FILM INDONESIA

Kenang Tragedi Tsunami yang Tewaskan Personil Band Seventeen, Film 'KEMARIN' Bakal Dirilis

Selasa, 24 Maret 2020 23:04 Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

(Credit: Istimewa)

Kapanlagi.com - 22 Desember 2018 menjadi tanggal bersejarah bagi band Seventeen. Sayangnya, sejarah yang ditorehkan adalah kisah pilu dari Seventeen. Ya, saat itu terjadi sebuah tragedi Tsunami Tanjung Lesung yang menewaskan hampir semua personil band, crew, dan keluarga dari Seventeen.

Tragedi tersebut membawa pergi M. Awal Purbani (Bani - bassis), Herman Sikumbang (Herman - gitaris), Windu Andi Darmawan (Andi - drummer), serta Oki Wijaya (road manager), Ujang (kru) dan Dylan Sahara (istri Ifan). Untuk mengenang dan mengungkap fakta perjalanan band asal Yogyakarta tersebut, film semi dokumenter bertajuk KEMARIN bakal dirilis pada 23 April 2020.

1. Sudah Direncanakan Sebelumnya

Sebenarnya, rencana pembuatan film dokumenter ini sudah masuk dalam list Seventeen sebelum tragedi tersebut terjadi. Tepatnya, dua minggu sebelum kejadian, tim management dan band menggelar meeting dan menghasilkan tiga poin. Salah satunya adalah membuat sebuah film dokumenter tentang perjalanan band yang saat itu memasukin usia 20 tahun. Sayang, rencanan itu harus terhenti karena tragedi Tanjung Lesung.

Sebulan kemudian, 22 Januari 2019, secara ajaib tim management menemukan kamera milik almarhum Andi yang merekam detik-detik terakhir kebersamaan mereka sebelum manggung. Bahkan momen saat tsunami datang menggulung panggung Seventeen di lagu kedua mereka pun terabadikan. Kamera Andi ditemukan dalam keadaan rusak namun memory card masih bisa diakses datanya.

2. Film Dokumenter

"Setelah menemukan kamera Andi itu gue memutuskan untuk melanjutkan pembuatan doKumenter Seventeen. Ifan awalnya risih diikuti kamera kemana-mana karena salah satu cerita di sana adalah kejadian setelah tsunami dan Ifan satu-satunya personel inti yang bertahan hidup,” ujar Dendi Reynando CEO Makarya Pictures dalam press release yang diterima Kapanlagi.com.

Upie Guava pun didapuk menjadi sutradara dalam film KEMARIN. Bersama Wisnu Surya Pratama sebagai penulis naskah, mereka bermodalkan Stok footage yang dimiliki Seventeen berupa mini DV yang terkumpul dari tahun 2003. Total stok footage yang diolah sebanyak 50 jam lebih. Ditambah lagi mereka memproduksi ulang adegan tsunami dan menggunakan CGI.

3. Memberikan Sesuatu yang Indah

Bagi Upie, Seventeen bukanlah orang lain. Upie telah mengenal Seventeen sejak band ini datang ke Jakarta untuk pertama kalinya. Lewat film ini Upie pun ingin memberikan sesuatu yang indah untuk personil yang sudah tiada.

“Di setiap episode perjalanan Seventeen, kebetulan gue ada di dalamnya, dari pertama kali datang ke Jakarta dengan formasi sebelum ifan, mengirim demo ke label, sampai pergantian vokalis. Terlibat di film ini merupakan kehormatan, setidaknya saya ikut terlibat untuk memberikan sesuatu untuk teman-teman Seventeen yang sudah tidak ada," tutur Upie.

4. Distribusi Hingga ke manca Negara

Mahakarya Pict. bekerjasama dengan Mahaka Radio Integra di film KEMARIN. Adrian Syarkawi, CEO Mahaka Radio dan Mahaka Media mengungkapkan alasannya “Karena Seventeen salah satu band besar Indonesia yang sudah memberikan warna untuk industri musik Indonesia. Dan support untuk Ifan untuk terus berkarya," ujarnya.

Selain di Indonesia, film ini juga akan didistribusikan dan tayang di Negeri Jiran, Malaysia. Perilisan film KEMARIN juga akan menjadi penanda kembalinya Ifan Seventeen secara utuh ke dunia musik Indonesia. Setelah sebelumnya Ifan sempat menarik diri dari panggung dan rehat.

 


REKOMENDASI
TRENDING