis, tapi beberapa temanku sudah melakukannya dan mereka bilang ini aman tanpa perlu berhubungan seks. Dan itu benar. Yang aku lakukan cuma makan bareng dan mendengarkan ceritanya, mengangguk lalu pura-pura senang," ungkap gadis tersebut.
Credit: Youtube - Nobita from Japan
Pertanyaannya, berapa uang yang harus dikeluarkan sugar daddy untuk membayar para gadis papakatsu tersebut? Ternyata tidak ada rate tetap, karena semuanya disepakati bersama antara kedua belah pihak."Aku biasanya menetapkan tarif US$ 48 (Rp 700 ribu) per jam untuk kencan di sebuah kafe, restoran atau sekedar berkendara bareng. Dari awal aku berkata pada mereka kalau tidak boleh ada seks dan kebanyakan dari mereka oke-oke saja," sambung gadis tersebut.
"Rata-rata usianya mulai dari 18 sampai 50 tahun. Pekerjaan mereka juga beragam, seperti anak kuliahan, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, single mother dan lainnya. Kebanyakan dari mereka melakukannya karena alasan keuangan. Si cowok biasanya seorang pebisnis tajir yang punya status tinggi, yang mana langka banget bagi kebanyakan gadis untuk bisa ngobrol dengan cowok seperti itu. Kadang, si gadis jadi bisa mengembangkan network mereka lewat papakatsu," ungkap Sara Takaishi, seorang wanita yang pernah bekerja di industri papakatsu.
"Jumlah gadis papakatsu semakin meningkat, terutama karena virus corona. Banyak perusahaan yang terpaksa tutup, terutama bisnis-bisnis malam yang paling terkena dampaknya, jadi para pekerja di sana tak punya pelanggan sekarang dan mereka beralih jadi gadis papakatsu," tambah Yuto, seorang produser dari industri Papakatsu.
"Aku mengajari mereka bagaimana caranya agar tidak ditipu oleh sugar daddy yang nakal. Aku memberikan mereka informasi tentang tipe-tipe sugar daddy yang harus mereka hindari. Aku juga mengajari mereka bagaimana caranya untuk memuaskan para pria tajir. Pastinya pria tak suka wanita yang terlalu serakah, jadi aku mengajari para member caranya untuk membuat sugar daddy mereka mau memberi makan,"
"Para pria tersebut tidak akur dengan istrinya atau tidak bahagia dengan rumah tangganya, jadi mereka merasa kesepian dan ingin merasa dicintai atau disembuhkan oleh orang lain. Tapi ada juga kok yang melakukannya meski rumah tangganya baik-baik saja karena merasa jika papakatsu dan pernikahan adalah 2 hal yang berbeda," tambah Sara.
Tapi tentu saja ada yang beranggapan lain, di mana bisnis papakatsu disebut bisa membantu perekonomian para gadis yang sedang butuh uang. Dengan begitu, bisnis papakatsu juga disebut bisa mengurangi angka kriminalitas.
Credit: Youtube - Nobita from Japan
Tapi tentu saja sejauh ini sudah ada beberapa gadis papakatsu yang jadi korban 'kenakalan' para sugar daddy. Seorang netizen bahkan sempat menceritakan kisahnya lewat akun Twitter."Dia (sugar daddy) bangun dan izin ke kamar mandi, lalu tiba-tiba pergi. Jadi aku harus membayar US$ 295 (Rp 4,3 juta). Aku sudah melaporkannya ke kantor polisi tapi mereka bilang jika ini adalah masalah pribadi, jadi aku tak bisa mengajukan laporan," tulis sang korban.
Credit: Youtube - Nobita from Japan
Tahun 2017 silam, salah satu rumah produksi di Jepang sempat mengangkat kisah tentang sugar daddy dalam drama bertajuk Papakatsu. Drama ini disutradarai oleh Hiromasa Kato dan dibintangi oleh Marie Litoyo dan Atsuro Watabe.Drama yang dikemas dalam 8 episode ini mendapatkan rating yang cukup tinggi dari para pecinga dorama Jepang.
(kpl/gtr)