YG Entertainment Buang Dokumen Seberat 2 Ton Pasca Seungri Diperiksa, Apa Alasannya?
Diperbarui: Diterbitkan:
Seungri Big Bang © Allkpop
Kapanlagi.com - Youtuber asal Korea Selatan yang mahir berbahasa Indonesia, Jang Hansol ikut membahas kasus Burning Sun. Dirinya mengunggah video yang menceritakan awal kasus Burning Sun tersebut beserta detail berita tambahan.
Salah satu detail yang diceritakannya adalah saat YG Entertainment ikut membuang dokumen-dokumen pasca Seungri diperiksa polisi. Seperti diketahui, boyband tempat Seungri bernaung, Big Bang adalah anak asuh YG Entertainment.
"27 Malam Seungri ke kepolisian, 28 pagi YG sudah menyewa perusahaan yang tugasnya membuang dokumen-dokumen. Jam 6 mobil pengangkut dokumen ukuran 1 dan 2 ton. Untuk mengangkut dokumen. Ada barang elektronik, laptop dan smartphone," ujarnya dalam akun Youtube pribadinya, Korea Reomit.
Advertisement
1. Diklaim Aktivitas Normal
Saat ditanya, pihak YG sendiri mengatakan jika aktivitas pembuangan dokumen tersebut adalah aktivitas yang normal. Aktivitas tersebut memantik kecurigaan karena tanggalnya yang kebetulan berdekatan dengan pemeriksaan Seungri.
"Ketika ditanya, YG bilang itu hanya aktivitas rutin. Kebetulan tanggalnya jatuh pada tanggal 28 Februari. Polisi tidak bisa merampas dokumen-dokumen tersebut karena tidak ada bukti bahwa dokumen tersebut berkaitand dengan kasus yang sedang diselidiki," tambahnya.
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
2. Artis Yang Terlibat Sebagai 'Tumbal?'
Hansol juga berbicara mengenai dugaan kasus Burning Sun ini besar untuk menutupi kasus-kasus lainnya. Menurutnya, kasus ini harus dibongkar sampai ke akar-akarnya.
"Banyak yang bilang kasus ini menutupi kasus-kasus yang lain. Tapi menurutku kasus ini yang perlu dibongkar sedalam-dalamnya agar tidak ada lagi kasus yang ditutupi. Banyak orang Korea yang bilang kasus ini harus ditangani dengan benar karena makin ke sini kesannya digiring ke arah para artisnya saja. Artis sebagai tumbal? Padahal di balik ini bisa saja ada pejabat, politisi, atau konglomerat," tutupnya.
(kpl/frs)
Sanjaya Ferryanto
Advertisement
