Goliath: Pindahkan Ibu kota Atasi Kemacetan

Penulis: ahmat effendi

Diterbitkan:

Goliath: Pindahkan Ibu kota Atasi Kemacetan Goliath Foto: Hendra Gunawan

Kapanlagi.com - Banjir di Jakarta seolah-olah tidak pernah ada jalan keluarnya. Ditambah lagi ketika banjir pasti hal itu akan menambah kemacetan yang juga menjadi masalah tersendiri. Menurut Goliath mungkin jika ibu kota dipindahkan dari Jakarta ke daerah yang sepi permasalahan itu akan selesai.

"Masalah banjir atau macet di Jakarta nggak pernah ada jalan keluarnya. Tapi setidaknya dengan adanya perpindahan ibu kota, setidaknya mengurangi masalah kemacetan. Karena ibu kota kan pusat pemerintahan, mungkin kalau dipindahkan ke daerah sepi gitu misalnya Kalimantan, mungkin bisa mengurangi. Karena di Jakarta polemiknya sudah parah banget. Sistem kependudukan-nya, keadaan kotanya, dan transportasinya udah parah banget. Mungkin dengan perpindahan ibu kota mungkin senggak-enggaknya bisa meredakan masalah kemacetan," ujar Ary vokalis band Goliath ketika ditemui di Dahsyat RCTI, Kebon Jeruk beberapa waktu lalu.

Masalah banjir atau macet di Jakarta nggak pernah ada jalan keluarnya. Tapi setidaknya dengan adanya perpindahan ibu kota, setidaknya mengurangi masalah kemacetan. Karena ibu kota kan pusat pemerintahan, mungkin kalau dipindahkan ke daerah sepi gitu misalnya Kalimantan, mungkin bisa mengurangi. Karena di Jakarta polemiknya sudah parah banget. Sistem kependudukan-nya, keadaan kotanya, dan transportasinya udah parah banget. Mungkin dengan perpindahan ibu kota mungkin senggak-enggaknya bisa meredakan masalah kemacetan.
Goliath

Ary bersyukur selama ini Goliath belum pernah mengalami batal manggung karena banjir. Ia berdoa semoga jangan ada pembatalan konser seperti itu.

"Alhamdulillah belum pernah, karena kita kan dikenalnya belum sampai setahun ini. Hujannya gede gini juga baru sekarang-sekarang ini. Jangan sampai deh ada pembatalan kayak gitu, tapi mungkin pihak penyelenggara ngerti deh kalau keadaannya kayak gitu. Kalau banjir kayak gini terus Jakarta malah terlihat kayak kota tertinggal. Supaya dalam hal ini pemerintah bisa bekerja lebih baik lagi," katanya.

Masalah kemacetan ini menurutnya bukanlah akibat terlalu banyaknya mobil pribadi di Jakarta. Sebenarnya sudah ada aturan 3 in 1, tapi seperti masih banyak joki yang berkeliaran.

"Apa terlalu banyak orang kaya yang punya mobil pribadi?

Terlalu banyak orang kaya nggak juga. Itu hak pribadi mereka masing-masing. Udah ada aturan 3 in 1 tapi masih banyak jokinya. Hal itu nggak bisa dicegah juga karena banyak masyarakat di Jakarta yang cari nafkahnya dengan cara seperti itu. Kalau ada joki buat apa ada 3 in 1 juga. Sama aja bohong," ungkapnya.

Menurut Ary cara mengatasinya adalah dengan menanamkan kepedulian tentang lingkungan di masyarakat. Selama ini pembangunan tata kota Jakarta kurang mempedulikan tentang tempat penyerapan air dan hal ini jelas merugikan. Jika benar-benar peduli maka hal seperti itu harus diperhatikan.

"Banyak pemukiman yang baru dibikin, tapi mereka nggak memikirkan lahan. Tempat penyerapan air dipakai buat bangun rumah, jadi penyerapannya makin lama makin berkurang. Sekarang kan apa-apa kalau ada uang kan gampang. Jadi balik ke manusianya lagi. Kalau peduli dengan Jakarta kan harus dipikirkan juga hal-hal seperti itu," pungkasnya.    

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(kpl/hen/sjw)

Editor:

ahmat effendi

Rekomendasi
Trending