Jane Shalimar: Ibarat Sudah Diinjak Terus Dilepehin

Diperbarui: Kamis, 28 Agustus 2014 15:39 WIB Diterbitkan: Kamis, 28 Agustus 2014 08:51 WIB

Jane Shalimar © KapanLagi.com

Kapanlagi.com - Sejak berpisah dari Didi Soekarno, Jane Shalimar mengaku sudah tidak pernah lagi saling bertemu. Dia sempat berusaha mendapatkan barang-barangnya yang masih tertinggal di rumah Didi, namun merasa mempersulit. Padahal barang-barang itu, dinilainya masih sangat berharga.
"Saya mau ambil karena disusah-susahin sama ajudan atau penjaga rumah. Dibilangnya nanti aja deh kalau ada bapak," kata Jane Shalimar di Kantor MUI (Majelis Ulama Indonesia), Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2014).
"Karena tiba-tiba barang-barang saya ditaruh di samping halaman deket rumah, ya rusak dong. Sakit hati nggak sih? Itu yang buat saya mikir kelakuannya dia kayak anak kecil, kalau nggak suka sama sesuatu buang barang-barangnya dirusakin gitu saja," sambungnya.
Jane sangat menyayangkan tindakan Didi selama ini. Dirinya dan keluarga besarnya merasa dipermalukan dan dicurangi. Dia mengaku sudah capek berurusan dengan cucu Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno itu.

Jane Shalimar - Didi Soekarno © KapanLagi.com

"Di situ ada barang-barang saya yang rapi, saya sempet titip loh supaya disimpan di tempat yang baik, nah ini gimana nggak mau marah dengan kelakuannya (merusak). Ibarat sudah diinjak terus dilepehin," katanya.
Jane mengadu ke MUI, Senin (25/8/2014) untuk mendapatkan fatwa tentang sah atau tidaknya pernikahan yang pernah dijalaninya bersama Didi. Dia butuh kepastian status agar bisa menjalani hidup sesuai dengan norma agama yang diyakininya.
Sesudah mendapatkan fatwa MUI, nantinya Jane akan ke Komnas Perempuan. Dia berjanji akan memperjuangkan haknya sebagai perempuan yang selama ini sudah dinjak-injak.
"Kalau MUI sudah mengeluarkan fatwa, kita ajukan ke Komnas Perempuan. Karena ada hak-hak asasi perempuan yang harus dipenuhi. Karena klien kami sudah dirugikan lahir batin, keluarganya diinjak-injak," kata kata pengacara Jane Shalimar, Muhammad Zakir.